Ayaan

Penulis

Senin, 30 November 2015 00:00 WIB

HAMPIR tiap hari, kata "Islam" diseru, dengan marah atau takut atau khidmat. Pada saat yang sama bom bunuh diri meledak dan menghancurkan, dan sederet leher dipancung di depan kamera televisi, dan gadis-gadis diculik, dan bangunan bersejarah dimusnahkan. Apa arti kata itu sebenarnya?

"Islam bukan sebuah agama perdamaian," tulis Ayaan Hirsi Ali dalam bukunya yang baru terbit, Heretic: Why Islam Needs a Reformation Now.

Kesimpulan itu tentu akan menimbulkan kontroversi, tapi Ayaan Hirsi Ali sudah lama hidup dalam kontroversi. Yang menarik, buku setebal 272 halaman itu menunjukkan sikapnya yang lebih lunak kepada agama yang telah ditinggalkannya. Ia mulai percaya bahwa Islam, seperti agama Kristen dan Yahudi, akan mengalami reformasi.

Dulu ia pernah lebih keras, dengan gayanya sendiri.

Kita ingat, 11 tahun yang lalu ia membuat sebuah film bersama Theo van Gogh. Film 10 menit itu, Submission, bercerita tentang empat perempuan yang dimainkan seorang aktris yang bercadar; tapi di balik chador dengan kain transparan itu tampak tubuh perempuan yang telanjang. Tubuh yang berbekas-bekas pukulan dan siksaan itu juga sebuah kanvas di mana tertera ayat-ayat Quran yang mengatur kehidupan pria dan wanitayang sebenarnya bisa ditafsirkan baik atau buruk, atau kedua-duanya.

Advertising
Advertising

Tapi dalam sebuah pertengkaran yang sengit, tafsir buruk mendesak tafsir baik. Tak lama kemudian, Theo van Gogh dibunuh dengan bengis di sebuah jalan di Amsterdam; pembunuhnya seorang pemuda muslim Belanda. Ayaan Hirsi Ali, yang menerima ancaman, memaklumkan bahwa Islam adalah "musuh" yang harus dikalahkan.

Kita tak tahu bagaimana ia akan mengalahkan Islam; yang kita tahu ia pindah ke Amerika dan jadi warga negara negeri itu dua tahun yang lalu. Ini bukan buat pertama kalinya ia beremigrasi. Ayahnya, seorang tokoh oposisi Somalia, berpindah ke Arab Saudi, lalu Ethiopia, dan kemudian Kenya. Ayaan tak mengikuti ayahnya; ia ke Nederland dan memperoleh suaka politik pada 1992.

Ia bukan seekor burung yang dikurung. Berangsur-angsur, ia meninggalkan agamanya dan jadi seorang atheis. "Islam itu ibarat sebuah kurungan jiwa," tulisnya dalam Infidel. "Mula-mula, ketika kita buka pintunya, burung yang terkurung itu tak mau keluar; ia takut. Ia telah menjadikan keterpasungannya bagian dari dirinya." Tapi kemudian Ayaan menyadari kesalahannya sendiri, dan ia, si burung, pun terbang ke luar.

Dari luar, ia bisa melihat dengan amarah, mungkin dendam, bekas penjaranya.

Tapi amarahseperti dendam, seperti bencibisa jadi penjara tersendiri, dan terbang mau tak mau menciptakan jarak pandang. Ayaan memandang Islam dari atas, dari arah kepala, sebagai konsep, bukan pengalaman, seakan-akan Islam tak punya kaki yang tersentuh sejarah. Nama "Islam" itu sendiri berarti "berserah-diri" (submission), katanya dalam Heretic. Maka dengan itu kita menyerahkan diri ke seperangkat penuh keyakinan. Di sana, aturan "bersifat persis dan keras, tegar".

Dengan kata lain, baginya, Islam sepenuhnya (dan selama-lamanya) bersifat legalistik. Tanpa kompromi. Tertutup. Karena itulah apa yang disebut Ayaan sebagai "Muslim Madinah" menguasai percakapan: mereka mendesakkan kepatuhan beragama berdasarkan doktrin Islam dari masa ketika Nabi membangun kekuasaan dan melaksanakannya, ketika orde sedang dikukuhkan dengan hukum, dan pertimbangan politik mendominasi tafsir.

Tapi Ayaan tak sepenuhnya benar. "Berserah-diri" bisa juga berarti menolak jadi angkuh. Submission bisa berarti menyerahkan diri kepada penilaian Hakim Yang Maha-Tahu dan Adil tentang yang benar dan yang salah, yang kafir dan yang beriman.

