Tiga Huruf

Penulis

Senin, 13 Juli 2015 00:00 WIB

Tiga aksara muncul enam kali dalam Quran, Alif Lam Mimdan orang bertanya-tanya apa artinya.

Tak ada yang tahu. Tafsir datang silih berganti. Ada yang mengatakan bahwa bentuk tiga huruf itu melambangkan jalan hidup manusia. Ada pula yang membacanya sebagai bagian dari "matematika" Tuhan dengan angka-angka.

Saya tak tahu mana yang benar.

Saya hanya menyerah. Alif yang bergandeng dengan Lam dan bergandeng lagi dengan Mim itu agaknya menunjukkan betapa tak tepermanainya hubungan antara yang maha-tak-tergambarkan dan bahasa manusia.

Sering dikatakan hubungan itu terjadi dalam wahyu. Wahyu datang dan jadi pengalaman religius yang intens, yang tak dapat diulangi, yang hanya bisa dirasakan sendirian dan mampu mengubah hidup seseorang: "the individual pinch of destiny", dalam kata-kata William James. Wahyu turun dan sang penerima menadahnya dengan gentar gemetar, terguncang terpesona. Tak ada kata-kata.

Advertising
Advertising

Tapi tak selamanya. Memang, seseorang yang baru berada dalam sebuah pengalaman religius bisa memilih diam bersama ketakmampuannya bercerita. Atau keengganannya. Tapi kemudian ia merasa perlu memakai bahasajuga buat dirinya sendiriagar pengalamannya yang unik itu tak sekadar sekali terjadi dan sudah itu tak bisa ditengok kembali.

Bahasa adalah perekam. Itulah sebabnya puisi digubah, catatan harian ditulis, pengalaman dikisahkan. Dengan itu orang ingin menghadirkan kembali apa yang dialami, meskipun tentang hal yang sebenarnya tak dapat dihadirkan kembali. Jalaludin Rumi pernah mengatakan ada "rahasia yang tak terungkapkan" dan itu adalah Cinta, tapi pada saat yang sama ia menulis berpuluh baris tentang "rahasia" itu.

Dengan kata lain, ada "rahasia yang tak terungkapkan" namun yang terasa mendesak agar diungkapkan. Ada cinta yang ibarat lautan tak bertepi tapi kemudian direnungkan dan dinilai kembali. Ketegangan selalu terjadi dalam diri seseorang yang berada dalam hubungan yang akrab dan bergelora, baik dengan seseorang maupun dengan Tuhan. Sang pencinta tahu kata-kata tak mampu menguraikan kegandrungannya, namun ternyata ia perlu bahasa untuk merekonstruksi dan "membaca" kegandrungannya sendiri itu.

Mirip ketika kita terbangun dari tidur yang lelap dan mencoba menyusun sebuah narasi yang utuh dari kegalauan mimpi.

Dalam menyusun narasi itudalam "membaca" itukita sesungguhnya membuat tafsir. Kita meninjau pengalaman kita dengan interpretasi. Tiap penerima wahyu melakukan itu. Ia gentar, gemetar, dan terpesona, tapi ia tak mau terus-menerus bingung. Wahyu itu pun jadi teks, dan teks itu disertai sebuah ta'wil.

Tak selamanya ta'wil itu membuat yang diinterpretasikan jadi transparan. Kita ingat tiga huruf itu: Alif Lam Mim seakan-akan sebuah gudang perbendaharaan ilmu yang tak kunjung kita dapatkan kunci pembukanya. Tak ada kamus, juga perbendaharaan kata para sufi, yang bisa menerjemahkannya.

Ada sebuah telaah tentang kamus para sufi di zaman awal Islam. Saya menemukan satu kutipan dari Rzbihn. Sufi dari Shiraz, Iran, di abad ke-12 ini terkenal dengan ungkapan-ungkapannya yang seperti prosa liris yang bergelora, shathiyyt. Ia diejek sebagai Doctor Ecstaticus, tapi ia memang yakin ada kata-kata tertentu yang jadi "wahana bagi rahasia-rahasia", kata-kata yang "digetarkan oleh cahaya". Di sana, menurut Rzbihn, terkandung rumz dari "khazanah titah Ilahi yang sayup-sayup lembut".

Dalam tradisi mistisisme masa itu, hanya orang-orang tertentu yang dapat menangkap isyarat Tuhan. Sebuah hierarki pun terbentuk: di tingkat atas sekali sang Guru, dan di lapis berikutnya, secara berjenjang, mereka yang berbeda-beda dalam pengalaman dan kapasitasnya bisa akrab dengan isyarat Ilahi.

Kini, hierarki itu mudah digugat. Islam tak mengakui kelas "kependetaan", meskipun terus-menerus dirundung kecenderungan itu. Semangat sufi pada hakikatnya egaliter, sebab dalam iman dan dalam pengalaman religius tak ada pengukur untuk membuat peringkat.

