Mudarat Kebijakan Trump

Penulis

Selasa, 31 Januari 2017 23:06 WIB

Kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang membatasi arus imigran menuai kecaman. Langkah ini dianggap diskriminatif sekaligus kemunduran. Trump seolah melupakan fakta bahwa kemajuan Amerika selama ini dicapai berkat kerja keras para imigran.

Pemerintah Amerika bahkan memulangkan langsung imigran dari Irak, Iran, Suriah, Sudan, Libya, Somalia, dan Yaman. Padahal mereka mempunyai visa resmi atau memiliki status pengungsi. Cara ini dianggap berlebihan dan melanggar Konvensi Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial yang dikeluarkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Trump juga dinilai menabrak aturan anti-diskriminasi di Amerika. Pada 1924, Kongres Amerika memang pernah merestui pelarangan imigran dari kawasan yang dinamai "Asiatic Barred Zone", yang meliputi sebagian Eropa Timur, Asia, dan Afrika. Tapi aturan ini telah dihapus melalui Undang-Undang Imigrasi dan Kewarganegaraan pada 1965. Undang-undang ini melarang semua diskriminasi terhadap imigran atas dasar kebangsaan.

Kebijakan Trump merupakan kemunduran karena Amerika dianggap sebagai negara demokratis dan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Jangan lupa, Amerika Serikat dibangun oleh para imigran. Kemajuan negara ini juga ditopang oleh imigran yang datang dari segala penjuru dunia. Amerika Serikat akhirnya menjadi negara multietnis dan multikultural yang kuat secara politik dan ekonomi.

Pemerintah Amerika kini seolah mengabaikan jerih payah para imigran yang juga membesarkan negara ini. Sebut saja George Soros asal Hungaria; pendiri Google, Sergey Brin, dari Rusia; pemilik News Corporation, Rupert Murdoch, asal Australia; sampai Jaksa Agung Hawaii, Doug Chin, yang mendeklarasikan diri sebagai anak imigran Cina yang masuk Amerika pada 1950-an dan sukses mengadu nasib di sana.

Advertising
Advertising

Trump juga dianggap hipokrit. Istri Trump sendiri, Melania, berasal dari Slovenia, yang datang ke Amerika pada 1990-an. Ia baru mendapat green card beberapa tahun sebelum dinikahi oleh Trump pada 2005. Selama ini perusahaan Amerika juga banyak beroperasi di berbagai belahan dunia. Umumnya perusahaan-perusahaan itu menggunakan manajer asal Amerika.

Pemerintah Amerika beralasan bahwa para pendatang dari beberapa negara yang masuk daftar hitam bakal membuat onar. Dalih seperti ini tentu sulit diterima akal sehat. Negara sebesar Amerika semestinya memiliki aparat keamanan yang mampu mengantisipasi hal ini. Imigran yang berbahaya mungkin saja ada, tapi keliru besar bila Amerika menyaring imigran secara diskriminatif berdasarkan asal negara.

Kebijakan membabi-buta itu malah bisa merugikan. Dampak buruk yang mungkin diderita Amerika adalah kerugian perekonomian karena kurangnya tenaga kerja yang relatif murah. Amerika juga akan dinilai melempem dalam melindungi hak-hak masyarakat sipil dan pengungsi.

Berita terkait

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

2 menit lalu

Kemenhub Jelaskan Alasan Pangkas Bandara Internasional Jadi 17

Kemenhub memangkas sejumlah bandara internasional yang dinilai belum memanfaatkan perjalanan internasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Ciduk 12 Remaja Diduga akan Tawuran di Jakarta Barat, Sita 5 Celurit dan 1 Pedang

3 menit lalu

Polisi Ciduk 12 Remaja Diduga akan Tawuran di Jakarta Barat, Sita 5 Celurit dan 1 Pedang

Para remaja yang kedapatan hendak tawuran itu dibawa ke Polsek Kebon Jeruk dan Polsek Palmerah.

Baca Selengkapnya

Westlife Hadirkan Christian Bautista sebagai Tamu Spesial Konser di Candi Prambanan

7 menit lalu

Westlife Hadirkan Christian Bautista sebagai Tamu Spesial Konser di Candi Prambanan

Selain Christian Bautista, Westlife akan membawa pertunjukan konsep baru ke dalam konser mereka di Candi Prambanan pada 7 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

7 menit lalu

Kisah Dokter Gigi dari Universitas Gaza, Awalnya Bahagia Kini Hidup Terasa Hampa

Naim berasal dari keluarga dokter dan dokter gigi. Dia hidup gelimang kebahagiaan, namun penjajahan Israel telah membuat hidupnya hampa.

Baca Selengkapnya

5 Tips Atasi Mata Panda

17 menit lalu

5 Tips Atasi Mata Panda

Paparan sinar matahari yang berlebihan juga bisa memperburuk kondisi mata panda Anda.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga 1: Persebaya Surabaya Kalahkan Persik Kediri 2-1

17 menit lalu

Hasil Liga 1: Persebaya Surabaya Kalahkan Persik Kediri 2-1

Persebaya Surabaya berhasil menutup perjalanan di Liga 1 2023-2024 dengan kemenangan atas Persik Kediri.

Baca Selengkapnya

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

19 menit lalu

Prabowo Mengaku Disiapkan Jokowi dengan Matang untuk Jadi Presiden

Prabowo mengungkapkan hal itu di acara PBNU.

Baca Selengkapnya

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

26 menit lalu

Gempa Mengguncang dari Laut Selatan, Wisatawan Ramai Tinggalkan Pantai Pangandaran

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran membantah banyak wisatawan pulang mendadak dan sebabkan kemacetan pasca-guncangan gempa pada dinihari tadi.

Baca Selengkapnya

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

32 menit lalu

Ekonom BCA Ungkap Peluang Penguatan Rupiah di Bawah Rp 16.000 per Dolar AS

Ketegangan di Timur Tengah yang perlahan mereda menjadi salah satu faktor peluang menguatnya rupiah.

Baca Selengkapnya

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

32 menit lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya