Hemingway, Fitzgerald. Dali, dan Picasso

Penulis

Selasa, 1 November 2011 04:48 WIB

Film Midnight in Paris

TEMPO Interaktif, Jakarta-


MIDNIGHT IN PARIS


Sutradara : Woody Allen
Skenario : Woody Allen
Pemain : Owen Wilson, Rachel McAdams, Michael Sheen, Kathy Bates, Marion Cottilard, Adrien Brody


Ketika jam dengan rewel berteriak 12 kali di Paris, Gil Pender segera meloncat ke dalam sebuah mobil kuno yang berisi Ernest Hemingway (Corey Stoll) sastrawan besar gagah dengan mulut berbau alkohol. Sepanjang perjalanan, dengan mata penuh kagum, Gil akan mendengarkan Hemingway bercerita tentang kegagahannya berguling berlumur lumpur saat bertempur di medan perang.


Gil Pender (Owen Wilson), seorang penulis yang hidup di tahun 2010 malam itu begitu saja kecebur ke tahun 1920-an: berpesta dengan musisi Cole Potter yang flamboyan, berbincang tentang sastra dengan pasangan Francis (Tom Hiddleston) dan Zelda Fitzgerald (Alison Pill); meminta saran pada penyair Gerturde Stein (Kathy Bates) dan dengan takzim mendengarkan ceracau kacau Salvador Dali Adrien Brody).


Advertising
Advertising

Bagaimana Gil Pender bisa pulang balik dari tahun 2010 ke 1920, hanya Tuhan dan cahaya lampu Paris yang bisa menjawab. Peristiwa sinting itu semula mengguncangnya. Dia ingin membaginya dengan Inez (Rachel McAdams), tunangannya yang cantik, materialistis, anak orang kaya yang manja itu. Tetapi Inez lebih terpesona pada pseudo-intelektual semacam Paul (Martin Sheen) yang berkicau dengan sok tau tentang karya Henri Mattise atau Pablo Picasso dengan fakta-fakta yang mudah ditemukan di internet). Sejak awal, kita sudah tahu hubungan mereka akan terperosok ke jurang.


Gil, seperti juga para protagonis Woody Allen lainnya, adalah lelaki cerdas tapi polos, neurotik tapi menyenangkan, yang selalu saja didorong keinginan tahu besar tentang berbagai paradoks dalam hidup. Bertemu dengan para seniman besar tahun 1920-an -- sebuah era yang dia anggap sebagai masa keemasan bagi kesenian di Barat-- adalah sebuah mimpi yang terwujud. Di masa itu, manuskripnya dibaca dan dibahas oleh Gertrude Stein yang simpatik yang selalu saja membuka pintu rumahnya bagi seniman dunia yang tengah berkunjung ke Paris . Gil menjadi peraya diri bahwa dia adalahs eorang penulis yang baik, bukan hanya penulis skenario Hollywood . Gil merasa cocok dengan hidup Paris setelahjam 12, hidup bersama sosok dan jiwa tahun 1920. Para seniman yang boros gemar berpesta itupun tak ada yang keberatan dengan “sosok masa depan” yang menyelinap begitu saja di antara mereka dan berdansa dengan gerak-gerik yang aneh itu. Bagi mereka, Gil adalah lelaki kocak yang menyenangkan dan tentu saja berbakat.


Tetapi lekatnya Gil dengan kota cahaya itu bukan hanya karena Paris yang cantik telah menyuguhkan sosok masa lalu di hadapannya, tetapi karena Paris adalah sebuah lemari buku gigantik yang menyimpan seluruh jejak seniman dunia. Tak pernah ada yang klise tentang Paris , meski para sineas dan sastrawan telah berkali-kali bercinta dengannya dan membuahkan begitu banyak anak-pinak . Paris di mata Allen tetap sebuah kota yang selalu ingin kita rangkul.