Lagi pula masalahnya mungkin ada dalam sifat bahasakhususnya bahasa yang lazim kita temui dalam kitab-kitab suci, yang berbicara dengan energi puitik. Puisi mengakui, kata-kata tak pernah memadai untuk mengungkapkan pengalaman yang terdalam, apalagi kata-kata yang sudah diulang-ulang orang ramai. Para penyair, Roestam Effendi dan Chairil Anwar, misalnya, terkadang merasa perlu menciptakan bentukan kalimat dan kosakata baru. Tapi puisi mereka juga tak bisa mengelak sama sekali dari bahasa yang tumbuh secara sosial. Dalam pergulatan antara bahasa privat dan bahasa publik itulah puisi sering mengejutkan, kadang aneh dan sulitsebagaimana bahasa kitab suci. Tapi energi puitik tak membuat kitab suci, atau buku sajak, jadi seunggun teka-teki yang bisa dipecahkan dengan prosedur analisis.

Alif Lam Mim. Rasanya ini juga bukan teka-teki. Rasanya ini sentuhan yang "sayup-sayup lembut" untuk kembali ke dalam pengalaman religius. Rasanya tak dibutuhkan seorang aulia buat mengungkapkan makna yang benar dari tiga huruf ini, sebab apa yang akan diungkapkannya akhirnya toh juga sebuah interpretasi.

Seorang teman mengutipkan kalimat seorang penelaah Quran: al-wajh al-akhtar li al-nass. Interpretasi adalah sisi lain teks: dua belahan dari sebuah pengalaman religius yang tunggal. Tak ada teks yang tak diinterpretasikan. Tak ada interpretasi tanpa sejarah. Tak ada seorang besar atau kecil yang menafsir dari luar ruang tertentu, waktu tertentu. Tak ada yang tak harus disertai kerendah-hatian.

Alif Lam Mim. Ia mengingatkan, kita bukan pikiran yang sepenuhnya mengerti.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

13 menit lalu

Alasan PAN Siapkan Eko Patrio sebagai Calon Menteri Kabinet Prabowo

Eko Patrio dianggap telah berhasil memimpin PAN untuk meraih kursi dalam DPRD DKI Jakarta dan DPR RI.

Baca Selengkapnya

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

24 menit lalu

Lagi, Benjamin Netanyahu Menolak Tuntuan Hamas untuk Mengakhiri Perang Gaza

Benjamin Netanyahu menolak tuntutan Hamas yang ingin mengakhiri perang Gaza untuk ditukar dengan pembebasan sandera

Baca Selengkapnya

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

35 menit lalu

Destinasi Wisata di Chengdu yang jadi Tuan Rumah Piala Thomas dan Uber 2024

Salah satu destinasi wisata utama untuk dikunjungi adalah Pasar Malam Chengdu.

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

40 menit lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Liang / Wang Tekuk Fajar / Rian, Indonesia Tertinggal 0-2 dari Cina

Fajar / Rian gagal menyamakan kedudukan untuk Indonesia usai dikalahkan pasangan Cina Liang / Wang pada final Piala Thomas 2024 lewat tiga game.

Baca Selengkapnya

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

1 jam lalu

Taman Doa Our Lady of Akita PIK 2 Resmi Dioperasikan, Jadi Destinasi Wisata Rohani

Taman doa yang berlokasi di Kawasan Osaka PIK 2 yang menjadi destinasi wisata rohani ini di desain sama persis dengan gereja aslinya di Akita, Jepang.

Baca Selengkapnya

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

1 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

1 jam lalu

Gagal Sumbang Poin di Final Piala Thomas 2024, Anthony Sinisuka Ginting Tak Bisa Keluar dari Tekanan Shi Yu Qi

Anthony Sinisuka Ginting mengungkapkan penyebab kekalahannya atas Shi Yu Qi di final Piala Thomas 2024 saat Indonesia menghadapi Cina.

Baca Selengkapnya

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

1 jam lalu

Pelaksanaan UTBK 2024 di Universitas Jambi Diikuti 9.412 Peserta

Universitas Jambi atau Unja menyediakan fasilitas ujian untuk UTBK sebanyak 16 laboratorium dan dilaksanakan dalam dua sesi setiap harinya.

Baca Selengkapnya

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

1 jam lalu

Kementerian Perhubungan Klaim Keselamatan Pelayaran Indonesia Diakui Dunia

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengklaim bahwa keselamatan dan keamanan pelayaran kapal Indonesia telah diakui dunia internasional.

Baca Selengkapnya

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

1 jam lalu

KKP Apresiasi Stakeholder Pemanfaatan Ruang Laut

Penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi atas kepatuhan dan peran aktif mitra Ditjen PKRL dalam penyelenggaraan KKPRL sekaligus sebagai wujud nyata dukungan terhadap keberlanjutan pemanfaatan ruang laut.

Baca Selengkapnya