Main-main Kartu Jomblo

Penulis

Senin, 8 Mei 2017 23:27 WIB

Besarnya semangat bakal pemimpin baru Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta mengenalkan program Kartu Jakarta Jomblo (KJJ) menunjukkan kelengahan dalam menentukan prioritas program kerja. Menjadikan urusan jomblo-pria atau wanita yang belum punya pasangan hidup-sebagai program resmi pemerintah, selain terkesan main-main, mencerminkan cara pandang yang salah terhadap warga berstatus lajang ini.

Program KJJ berulang kali disampaikan Sandiaga Uno, dimulai saat kampanye lalu hingga sekarang. Ia menyebutkan program ini bertujuan memastikan setiap warga Jakarta bisa memiliki pasangan hidup. Dengan memiliki KJJ, para lajang itu bisa mengikuti kegiatan yang difasilitasi pemerintah. Kegiatan itu, misalnya, berupa acara-acara di ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) dan nonton bareng.

Barangkali agar KJJ terlihat lebih serius, Sandiaga mengatakan kebijakan itu merupakan turunan dari program kampanyenya: OK OCE (one kecamatan one center of entrepreneurship) dan program penyediaan rumah dengan down payment nol rupiah. Sandiaga beralasan program KJJ penting untuk mengantisipasi penurunan populasi seperti yang terjadi di kota-kota besar dunia, misalnya di Singapura.

Tak terlalu jelas apa yang dimaksudkan penurunan populasi itu. Jika merujuk pada tingkat pertumbuhan penduduk Jakarta, memang benar angkanya terus menurun. Pertumbuhan jumlah warga Ibu Kota pada 2016 adalah 1,13 persen. Ini lebih kecil dibanding periode 2000-2010, yang sebesar 1,43 persen. Bahkan angka itu lebih kecil lagi dibanding dekade 1980-1990 yang sebesar 2,42 persen. Namun Sandiaga lupa bahwa penurunan angka itu memang disengaja lewat program Keluarga Berencana. Lagi pula, apakah sudah kasatmata bahwa Jakarta yang padat dan sesak ini memang akan kekurangan penduduk?

Sandiaga juga luput melihat bahwa saat ini Jakarta justru menerima bonus demografi, yakni jumlah penduduk usia muda (>40 persen) jauh lebih besar ketimbang usia tua (15 persen). Artinya, Ibu Kota kebanjiran warga usia produktif. Mereka siap bertarung di Jakarta. Mereka inilah yang mesti diurus dengan menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan dasar, dan fasilitas publik yang cukup. Jika tidak, bonus itu justru menjadi beban.

Advertising
Advertising

Amat disayangkan jika program KJJ nantinya digelar, salah satunya, di RPTRA. Alasannya, selama ini tidak banyak kegiatan di sana. Tujuan RPTRA sejatinya adalah menyediakan ruang interaksi bagi warga permukiman. Jika Sandiaga banyak turun ke lapangan, dia akan tahu bahwa ruang itu sangat meriah oleh kegiatan warga. Menjadikan RPTRA sebagai ruang khusus bagi para jomblo sama saja dengan merampas hak publik yang lebih luas.

Memandang jomblo sebagai entitas yang memerlukan perlakuan khusus sejatinya merendahkan mereka. Cara pandang begini dilandasi pikiran bahwa para lajang adalah orang-orang yang "belum lengkap".

Tak ada salahnya menjadi bujangan. Setiap orang hanya layak dinilai berdasarkan kontribusinya bagi masyarakat, bukan berdasarkan apakah ia lajang atau berpasangan.

Berita terkait

6 Fitur Baru YouTube yang Perlu Anda Coba

1 menit lalu

6 Fitur Baru YouTube yang Perlu Anda Coba

YouTube telah melakukan pembaruan dengan mirilis sejumlah fitur di seluruh web, seluler, TV, dan YouTube Music sejak 15 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya

Jadwal Timnas Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Shin Tae-yong Tak Bisa Mainkan Jay Idzes dan Ivar Jenner

6 menit lalu

Jadwal Timnas Indonesia vs Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Shin Tae-yong Tak Bisa Mainkan Jay Idzes dan Ivar Jenner

Jadwal Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 akan hadir kembali pada November 2024, menjamu Jepang dan Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

Pilkada Jakarta, Apa Saja Gagasan 3 Cagub untuk Atasi Banjir dan Polusi Udara?

8 menit lalu

Pilkada Jakarta, Apa Saja Gagasan 3 Cagub untuk Atasi Banjir dan Polusi Udara?

Pilkada Jakarta tahun ini dijejali gagasan-gagasan cagub-cawagub seperti samudera biru, atap hIjau, dan pulau utilitas. Siapa yang akan Anda pilih?

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Kerugian Negara selama Era Jokowi Mencapai Rp 290 Triliun

9 menit lalu

ICW Sebut Kerugian Negara selama Era Jokowi Mencapai Rp 290 Triliun

Di Aksi Kamisan terakhir di era Jokowi, aktivis ICW menyinggung besarnya kerugian negara akibat kasus korupsi mencapai Rp 290 triliun

Baca Selengkapnya

Sepekan Jelang Lengser, Kegiatan Jokowi: Tanda Tangan 2 Keppres, ke Aceh dan Sumut sampai Jenguk Cucu

9 menit lalu

Sepekan Jelang Lengser, Kegiatan Jokowi: Tanda Tangan 2 Keppres, ke Aceh dan Sumut sampai Jenguk Cucu

Dalam sepekan terakhir sebelum lengser, Jokowi melakukan berbagai kegiatan mulai dari kunjungan ke Aceh dan Sumut, sampai menandatangani dua Keppres

Baca Selengkapnya

Survei: Kepercayaan Warga pada Media Asal Amerika Serikat Terus Berkurang

10 menit lalu

Survei: Kepercayaan Warga pada Media Asal Amerika Serikat Terus Berkurang

Warga Amerika Serikat yang mengklaim total tidak mempercayai media masih tinggi dibanding yang mempercayainya

Baca Selengkapnya

Tarif Tol Terpeka Resmi Naik, Hutama Karya: Penyesuaian Pertama Sejak Beroperasi pada 2020

10 menit lalu

Tarif Tol Terpeka Resmi Naik, Hutama Karya: Penyesuaian Pertama Sejak Beroperasi pada 2020

Operator jalan tol trans Sumatera, PT Hutama Karya akan memberlakukan tarif baru untuk Jalan Tol Terpeka mulai semalam.

Baca Selengkapnya

Sekjen Partai NasDem Ungkap Isi Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo di Kemhan

11 menit lalu

Sekjen Partai NasDem Ungkap Isi Pertemuan Surya Paloh dan Prabowo di Kemhan

Ketum NasDem Surya Paloh menyambangi Presiden terpilih Prabowo Subianto di Kantor Kemhan pada Kamis kemarin. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

MPR Gelar Gladi Kotor Pelantikan Prabowo-Gibran Hari Ini

13 menit lalu

MPR Gelar Gladi Kotor Pelantikan Prabowo-Gibran Hari Ini

MPR akan menggelar gladi kotor pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih hari ini pukul 14.00 WIB.

Baca Selengkapnya

4 Negara dengan Jumlah Menteri Terbanyak

15 menit lalu

4 Negara dengan Jumlah Menteri Terbanyak

Berikut daftar empat negara dengan jumlah menteri terbanyak tanpa mempertimbangkan luas wilayah dan jumlah warga negara.

Baca Selengkapnya