Kasus Antasari: Hukum atau Politik

Penulis

Rabu, 15 Februari 2017 22:42 WIB

Langkah mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Antasari Azhar mempersoalkan kasus yang menjeratnya di masa lalu memicu kontroversi. Mengungkit kasus ini di tengah perhelatan pemilihan kepala daerah DKI Jakarta bisa dengan mudah dianggap sebagai bagian dari manuver pihak yang berseteru. Antasari perlu memberi bukti bahwa ini murni upaya mencari kebenaran-bukan untuk tujuan lainnya.

Antasari dihukum penjara karena diduga sebagai otak penembakan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran, Nasrudin Zulkarnaen, pada 14 Maret 2009, dan diganjar 18 tahun bui. Ia lepas dari balik jeruji besi setelah mendapat pembebasan bersyarat pada 10 November 2016. Mantan jaksa ini tak lagi berstatus terpidana setelah mendapat grasi dari Presiden Joko Widodo pada 16 Januari lalu.

Bebas dari tahanan, Antasari sempat menyatakan akan melupakan kasusnya di masa lalu. "Benci dan dendam sudah saya tinggalkan di penjara," katanya. Sikap itu seperti bertolak belakang dengan apa yang dilakukannya pada 1 Februari lalu, ketika ia datang ke Kepolisian Daerah Metro Jaya dan menanyakan pengusutan SMS palsu yang pernah ia laporkan enam tahun silam. SMS itu merupakan bukti utama yang menjerat Antasari.

Aroma politik dalam kasus ini memang sangat kuat karena langkah Antasari dilakukan tiga hari setelah ia bertemu dengan Presiden Jokowi. Pada 14 Februari lalu, Antasari juga melapor ke Mabes Polri dan mengungkapkan kedatangan Hary Tanoesoedibjo ke rumahnya sebagai utusan Susilo Bambang Yudhoyono, yang saat itu presiden dan kini Ketua Umum Partai Demokrat. Menurut Antasari, Hary membawa pesan Yudhoyono agar besannya, Aulia Pohan, tak ditahan. Antasari mengabaikan permintaan itu. Tak berselang lama, Antasari ditangkap karena kasus Nasrudin.

Langkah Antasari menuntut keadilan dengan meminta kasusnya dibuka patut diapresiasi. Memang banyak "bolong" yang menimbulkan tanda tanya dalam kasus ini. Selain soal SMS yang ia anggap palsu itu, Antasari meragukan bukti lain: baju Nasrudin yang tidak dihadirkan dalam persidangan, proyektil peluru yang tak cocok dengan senjata yang dipakai penembak, dan visum yang berbeda dengan luka di tubuh korban.

Advertising
Advertising

Hanya, manuver Antasari menjelang pemilihan memang bisa dibaca sebagai bagian dari pertarungan pilkada. Presiden Jokowi dan partai berkuasa mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Syaiful Hidayat. Sedangkan partai yang dipimpin Yudhoyono mengusung Agus Yudhoyono-Sylviana Murni. Yudhoyono menuding ada motif politik dalam pengungkapan Antasari, yaitu untuk menjegal anaknya.

Untuk membuktikan bahwa kasus Antasari murni hukum, ia harus melakukan langkah lebih serius, misalnya membantu menyodorkan bukti kuat bahwa ia adalah korban kriminalisasi di era pemerintahan Yudhoyono. Pemerintah juga harus serius mengusut kasus ini, untuk meyakinkan publik bahwa perkara Antasari semata kasus hukum-tak ada urusannya dengan politik.

Berita terkait

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

8 menit lalu

Hammersonic 2024 Malam Ini: Profil Atreyu yang Mengusung Metalcore

Atreyu merupakan band metal legendaris asal California Selatan. Mereka akan tampil pada hari kedua Festival Hammersonic 2024 malam ini.

Baca Selengkapnya

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

10 menit lalu

Soal Partai di Luar KIM Gabung Koalisi Prabowo, Gerindra Sebut Tak Pernah Punya Masalah dengan PKS

Politikus Gerindra mengatakan belum ada komunikasi langsung dari PKS untuk bergabung dengan koalisi Prabowo.

Baca Selengkapnya

Waspada Penipuan Visa Non Haji, Kemenag: Kuota Haji Indonesia Sudah Penuh

17 menit lalu

Waspada Penipuan Visa Non Haji, Kemenag: Kuota Haji Indonesia Sudah Penuh

Kementerian Agama atau Kemenag mengimbau jemaah waspada terhadap tawaran visa non haji yang tidak resmi.

Baca Selengkapnya

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

19 menit lalu

Inilah 5 Minuman yang Bisa Memperlancar BAB

Berikut ini lima minuman kesehatan yang bagus untuk menghilangkan sembelit serta perlancar BAB.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

29 menit lalu

Penjelasan Lengkap Jubir Prabowo Soal Presidential Club

Presidential club adalah istilah yang bisa disematkan untuk silaturahmi para mantan presiden dengan presiden yang sedang menjabat.

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

32 menit lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

41 menit lalu

Pabrik Sepatu Bata Gulung Tikar, Berikut Perjalanan Bisnisnya di Indonesia

Pabrik sepatu Bata di Purwakarta tutup karena merugi. Bata pernah menjadi salah satu industri sepatu terbesar di dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Paling Ditunggu, Young K dan Day6 Sapa Penggemar Indonesia Setelah 5 Tahun di SHI 2024

43 menit lalu

Paling Ditunggu, Young K dan Day6 Sapa Penggemar Indonesia Setelah 5 Tahun di SHI 2024

Pada acara musik tahunan itu, idol K-Pop Kang Young Hyun alias Young K menjadi musisi yang paling sibuk.

Baca Selengkapnya

Chipset Snapdragon 8 Gen 4 Disebut akan Diluncurkan Pertengahan Oktober Ini

48 menit lalu

Chipset Snapdragon 8 Gen 4 Disebut akan Diluncurkan Pertengahan Oktober Ini

Detail baru yang dibagikan oleh tipster mengungkapkan bahwa Snapdragon 8 Gen 4 memiliki arsitektur inti "2+6".

Baca Selengkapnya

Manfaat Menjaga Hubungan dengan Teman Masa Kecil, Sahabat Sejati

51 menit lalu

Manfaat Menjaga Hubungan dengan Teman Masa Kecil, Sahabat Sejati

Tak semua orang mampu menjaga hubungan dengan teman masa kecil. Padahal, mereka adalah bagian dari perjalanan kehidupan kita.

Baca Selengkapnya