Gil tak ingin pergi dari sana . Kakinya terpaku memandang danau seperti yang tergambar pada lukisan Henri Matisse. Dia juga terpaku di era itu karena ada Adriana (Marion Cotillard), salah satu kekasih (fiktif) Pablo Picasso yang mirip bidadari yang jatuh ke bumi.


Inilah film Woody Allen yang berhasil meringkus perhatian dunia, bukan saja karena menjadi pembuka Festival Film Cannes tahun ini, tetapi memang film ini sungguh asyik, ringan dan segar. Tentu saja para penggemar Allen akan merasakan beberapa pengulangan adegan seperti film Purple Rose of Cairo (1985) di mana seorang tokoh film meloncat keluar layar film dan bersatu dengan tokoh nyata. Para tokoh seni dalam film ini adalah campuran sanjungan dan parodi. Sastrawan Ernest Hemingway yang terlalu kagum pada dirinya dan pada ototnya itu sungguh kocak dan persis seperti yang kita bayangkan dalam benak kita. Demikian juga Fitzgerald yang aristokratik dan Cole Potter yang kenes.


Film Midnight in Paris adalah sebuah perayaan tentang kenikmataan mencipta dan hidup di dalam dunia rekaan itu. Dan jam berdentang 12 kali……Kita mencebur ke dunia Hemingway, Fitzgerald, Dali dan Picasso…


Leila S.Chudor

Berita terkait

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

4 April 2018

Mira W Puas Dengan Arini Besutan Ismail Basbeth

Film Arini mampu menerjemahkan kisah dalam novel dengan baik dalam konteks kekinian

Baca Selengkapnya

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

17 Oktober 2017

Film Indonesia Diputar di Busan International Film Festival 2017

Film Ismail Basbeth ini diputar perdana pada A Window on Asian Cinema. Memperkenalkan film-film pilihan dari Most Talented Asian Filmmaker of The Year

Baca Selengkapnya

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

13 Oktober 2017

Garap Film Posesif, Sutradara Edwin: Tak Korbankan Idealisme

Menggarap film Posesif, menurut Edwin, sama sekali tidak mengorbankan idealismenya sebagai sutradara film selama ini.

Baca Selengkapnya

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

9 Oktober 2017

Star Wars: The Last Jedi, Ungkap Siapa Jedi yang Terakhir

Lucasfilm telah secara resmi mengumumkan bahwa trailer film Star Wars: The Last Jedi akan tayang pada hari Selasa, 10 Oktober 2017.

Baca Selengkapnya

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

22 September 2017

Di Pemutaran Film ini, Pria Kulit Putih Bayar Tiket Lebih Mahal

Shiraz Higgins ingin bicara soal adanya ketakadilan
pendapatan antara perempuan dan laki-laki di Kanada

Baca Selengkapnya

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

22 September 2017

Joko Anwar Gandeng Dua Seniman Main Film Pengabdi Setan  

Di film Pengabdi Setan, Joko Anwar membutuhkan ada pemain
yang bisa menerjemahkan cerita melalui gestur. Ia melibatkan
dua seniman di Pengabdi Setan

Baca Selengkapnya

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

15 September 2017

Gerbang Neraka, Film Horor Dengan Format Berbeda

Film Gerbang Neraka digadang sebagai film horor yang dikemas
lain dari gaya film horor sebelumnya

Baca Selengkapnya

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

31 Juli 2017

Jay Subyakto Didemo Warga Keturunan Wandan Terkait Film Banda

Ratusan warga mendesak DPRD untuk menunda penayangan film Banda yang disutradari Jay Subyakto.

Baca Selengkapnya

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

15 Juli 2017

Harry Styles dan Pangeran Harry Ramaikan Premier Film Dunkirk

Harry Styles mendampingi Pangeran Harry di karpet merah premier film Dunkrik karya Christopher Nolan.

Baca Selengkapnya

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

31 Mei 2017

Lebanon Akan Boikot Wonder Woman karena Diperankan Aktris Israel

Aktris Israel, Gal Gadot yang jadi Wonder Woman disebut-sebut menjadi anggota militer Israel.

Baca Selengkapnya