Benahi Pendidikan Akademi Kepolisian

Penulis

Minggu, 21 Mei 2017 23:11 WIB

Calon aparat kepolisian seharusnya dididik untuk mengayomi, bukan melampiaskan dendam. Penganiayaan yang menewaskan seorang taruna Akademi Kepolisian mesti menjadi alarm peringatan untuk segera membenahi model pendidikan lembaga itu.

Taruna Tingkat II Akademi Kepolisian, Brigadir Dua Taruna Mohammad Adam, tewas dengan luka di paru-paru. Dia dianiaya sejumlah seniornya di sebuah gudang pada Kamis dinihari pekan lalu karena dianggap tidak berdisiplin. Polisi telah menetapkan 14 taruna senior korban sebagai tersangka.

Kematian Adam menandakan bahwa pendidikan kepolisian masih menerapkan pola lama, yang penuh kekerasan. Kultur ini bisa jadi merupakan sisa dari model pendidikan militer, seperti ketika kepolisian dan tentara tergabung dalam Angkatan Bersenjata Republik Indonesia hingga 2000. Padahal tantangan kepolisian pada era modern sudah jauh berubah.

Kepolisian zaman dulu memang kerap mengandalkan kekerasan. Penyidik tak jarang menyiksa tersangka demi mendapatkan pengakuan dalam suatu perkara. Model pendidikan taruna pun kerap diiringi dengan kekerasan, terutama oleh senior terhadap junior. Budaya balas dendam menurun dari senior ke junior.

Model seperti itu sebenarnya tidak sesuai dengan tantangan kepolisian ke depan. Pada era modern, polisi dituntut menghargai hak asasi manusia. Pendekatan sosial kepada masyarakat menuntut personel kepolisian memiliki kemampuan persuasif. Dalam pengungkapan kasus kejahatan, anggota kepolisian juga diharuskan menggunakan pendekatan keilmuan, yang tak lagi mengejar pengakuan tersangka semata.

Advertising
Advertising

Penganiayaan yang terjadi di lingkup Akademi Kepolisian memaksa institusi ini berbenah. Pengawasan oleh pembina terhadap para taruna harus diperketat. Dalam tataran teknis, misalnya, petugas piket perlu memastikan langsung apakah peserta didik sudah berada di bilik asrama masing-masing, terutama pada jam-jam genting sepanjang tengah malam sampai subuh.

Pembina juga semestinya mengenali karakter anak didik mereka, siapa yang memiliki kecenderungan agresif, pemberontak, penurut, atau sekadar mengikuti kelompok. Pengenalan terhadap individu ini bisa menjadi langkah preventif untuk menghindari potensi kekerasan. Pembagian peran di antara senior Adam-siapa yang memukul, memberi perintah, dan mengawasi situasi saat penganiayaan-menjadi indikasi sifat seorang taruna dalam kelompok.

Perlu usaha keras agar kekerasan yang memakan korban jiwa ini tak kembali terulang. Jangan sampai orang tua akhirnya waswas sepanjang periode putra mereka menempuh pendidikan kepolisian. Mimpi taruna menjadi polisi masa depan pun bisa kandas karena kekerasan senior.

Berita terkait

Polisi Tangkap Satu Keluarga Pengedar Sabu di Cikarang Selatan

4 menit lalu

Polisi Tangkap Satu Keluarga Pengedar Sabu di Cikarang Selatan

Polisi menangkap enam tersangka pengedar sabu di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Tiga di antaranya adalah satu keluarga.

Baca Selengkapnya

Mengenal Kota Vanimo dan Kelompok Misionaris Argentina yang Dikunjungi Paus Fransiskus

4 menit lalu

Mengenal Kota Vanimo dan Kelompok Misionaris Argentina yang Dikunjungi Paus Fransiskus

Vanimo, sebuah kota kecil di Papua Nugini, menjadi perhatian dunia tatkala masuk dalam jadwal kunjungan Paus Fransiskus.

Baca Selengkapnya

10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

11 menit lalu

10 Makanan yang Bisa Meredakan Stres

Stres karena berbagai hal dapat diredakan dengan 10 makanan berikut.

Baca Selengkapnya

Saat KPU Jabar Gelar Kontes Stand-Up Comedy untuk Tarik Minat Pemilih Pemula di Pilkada

15 menit lalu

Saat KPU Jabar Gelar Kontes Stand-Up Comedy untuk Tarik Minat Pemilih Pemula di Pilkada

KPU Jabar menyatakan media sosial harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mengedukasi publik tentang Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mahalini Remake Lagu Sampai Menutup Mata Tuai Pro-Kontra, Acha Septriasa Beri Pembelaan

17 menit lalu

Mahalini Remake Lagu Sampai Menutup Mata Tuai Pro-Kontra, Acha Septriasa Beri Pembelaan

Mahalini mendapat pujian dari Acha Septriasa dan Melly Goeslaw selaku penyanyi dan pencipta lagu Sampai Menutup Mata.

Baca Selengkapnya

4 Tewas dan 20 Terluka setelah Israel Bombardir Pengungsian di Gaza

22 menit lalu

4 Tewas dan 20 Terluka setelah Israel Bombardir Pengungsian di Gaza

Empat warga Palestina tewas dan 20 lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan Sekolah Amr Ibn Al-As di Gaza utara

Baca Selengkapnya

Badai Besar Melanda Perpustakaan Smithtown AS, Arsip Abad Ke-17 Thomas Jefferson Berpotensi Musnah

23 menit lalu

Badai Besar Melanda Perpustakaan Smithtown AS, Arsip Abad Ke-17 Thomas Jefferson Berpotensi Musnah

Perpustakaan Smithtown sejak lama memang terkenal dengan koleksi arsip sejarah penting yang tersimpan dalam ruangan bernama Long Island.

Baca Selengkapnya

Pramono Anung Sebut Tak akan Lakukan Program Bombastis di Jakarta

28 menit lalu

Pramono Anung Sebut Tak akan Lakukan Program Bombastis di Jakarta

Bakal calon Gubernur Jakarta, Pramono Anung mengatakan bahwa bakal memprioritaskan program untuk masyarakat kelas menengah ke bawah ketimbang membangun proyek mercusuar. Sebab, menurut dia, lima tahun bukan waktu yang efektif untuk menjalankan program atau pembangunan megah.

Baca Selengkapnya

797 Umat Katolik NTT akan Melintas ke Timor Leste untuk Misa Agung Paus Fransiskus

31 menit lalu

797 Umat Katolik NTT akan Melintas ke Timor Leste untuk Misa Agung Paus Fransiskus

Rombongan umat Katolik yang akan mengikuti misa Paus Fransiskus di Dili akan menyeberang lewat Pos Lintas Batas Negara Motaain.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Terpukul, Apindo: Indonesia Kehilangan Pasar Ekspor di Eropa

35 menit lalu

Sektor Manufaktur Terpukul, Apindo: Indonesia Kehilangan Pasar Ekspor di Eropa

Apindo menilai salah satu penyebab menurunnya industri manufaktur Indonesia adalah hilangnya pasar ekspor di Eropa.

Baca Selengkapnya