Tapi tentu saja sebuah agama tak ditentukan coraknya dari kata sebutannya. Sebuah agama menemukan corak dari pengalamandari sejarah. Tiap kali, menurut Adorno, sejarah "menerobos masuk ke dalam kata". Kata tak pernah imun dari dunia yang mengelilingi dan melahirkannya. Laku dalam ruang dan waktu, bukan doktrin, itulah yang melahirkan "ngelmu", pengetahuan dan kearifan hidup.

Pernah saya bertemu dengan Nasr Abu Zayd (almarhum), penelaah dan penafsir ajaran Islam dari Universitas Kairo yang terkenal itu, pemikir yang diancam dibunuh oleh organisasi Jihad Islam Mesir. Kepada saya ia mengatakan ia sedang hendak meneliti kitab-kitab fikih yang tersimpan dalam pelbagai perpustakaan di Asia Tengah.

Kenapa justru kitab fikih, tanya saya.

Jawabnya: Di dalamnya sangat mungkin dapat kita temukan keputusan-keputusan para hakim agama setempat tentang perkara yang dialami umat sehari-hari. Dari sana dapat diketahui, sejauh mana agama hidup, sejauh mana pula ia teks yang beku.

Islam, dengan kata lain, adalah proses. Bagi Ayaan Hirsi Ali, yang dikungkung dan diawasi, agama sebuah sangkar. Bagi Nasr Abu Zayd, sebuah perjalanan.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

2 menit lalu

Pertamina Hulu Rokan Tambah Produksi Minyak dari Lapangan Minyak Tua

Pertamina Hulu Rokan menyebut lapangan minyak tua dan sempat tidak berfungsi dapat digunakan kembali dengan keuntungan yang banyak atau difungsikan sebagai kilang minyak lagi

Baca Selengkapnya

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

2 menit lalu

Cara Mengurangi Kesedihan buat yang Baru Kehilangan Ibu

Untuk yang baru saja kehilangan ibu, berikut lima tips pakar untuk mengatasi emosi yang sulit sekaligus menyambut Hari Ibu Internasional pada 12 Mei.

Baca Selengkapnya

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

6 menit lalu

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Skrining Pencegahan Malnutrisi Pasien di Rumah Sakit

Guru Besar UGM, Profesor Susetyowati, mengembangkan sistem skrining untuk mencegah malnutrisi pasien dalam perawatan. Skrining hanya butuh 5 menit.

Baca Selengkapnya

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

8 menit lalu

Cina Minta Israel Berhenti Menyerang Rafah

Beijing menyerukan kepada Israel untuk mendengarkan seruan besar masyarakat internasional, dengan berhenti menyerang Rafah

Baca Selengkapnya

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

8 menit lalu

Mahfud Md: Pilpres 2024 Secara Hukum Sudah Selesai, tapi Secara Politik Belum

Mahfud Md mengatakan Pilpres 2024 secara hukum konstitusi sudah selesai, tapi secara politik belum karena masih banyak yang bisa dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

11 menit lalu

Pemilik Bukanagara Coffee and Roastery Blak-blakan Usai Viral Diisukan Telat Bayar Gaji Karyawan

Willawati, produser film layar lebar Budi Pekerti terseret di kasus dugaan tunggakan gaji karyawan kafe Bukanagara Coffee and Roastery yang viral.

Baca Selengkapnya

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

17 menit lalu

243 Orang Daftar ke Golkar untuk Pilkada Sumut, Ijeck Sebut Penjaringan Lewat 3 Tahapan Survei

Golkar melakukan survei untuk mengetahui nama-nama tokoh yang punya peluang paling kuat untuk menang dalam Pilkada Sumut.

Baca Selengkapnya

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

19 menit lalu

Polda Papua sebut TPNPB Serang Polsek dan Koramil di Distrik Homeyo dari Berbagai Sisi

Serangan terbaru TPNPB di Intan Jaya terjadi dalam dua hari berturut

Baca Selengkapnya

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

23 menit lalu

Soal Gibran Ikut Susun Kabinet, Pakar Hukum Tata Negara Sebut Wapres Hanya Ban Serep

Feri Amsari menanggapi soal Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, yang disebut mengambil bagian dalam menyusun kabinet mendatang.

Baca Selengkapnya

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

23 menit lalu

Alasan Aktivitas Hyein NewJeans Jelang Comeback Dibatasi

Akibat cedera kaki, Hyein NewJeans tidak dapat mengikuti aktivitas promosi single baru

Baca Selengkapnya