Di Magelang Kita Kecolongan

Penulis

Rabu, 5 April 2017 22:25 WIB

Kita kecolongan ketika mendengar seorang siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah, dengan tenang membunuh kawan seasramanya yang sedang terlelap dengan sebilah pisau dapur. Sudah waktunya sekolah dengan atmosfer kompetisi yang ketat itu menyediakan tenaga konseling dan memberikan perhatian khusus bagi siswa-siswanya yang sulit beradaptasi.

Nama pelaku yang masih di bawah umur ini masih dirahasiakan. Di sekolah yang ditegakkan dengan disiplin tinggi dan mengunggulkan kompetisi itu, si pelaku lebih tepat digambarkan sebagai "musuh bersama" ketimbang sahabat semua. Lantaran rekam jejaknya yang tak menyenangkan, ia praktis sendirian di sekolah. Pelaku kerap dicurigai suka mencuri, acap kali tidak mengembalikan telepon seluler yang ia pinjam dari rekannya di sekolah itu. Tapi, bagaimanapun, tindakannya pada suatu malam Kamis pekan lalu itu tetap saja membuat kita tergetar.

Siswa itu nekat balas dendam kepada korban, yang telah berani menegurnya supaya mengembalikan barang yang ia pinjam. Ia kemudian merancang pembunuhan dengan rinci, termasuk membeli pisau dapur sehari sebelumnya. Pelaku jelas dapat diganjar menggunakan pasal pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman maksimal mati--namun, karena masih di bawah umur, ia mungkin cukup dikenai kurungan 10 tahun.

Ada keterangan menarik dari penyidik yang mengorek informasi dari remaja ini. Ia mengaku sebagai penggemar film-film laga. Film Rambo yang dibintangi Sylvester Stallone adalah favoritnya. Boleh jadi, dari film yang laris bak pisang goreng pada era 1980-an itu, ia memetik pelajaran bagaimana cara mendekati korban, lalu menusuk lehernya selagi korban tidur. Bukankah Rambo, yang merasa asing di tengah lingkungannya, juga tak banyak berpikir bahkan ketika melakukan sesuatu yang sadis? Ia melakukannya berdasarkan "suka" atau "tidak suka", yang boleh jadi dibisiki oleh hatinya sendiri. Tentu tak bisa dipastikan bahwa Rambo-lah satu-satunya faktor yang mengilhami perbuatan mengerikan itu, atau remaja ini tak bisa membedakan dunia film dari dunia nyata.

Kita juga terkejut, karena yang terjadi di Magelang tersebut tidak sama dengan kekerasan berkelompok, misalnya ketika siswa junior dibunuh rekan senior dalam perpeloncoan di sekolah-sekolah tinggi. Itu budaya kekerasan "struktural" untuk mempertahankan hegemoni para senior yang diwariskan turun-temurun.

Advertising
Advertising

Dari pembunuhan Krisna Wahyu Nurachmad, 15 tahun, di kamar asrama SMA Taruna Nusantara itu, kita bisa belajar bahwa kondisi psikologis mereka yang tersisih dan terpukul dalam kompetisi ketat membutuhkan perhatian khusus. Tentu kita tak mau terkejut lagi mendengar kekerasan meletus di tempat-tempat lain yang tak terduga seperti tragedi di Taruna Nusantara. Ada baiknya setiap sekolah menyediakan tenaga profesional untuk mengetahui perkembangan remaja yang sulit beradaptasi dengan lingkungan kompetitif.

Berita terkait

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

2 menit lalu

BNPT Lakukan Monitoring Standar Pengamanan di Bandara Ngurah Rai

Kehadiran BNPT merupakan tindak lanjut dari asesmen yang pernah dilakukan di Bandara Ngurah Rai

Baca Selengkapnya

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

3 menit lalu

Bekas Hakim Agung Gazalba Saleh Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Miliaran Rupiah, Ini Rinciannya

Jaksa KPK mengatakan eks Hakim Agung Gazalba Saleh berupaya menyembunyikan uang hasil korupsi dengan cara membeli mobil, rumah, hingga logam mulia.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

4 menit lalu

Harga Emas Antam Hari Ini Naik Rp 8.000, Rp 1.318.000 per Gram

Harga emas Antam hari ini naik sebesar Rp 8 ribu ke level Rp 1.318.000 per gram.

Baca Selengkapnya

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

4 menit lalu

Bandara Suvarnabhumi Thailand Targetkan Masuk Peringkat Teratas Dunia pada 2025

Setahun ini, pengembangan Bandara Suvarnabhumi fokus peningkatan layanan penumpang dan mengurangi waktu tunggu di pos imigrasi dan pemeriksaan bagasi.

Baca Selengkapnya

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

5 menit lalu

Wamenkes Ingatkan Lemak Trans pada Makanan Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung

Wamenkes menegaskan pembatasan lemak trans akan menekan risiko penyakit jantung sekaligus membuat Indonesia berhemat triliunan rupiah.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

7 menit lalu

Jokowi Respons Rencana Prabowo Tambah Kementerian hingga 40

Orang-orang dekat Prabowo menceritakan bahwa Prabowo berupaya membangun koalisi besar untuk menguasai DPR.

Baca Selengkapnya

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

12 menit lalu

Idul Adha Kian Dekat, Cek Kisaran Harga Sapi Kurban 2024

Mendekati hari raya Idul Adha, tak ada salahnya mengecek data SIMPONI Ternak Kementan soal harga komoditas ternak sapi per kilogram berat hidup.

Baca Selengkapnya

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

13 menit lalu

Ini Poin-poin yang Disepakati Hamas dalam Proposal Gencatan Senjata

Kelompok Palestina Hamas mengatakan telah menyetujui proposal Mesir-Qatar, namun Israel mengatakan proposal itu tidak memenuhi tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

16 menit lalu

Seputar Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Jokowi mengharapkan pembukaan Indonesia Digital Test House (IDTH) di BBPPT dapat memperkuat ekosistem digital lokal. Berikut hal-hal seputar IDTH.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

20 menit lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya