Lawan Berita Palsu

Penulis

Jumat, 5 Mei 2017 01:44 WIB

Publik harus diselamatkan dari paparan dan pengaruh berita palsu, yang akan semakin besar daya rusaknya ketika dipadu dengan ujaran kebencian. Keutuhan bangunan masyarakat bangsa ini sedang dipertaruhkan dengan maraknya informasi yang menyesatkan.

Lewat kerja jurnalistik yang berkualitas, pers bisa memerangi berita palsu. Media massa mesti mampu memberi konfirmasi atas segala kesimpangsiuran informasi sekaligus mendudukkan persoalan dengan tepat. Semua berlandaskan fakta, bukan opini--apalagi kira-kira.

Pers bertugas memberi pencerahan dan pemahaman menyeluruh tentang kejadian-kejadian di masyarakat. Bukannya terseret ke dalam gejolak lautan berita palsu, terutama di media sosial dan grup percakapan.

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan World Press Freedom Day atau Hari Kebebasan Pers Dunia, yang jatuh pada 3 Mei. Temanya menarik, kontekstual dengan Indonesia, yakni "Peran Media dalam Memajukan Masyarakat yang Damai, Adil, dan Inklusif". Pesan ini merefleksikan seruan melawan berita palsu dan pentingnya pers tampil sebagai penunjuk jalan agar publik tak kehilangan arah.

Bukan cuma monopoli Indonesia, materi hoax yang dipadu dengan ujaran kebencian diproduksi dan disebarkan tanpa hambatan melalui media sosial. Informasi sampah yang menyesatkan juga kerap melanda institusi bisnis dan negara.

Advertising
Advertising

Terpaan berita palsu semakin kencang dalam momen kontestasi politik. Para pendukung masing-masing kontestan sibuk memproduksi dan menyebarkan informasi untuk kepentingan pemenangan. Saling serang dengan berita hoax bernuansa SARA dan ujaran kebencian marak terjadi sejak pemilihan presiden 2014 hingga baru-baru ini, yakni dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta.

Media yang kredibel tak bakal ikut menyebarkan hoax hanya untuk menggaet pembaca dengan mengejar trending topic yang sedang ramai diperbincangkan di media sosial. Tak ada yang salah dengan media sosial, asalkan penggunanya bijak dalam memilah dan memilih informasi yang begitu luas. Tentu pers, yang memiliki kaidah dan kode etik tegas serta jelas, berbeda dengan media sosial.

"Pers perjuangan" kini berubah menjadi industri. Namun ada yang tak berubah, yakni tanggung jawab pers mencerdaskan masyarakat. Pers "menjual" kredibilitas untuk memicu perubahan masyarakat ke arah yang lebih baik. Jam terbang yang begitu tinggi menjadikan pers Indonesia semakin matang dan tak mudah mengekor pada penyebaran informasi bohong.

Sudah waktunya pers melawan penyebaran informasi palsu dengan menampilkan berita-berita yang faktual, mencerdaskan, dan kredibel.

Berita terkait

Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

1 menit lalu

Awal Mula Penemuan Taptilo untuk SLB yang Sempat Ditahan dan Dipajaki Bea Cukai, Alat Apakah Itu?

Alat pembelajaran taptilo untuk salah satu SLB sempat ditahan dan dipajaki Bea Cukai. Apakah itu Taptilo yang penting bagi belajar tunanetra?

Baca Selengkapnya

Kecelakaan KA Pandalungan vs Minibus di Pasuruan Tewaskan Empat Orang, Ini kata KAI

1 menit lalu

Kecelakaan KA Pandalungan vs Minibus di Pasuruan Tewaskan Empat Orang, Ini kata KAI

Satu unit minibus yang melintas di perlintasan sebidang tanpa palang pintu tertabrak KA Pandalungan relasi Gambir-Jember

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

3 menit lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

5 menit lalu

Tentara AS Ditahan di Rusia, Dituduh Mencuri Uang Kekasihnya

Rusia menuduh tentara AS terlibat pencurian dengan mengambil uang kekasihnya.

Baca Selengkapnya

PSG vs Borussia Dortmund: Pelatih Edin Terzic Kembali Menanti Daya Magis Jadon Sancho

6 menit lalu

PSG vs Borussia Dortmund: Pelatih Edin Terzic Kembali Menanti Daya Magis Jadon Sancho

Jadon Sancho diharapkan kembali tampil gemilang pada laga leg kedua Liga Champions antara PSG vs Borussia Dortmund.

Baca Selengkapnya

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

7 menit lalu

Yusril Sebut Prabowo Bisa Tambah Nomenklatur Kementerian: Lewat Revisi UU atau Keluarkan Perpu

Yusril mengatakan, Prabowo bisa menambah nomenklatur kementerian dengan melakukan revisi Undang-Undang Kementerian Negera.

Baca Selengkapnya

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

7 menit lalu

Ganjar Deklarasi Jadi Oposisi, Anies Sebut Tetap Berada di Jalan Perubahan

Anies mengatakan enggan mendahului sikap apakah bergabung atau tidak dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

10 menit lalu

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa

Baca Selengkapnya

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

13 menit lalu

Yusril Dukung Prabowo Tambah Kementerian, Singgung Kemendikbudristek yang Terlalu Gemuk

Menurut Yusril, setelah Prabowo dilantik jadi presiden, ia bisa langsung mengeluarkan Perppu terkait penambahan nomenklatur kementerian.

Baca Selengkapnya

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

18 menit lalu

PPP Sebut Achmad Baidowi Cocok Dampingi Khofifah di Pilgub Jawa Timur, Ini Profilnya

PPP sodorkan Achmad Baidow mendampingi Khofifah Indar Parawansa yang maju untuk periode kedua Pilgub Jawa Timur. Begini sosoknya?

Baca Selengkapnya