Bijak Melihat Banjir

Penulis

Selasa, 21 Februari 2017 22:42 WIB

Episode banjir besar yang kembali melelepkan 54 wilayah di Jakarta semestinya menyadarkan semua pihak. Banjir masih sulit digebah dari Ibu Kota. Namun menyalahkan program penanggulangan banjir Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai program yang sepenuhnya gagal juga tidak bijaksana.

Sungguh tidak etis bila ada kandidat mempolitisasi isu banjir ini untuk memenangi pemilihan kepala daerah. Lebih baik mereka adu gagasan menyodorkan solusi mengatasi banjir.

Program pemerintah DKI Jakarta menormalisasi Sungai Ciliwungyang dimulai dari Jalan T.B. Simatupang hingga Pintu Air Manggaraimasih jauh dari harapan. Program itu baru berjalan kurang dari 60 persen lantaran terbentur masalah pembebasan tanah. Sengketa lahan juga mendera proyek sodetan Ciliwung menuju Kanal Banjir Timur. Pendekatan ke masyarakat serta sosialisasi soal mendesaknya proyek ini harus terus dilakukan.

Siapa pun Gubernur DKI kelak semestinya juga mafhum bahwa banjir bukan hanya urusan Sungai Ciliwung, seperti yang selama ini sering didengung-dengungkan. Banjir di Cipinang Melayu hingga setinggi 1-2 meter, misalnya, terjadi karena luapan air Sungai Sunter dan Kalimalang. Banjir di sekitar Pulomas dan Kelapa Gading juga bukan karena Sungai Ciliwung, melainkan akibat melimpahnya air Kali Sunter. Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyebutkan banjir disebabkan oleh drainase perkotaan yang tidak mampu menampung aliran air sungai saat hujan.

Banjir Jakarta sudah sangat kronis. Butuh solusi ekstra untuk mengatasinya. Dengan laju penurunan muka tanah di daratan Jakarta yang terus meningkat dari 5-6 sentimeter menjadi 10-11 sentimeter per tahun, tak mudah melawan air bah. Apalagi permukaan air laut juga terus meningkat 0,1-2,2 sentimeter per tahun akibat pemanasan global. Kucuran hujan dalam beberapa jam saja sudah membuat Jakarta menjadi "lautan". Seperti pada banjir kali ini, curah hujan di Kelapa Gading mencapai 145,4 milimeter per hari (hujan sangat lebat). Tanpa air kiriman dari Bogor pun, Jakarta Utara kesulitan mengatasi luapan air.

Advertising
Advertising

Butuh lebih dari slogan kampanye untuk mengatasi banjir Jakarta. Banjir hanya bisa dilawan dengan strategi yang komprehensif. Dimulai dari normalisasi Sungai Ciliwung, merampungkan sodetan Ciliwung, pengerukan saluran drainase dan 13 sungai penting di Jakarta, revitalisasi pompa-pompa tua, sampai pembangunan waduk di Ciawi, Bogor, untuk menahan air dari hulu.

Itu sebabnya, ketimbang membuang energi saling menyalahkan mengapa banjir terjadi, sebaiknya para kandidat dan pejabat Ibu Kota memfokuskan diri menyodorkan solusi. Kemampuan manajemen Kota Jakarta mengantisipasi banjir juga harus ditingkatkan. Bila tidak, hujan deras yang bakal mengguyur Jabodetabek sampai Maret mendatang bisa menjadi petaka dan Jakarta akan terus kembali kebanjiran.

Berita terkait

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

42 menit lalu

Partai Narendra Modi Bagikan Video Hasutan tentang Oposisi dan Komunitas Muslim India

Video animasi yang dibagikan oleh partai Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan partai Kongres sebagai oposisi dan komunitas Muslim.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

44 menit lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

1 jam lalu

KPK Terima Konfirmasi Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Bakal Hadiri Pemeriksaan Hari Ini

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor sudah 2 kali mangkir dalam pemeriksaan KPK sebelumnya dan tengah mengajukan praperadilan.

Baca Selengkapnya

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

2 jam lalu

Pengeroyokan Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Saat Doa Rosario, Polisi Tangkap Beberapa Orang

Akibat pengeroyokan itu, dua mahasiswa Universitas Pamulang mengalami luka, satu di antaranya adalah penghuni kos lain yang berusaha melerai.

Baca Selengkapnya

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

3 jam lalu

Profil Eko Patrio yang Disiapkan PAN Jadi Menteri did Kabinet Prabowo

Nama komedian Eko Patrio disebut oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan atau Zulhas pada Ahad, 5 Mei 2024 lalu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

3 jam lalu

Kecelakaan Mobil Polisi Tabrak Mikrobus di Tol MBZ, Pengemudi Diduga Mengantuk

Kedua kendaraan yang terlibat kecelakaan di Tol MBZ itu langsung diamankan di Induk PJR Jakarta-Cikampek.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

3 jam lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

3 jam lalu

Saran Dokter untuk Jaga Kesehatan Kulit saat Cuaca Panas

Berikut saran spesialis kulit untuk menjaga kesehatan kulit di tengah cuaca panas seperti belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

3 jam lalu

Gerindra Jajaki Koalisi dengan Parpol Lain di Pilkada Jawa Tengah, Ini Alasannya

Gerindra sebelumnya sudah berkomunikasi dengan Demokrat untuk Pilkada Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

3 jam lalu

Jadwal dan Tahapan Sidang Sengketa Pileg 2024 Hingga Juni Nanti

MK akan memutus Perkara PHPU atau sengketa Pileg: anggota DPR, DPD, dan DPRD dalam tenggang waktu paling lama 30 hari kerja sejak permohonan dicatat.

Baca Selengkapnya