Tak Perlu Risau Demokrasi Kebablasan

Penulis

Kamis, 23 Februari 2017 22:51 WIB

Presiden Joko Widodo tak perlu cemas terhadap apa yang disebutnya sebagai demokrasi kebablasan. Presiden semestinya menyikapi secara lebih bijak hiruk-pikuk demonstrasi di jalanan yang belakangan terjadi ataupun hujatan pedas yang kian marak di media sosial.

Mengumbar keresahan di depan publikpada acara pengukuhan pengurus DPP Partai Hanurakemarin, justru menunjukkan kepanikan. Sesuatu yang tidak perlu karena Presiden memiliki kekuasaan besar untuk "memberantas" hal itu jika memang dikehendaki. Antara lain dengan mengeluarkan aturan.

Pernyataan Jokowi cukup menghebohkan. Ia menyatakan demokrasi yang kebablasan membuka peluang artikulasi politik yang ekstrem, seperti liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme, terorisme, serta ajaran-ajaran yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Jokowi memberikan contoh penyimpangan praktek yang dia maksudkan, seperti politisasi SARA serta saling memaki dan menghujat, yang bisa memecah-belah bangsa.

Mudah ditebak, Jokowi merujuk pada kasus yang menimpa Basuki Tjahaja Purnama, calon inkumben Gubernur DKI Jakarta. Mantan pasangan Jokowi ketika menjabat Jakarta-1 itu dituduh menistakan agama dan saat ini diadili oleh Pengadilan Negeri Jakarta Utara. Di media sosial, para pendukung dan lawan Ahok saling serang dengan berbagai kalimat kasar.

Kebebasan berbicara merupakan bagian dari demokrasi. Pasal 28 Undang-Undang Dasar 1945 menyebutkan kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan sebagainya, ditetapkan dengan undang-undang. Artinya, konstitusi tidak melarang masyarakat Indonesia berbicara. Karena itu, Presiden tak perlu cemas ihwal demokrasi.

Advertising
Advertising

Jika yang membuat Jokowi risau adalah kebablasan dalam hal kemerdekaan mengeluarkan pendapat, seperti berita bohong alias hoax, solusinya sederhana. Gunakan parameter konstitusi: apakah ada penyimpangan? Adakah aturan yang ditabrak?

Presiden sebenarnya tahu bahwa kunci menghadapi demokrasi yang kebablasan adalah penegakan hukum. Karena itu, ia meminta aparat hukum menindak tegas setiap pelanggaran yang terjadi. Menegakkan hukum merupakan pilihan tepat ketimbang mengumbar kerisauan di depan publik.

Kebebasan dan penegakan hukum seperti dua sisi mata uang dalam kehidupan berdemokrasi. Kebebasan tanpa batas bakal menimbulkan kekacauan. Sebaliknya, penegakan hukum yang berlebihan dan pemerintah yang berkuasa dengan represif akan membungkam suara publik. Karena itu, kedua roda tersebut harus berputar bersama.

Berita terkait

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

3 menit lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

3 menit lalu

Mayoritas Dosen Bergaji di Bawah Rp 3 Juta, Begini Respons Pemerintah

Serikat Pekerja Kampus (SPK) menyebut mayoritas dosen bergaji di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

11 menit lalu

indonesia Bakal Pamerkan Infrastruktur Hijau Dalam World Water Forum ke-10, Proyek Apa yang Menonjol?

Berbagai konsep dan realisasi infrastruktur energi hijau milik Pemerintah Indonesia bakal menampang di World Water Forum ke-10 di Bali.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

11 menit lalu

Pengamat: Proses Sidang Sengketa Pilpres di MK Membantu Redam Suhu Pemilu

Ahli politik dan pemerintahan dari UGM, Abdul Gaffar Karim mengungkapkan sidang sengketa pilpres di MK membantu meredam suhu pemilu.

Baca Selengkapnya

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

12 menit lalu

Mulai Terganggu Netizen Julid, Abidzar Ingin Blokir dan Bikin Penggemar Sendiri

Abidzar menanggapi komentar julid netizen yang mempersoalkan tato palsu dan adegan menggendong perempuan di video barunya.

Baca Selengkapnya

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

15 menit lalu

Jonatan Christie Menang, Tim Putra Indonesia Melangkah ke Final Piala Thomas 2024

Jonatan Christie memastikan langkah Indonesia ke babak final Piala Thomas 2024 setelah memetik kemenangan atas Wang Tzu Wei.

Baca Selengkapnya

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

34 menit lalu

Tim Bulu Tangkis Indonesia Lolos ke Final Piala Uber 2024, Ricky Soebagdja: Bukti Secara Kemampuan Mereka Ada dan Bisa

Manajer tim sekaligus Kepala Bidang Binpres PP PBSI, Ricky Soebagdja, mengapresiasi perjuangan tim putri Indonesia mencapai final Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

37 menit lalu

Bersiap Maju Pilkada, Bupati Petahana Buru Selatan Ambil Formulir ke Partai

Pengambilan formulir ke PKB, Nasdem, hingga PSI.

Baca Selengkapnya

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

46 menit lalu

TPA Piyungan Yogya Ditutup Permanen, Ini Jurus Bantul Cegah Aksi Buang Sampah Sembarangan

Penutupan TPA Piyungan di Bantul ternyata membuka masalah baru, banyak warga membuang sampah sembarangan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

53 menit lalu

Terkini Bisnis: Cek Syarat Pendaftaran CPNS Polsuspas, Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani

Syarat pendaftaran CPNS Kepolisian Khusus Pemasyarakatan (Polsuspas) yang banyak diminati oleh para pelamar dari seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya