Heboh Investasi Arab Saudi

Penulis

Rabu, 1 Maret 2017 22:52 WIB

Lawatan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud ke Indonesia disambut gegap-gempita. Sang raja disebut-sebut bakal menanam investasi senilai US$ 25 miliar atau sekitar Rp 334 triliun. Dana itu akan dikucurkan ke berbagai bidang, termasuk sektor minyak dan gas.

Sambutan yang luar biasa itu wajar. Setelah 47 tahun, baru kali ini Raja Arab Saudi berkunjung ke negara kita. Lawatan ini bisa membuka babak baru kerja sama kedua negara dan mempererat hubungan diplomatik. Tapi terlalu optimistis ihwal kucuran investasi dari Arab Saudi bukanlah sikap yang bijak.

Pengalaman menunjukkan realisasi investasi Arab Saudi tidak selalu berjalan lancar. Sejumlah nota kesepahaman proyek investasi, seperti pembangunan kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat; dan kilang Dumai di Riau, terkatung-katung. Perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, tak kunjung mengucurkan dana. Proyek tersebut akhirnya dikelola sepenuhnya oleh Pertamina tanpa investor asing.

Angka investasi Arab Saudi selama ini juga kecil. Selama 2011-2016, investasi Arab Saudi hanya US$ 34,3 juta atau 0,02 persen dari total investasi asing di Indonesia. Nilai investasi negara itu di Indonesia hanya berada di urutan ke-57. Sepanjang 2016 realisasi investasi Arab Saudi hanya US$ 900 ribu untuk 44 proyek. Angka itu jauh di bawah realisasi investasi negara Timur Tengah lainnya, seperti Kuwait, yang mencapai US$ 3,6 juta.

Adapun lima investor terbesar adalah Singapura (sebesar US$ 2,9 miliar), Jepang (US$ 1,6 miliar), Hong Kong (US$ 500 juta), Cina (US$ 500 juta), dan Belanda (US$ 300 juta).

Advertising
Advertising

Bantuan kemanusiaan pemerintah Arab Saudi selama ini juga tak berjalan mulus. Korban musibah crane di Masjidil Haram pada 2015 hingga kini belum mendapat santunan. Dalam insiden itu, 12 anggota jemaah Indonesia meninggal dan 42 orang cedera. Pemerintah Arab Saudi sempat menjanjikan santunan sebesar 1 juta riyal atau Rp 3,8 miliar bagi semua keluarga korban meninggal serta 500 ribu riyal atau Rp 1,9 miliar untuk korban luka.

Itu sebabnya, rencana investasi besar-besaran Arab Saudi mesti ditanggapi secara kritis. Apalagi negara ini tengah mengalami kesulitan ekonomi. Anjloknya harga minyak dunia sejak 2014 memukul perekonomian Arab Saudi. Negeri minyak itu mengalami defisit US$ 89 miliar tahun lalu. Padahal 80 persen pendapatan mereka berasal dari ekspor minyak. Rencana investasi Arab Saudi ke sejumlah negara Asia, termasuk Indonesia, harus dilihat sebagai upaya negara itu mendapatkan sumber pendapatan baru di luar minyak.

Pemerintah Indonesia harus tetap memanfaatkan peluang itu. Kalau Arab Saudi serius menjalin kerja sama ekonomi dan mengucurkan banyak dana, pemerintah perlu menyiapkan diri. Tapi masyarakat perlu menyadari pula bahwa rencana investasi yang disebutkan dalam lawatan resmi belum tentu semuanya bisa direalisasi.

Berita terkait

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

7 menit lalu

20 Tahun Pembunuhan Munir, Kronologi Kematian Aktivis HAM Akibat Racun Arsenik di Pesawat

20 tahun sudah kematian Munir tidak kunjung menemukan titik terang mengungkap siapa dalang pembunuhan Munir sesungguhnya.

Baca Selengkapnya

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

8 menit lalu

5 Drakor Dibintangi Son Na Eun Selain Romance in the House

Aktris berbakat Korea, Son Nae Eun beradu akting dengan Choi Minho dalam drama Korea terbaru bertajuk Romance in the House.

Baca Selengkapnya

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

8 menit lalu

Pendukung Gibran Rakabuming Laporkan Rocky Gerung, Polisi Belum Menemukan Adanya Pidana

Pendukung Gibran menuduh Rocky Gerung dalam sebuah acara di televisi telah menyebarkan berita bohong tentang Wali Kota Solo.

Baca Selengkapnya

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

23 menit lalu

Dosen Hukum Pidana UGM Sanggah Nurul Ghufron yang Sebut Kaesang Tak Wajib Laporkan Terima Gratifikasi

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menyebut Kaesang tidak perlu melaporkan gratifikasi. Dosen Hukum Pidana UGM bilang tidak boleh dibebaskan kasusnya.

Baca Selengkapnya

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

31 menit lalu

Misa di Papua Nugini, Paus Fransiskus: Tuhan Menyentuh Orang hingga Ujung Dunia

Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus di John Guise Stadium dihadiri sekitar 35 ribu umat.

Baca Selengkapnya

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

34 menit lalu

Penyebab Paus Fransiskus Hanya Hidup dengan Satu Paru-paru

Meski hanya memiliki satu paru-paru, Paus Fransiskus sanggup melakukan perjalanan jauh ke berbagai penjuru dunia.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

43 menit lalu

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron Langgar Kode Etik Soal Intervensi Mutasi ASN Kementan

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron terbukti melakukan pelanggaran kode etik soal penyalahgunaan pengaruh atau jabatan di balik mutasi ASN Kementan.

Baca Selengkapnya

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

45 menit lalu

Profil Cak Lontong, Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno yang Disebut Good Looking

Cak Lontong Ketua Tim Pemenangan Pramono Anung dan Rano Karno dalam Pilkada Jakarta 2024. Sebelumnya, Pramono sebut ketua timnya sosok good looking.

Baca Selengkapnya

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

49 menit lalu

Tips Mendaki Bagi Pemula dan 5 Larangan saat Naik Gunung

Ada sejumlah persiapan dan larangan saat naik gunung

Baca Selengkapnya

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

59 menit lalu

Mahfud Md Pernah Menunjuk Faisal Basri Jadi Satgas TPPU, Bongkar Kasus Impor Emas Senilai Rp 189 Triliun

Mahfud Md pernah menunjuk Faisal Basri jadi Satgas TPPU. Ini hasil temuan bersama timnya, termasuk bongkar kasus impor emas senilai Rp 189 triliun.

Baca Selengkapnya