Radikal

Penulis

Sabtu, 23 Januari 2016 00:38 WIB

Putu Setia
@mpujayaprema

Kata yang paling banyak disebut belakangan ini adalah radikal, selain teror. Kedua kata ini memiliki benang merah. Teror dilakukan sekelompok orang untuk melampiaskan nafsu radikal, memaksakan suatu paham dengan cara-cara kekerasan. Kata radikal juga kerap digandengkan dengan agama. Mungkin ajaran agama yang tidak ditafsirkan dengan benar, banyak menyimpan peluru untuk melakukan radikalisme.

Saya teringat Nurcholish Madjid. Pada akhir 1990-an, saya banyak berbincang dengan Cak Nur soal kekerasan dan gesekan yang berlatar agama. Kasusnya bisa sepele. Misalnya, anak muda Hindu melakukan aksi demo memprotes seseorang yang menyebut "umat Hindu memuja patung" dan "Hindu agama bumi". Juga di kalangan muslim yang mengkafirkan sesamanya hanya karena, misalnya, ikut ritual "labuh laut" dengan sesajian. Apa kata Cak Nur? "Kita masih beragama secara puber," kata yang tak bisa saya lupakan.

Penjelasan Cak Nur, puber itu adalah masa di mana kita sedang dimabuk semangat untuk belajar namun belum banyak ilmu yang dikuasai sudah melakukan aksi pembenaran dengan memaksakan kehendak. Dulu umat Hindu diam dituduh memuja patung atau beragama bumi, mungkin juga tak tahu bagaimana membela. Ketika kitab Weda banyak diterjemahkan dan umat mulai belajar, mereka paham siapa yang dipuja dan mereka tahu siapa penerima wahyu dalam Hindu. Begitu pula sebagian muslim masih tetap melaksanakan "budaya warisan leluhur" karena agama tak bisa meniadakan budaya.

Teringat Cak Nur, saya jadi bertanya, kapankah masa puber itu berlalu? Justru sekarang malah bertambahmungkin ini puber kedua atau ketiga. Benih kekerasan dan gesekan itu justru tumbuh melahirkan tindakan radikal.

Sejumlah orang merobohkan patung wayang di taman-taman Kota Purwakarta. Alasannya, menjunjung tinggi nilai Islam, tak sepantasnya Purwakarta di-hindu-kan dengan membuat gapura Hindu, hiasan janur Hindu, dan seterusnya. Sementara itu, Bupati Purwakarta Haji Dedi Mulyadi mengatakan "wayang adalah budaya yang melekat dalam tradisi masyarakat, ada beberapa macam wayang di Sunda: wayang golek, wayang cepak, wayang kulit Cirebon, wayang ajen, wayang catur."

Advertising
Advertising

Bupati Dedi benar, wayang bukan Hindu. Bukankah Wali Songo menyebarkan Islam di Jawa memakai wayang? Yang bernapas Hindu adalah Mahabharata. Semar, Bagong, Petruk, Gareng, Cepot, dan Dawala tak ada kaitan dengan Hindu. Juga janur, umum untuk hiasan saat hajatan di Jawa. Di Kabupaten Tuban, Jawa Timur, ada tradisi yang disebut Wisuda Waranggono, penobatan lahirnya seniman tayub. Ritual itu dengan cara "siraman" di Sendang Bektiharjo dan puncaknya "pelantikan" oleh Bupati Tuban. Ritual ini sangat Hindukalau yang dimaksudkan Hindu budaya Balipadahal mereka semuanya beragama Islam. Tak ada yang resah.

Di Bali muncul "gerakan baru", sekelompok orang mulai resah atas ritual yang penuh sesajen yang mereka sebut "bertentangan dengan Weda". Ada tanda-tanda terjadi gesekan, apalagi bermunculan sejenis aliran atau sekte dalam Hindu. Saya tak tahu apakah ini masih masa puber dan akankah nanti muncul radikalisme di kalangan Hindu Nusantara?

"Kita kurang piknik", ini sindiran khas di media sosial. Betul, termasuk "piknik ke masa lalu". Sunan Kudus tidak merobohkan kuil Hindu dan malah dijadikan menara masjid. Sebagai bentuk penghormatan kepada "leluhurnya", Sunan berjanji tak akan menyembelih sapi di Kudusjanji yang (uniknya) sampai sekarang diwarisi masyarakat. Mungkin radikalisme bisa pula sedikit diredam kalau kita mau belajar dari masa lalu.

Berita terkait

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

20 menit lalu

Macam Masalah pada Leher dan Cara Mengatasi

Pegal pada leher sering mengganggu aktivitas sehari-hari sehingga penting untuk mendeteksi penyebabnya terlebih dulu dengan memahami cara penanganan.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

22 menit lalu

Timnas U-23 Indonesia Witan Sulaeman Punya Ritual Telpon Orang Tua Sebelum Bertanding

Saat ini Witan Sulaeman dan para pemain timnas U-23 Indonesia tengah berlaga di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

25 menit lalu

Pelindo Layani 2,2 Juta Orang Saat Mudik Lebaran 2024

Sebanyak 2.260.360 orang tercatat menggunakan layanan kepelabuhanan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo di 63 terminal penumpang selama periode libur panjang Lebaran, pada 26 Maret - 26 April 2024.

Baca Selengkapnya

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

34 menit lalu

2.089 Peserta Akan Ikuti UTBK SNBT di Itera, Ini Ketentuannya dari Panitia

Sebanyak 2.089 peserta akan mengikuti UTBK SNBT 2024 di Institut Teknologi Sumatera atau Itera, besok.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

38 menit lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

40 menit lalu

5 Perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan

Ini perbedaan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan dilihat dari pengertian, tujuan, manfaat, kepesertaan, hingga besaran iuran.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

44 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Kubu Prabowo, PKB Ogah Ikut-ikutan

Aboe Bakar mengatakan PKS ingin berbuat sesuatu bagi bangsa Indonesia setelah dua periode atau 10 tahun berada di luar pemerintahan.

Baca Selengkapnya

Kiper Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Minta Doa ke Ibunya sebelum Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024 Lawan Uzbekistan

47 menit lalu

Kiper Timnas U-23 Indonesia Ernando Ari Minta Doa ke Ibunya sebelum Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024 Lawan Uzbekistan

Ibu kiper timnas U-23 Indonesia, Ernando Ari, Erna Yuli Lestari, mengungkapkan bahwa anaknya menelponnya meminta didoakan menjelang pertandingan.

Baca Selengkapnya

The Problematic Constitutional Court Ruling

47 menit lalu

The Problematic Constitutional Court Ruling

The drama behind the Constitutional Court's ruling over the presidential election dispute.

Baca Selengkapnya

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

47 menit lalu

Cerita Korban Gempa Garut Bertahan di Rumahnya yang Rawan Roboh

Korban gempa Garut bertahan di rumah mereka yang rawan roboh karena tidak ada tempat pengungsian.

Baca Selengkapnya