Jangan Lengah Melawan Terorisme

Penulis

Senin, 29 Mei 2017 01:14 WIB

Dua bom yang meledak di Kampung Melayu menunjukkan lemahnya intelijen dalam mendeteksi aksi teror. Menewaskan tiga polisi dan melukai 11 orang lainnya, petaka Rabu malam pekan lalu itu terjadi akibat intelijen lengah melacak gerak-gerik pelaku.

Teror di halte bus Transjakarta di Jakarta Timur ini semestinya bisa dicegah. Apalagi tim Detasemen Khusus Antiteror telah mengawasi gerak-gerik Ahmad Sukri dan Ichwan Nurul Salam--dua pelaku bom bunuh diri itu--sejak enam bulan lalu. Pengawasan terhadap keduanya semakin ketat setelah polisi menangkap pelaku teror bom panci di dekat kantor Kelurahan Arjuna, Cicendo, Bandung.

Namun pemantauan kemudian mengendur karena saat itu tidak ada bukti bahwa keduanya akan melakukan teror. Sejak itu, polisi kehilangan jejak Sukri dan Ichwan. Tak mengherankan jika polisi gagal "mengendus" pembelian panci di supermarket Borma, Padalarang, Bandung, dua hari sebelum bom meledak, dan gagal pula mendeteksi keberadaan pelaku di minimarket Alfamart Stasiun Gambir beberapa jam sebelum teror bom terjadi.

Hubungan antarpelaku juga tak sulit dipetakan. Sukri terlacak pernah menemui Aman Abdurrahman di penjara Nusakambangan pada November 2014. Adapun Ichwan mengenal Yayat Cahdiyat alias Abu Salam, pelaku bom panci di Cicendo. Sukri, Ichwan, dan Abu Salam sama-sama tercatat sebagai anggota Jamaah Ansharut Daulah.

Kelompok ini tak bisa dipisahkan dari sosok Aman Abdurrahman, terpidana terorisme yang berbaiat kepada pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), Abu Bakar al-Baghdadi. Aman adalah guru Bahrun Naim, komandan ISIS Asia Tenggara yang ditengarai tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah. Aman juga menjadi guru bagi Muhammad Iqbal dan Helmi Priwardani--keduanya pemimpin awal Jamaah Ansharut Daulah Jawa Barat dan Bandung Raya.

Advertising
Advertising

Polisi seharusnya bisa memprediksi teror di Kampung Melayu karena pola dan modus yang digunakan hampir sama dengan serangan ISIS sebelumnya. Pertama, serangan bom di satu negara akan diikuti serangkaian bom di negara lain. Hal ini terjadi saat teror di Prancis diikuti serangan bom di Sarinah, Thamrin, awal tahun lalu. Meledaknya bom seusai konser Ariana Grande di Manchester, Inggris, Senin malam pekan lalu, merupakan sinyal bahwa serangan bom akan terjadi di negara lain.

Kedua, bom Kampung Melayu memakai bahan peledak triacetone triperoxide (TATP)--bahan yang dipakai milisi ISIS. Jaringan Ansharut Daulah tercatat dua kali memakai bahan peledak ini di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Karena itu, penelusuran kasus ini tak boleh berhenti hanya pada Ketua Mudiriyah Jamaah Ansharut Daulah Bandung Raya, Jajang Iqin Sodikin, atau dua anggota Jamaah lainnya yang ditangkap sehari setelah bom meledak. Intelijen harus lebih lincah mengendus jejaring pelaku lainnya.

Kita tak ingin kasus seperti bom pekan lalu terulang. Kepolisian, terutama Detasemen Khusus Antiteror, harus belajar dari peristiwa "bom kampung Melayu" ini: jangan lengah sedikit pun mengawasi dan mendeteksi mereka yang berpotensi melakukan perbuatan biadab tersebut.

Berita terkait

Hakim Arief Hidayat Minta Pemohon Sengketa Pileg Jangan Sering Keluar Masuk Toilet saat Sidang

3 menit lalu

Hakim Arief Hidayat Minta Pemohon Sengketa Pileg Jangan Sering Keluar Masuk Toilet saat Sidang

Hakim MK Arief Hidayat memberi sejumlah peringatan kepada para pihak dalam sidang sengketa pileg. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selama Dua Hari UTBK di Kampus UPI Bandung dan Daerah, 238 Peserta Mangkir Ujian

11 menit lalu

Selama Dua Hari UTBK di Kampus UPI Bandung dan Daerah, 238 Peserta Mangkir Ujian

Peserta UTBK yang paling banyak mangkir, yaitu di lokasi ujian Kampus Bumi Siliwangi UPI Bandung.

Baca Selengkapnya

Jadwal Final Piala Asia U-23 2024: Jepang vs Uzbekistan Malam Ini, Timur Kapadze Optimistis Bawa Timnya Juara

12 menit lalu

Jadwal Final Piala Asia U-23 2024: Jepang vs Uzbekistan Malam Ini, Timur Kapadze Optimistis Bawa Timnya Juara

Duel timnas Jepang U-23 vs Uzbekistan U-23 pada final Piala Asia U-23 2024 akan berlangsung Jumat malam ini, mulai 22.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

13 menit lalu

Polisi Ungkap Peran 5 Tersangka Laboratorium Narkotika Ganja Sintetis di Sentul

Penangkapan lima tersangka clandestine laboratory ganja sintetis ini bermula dari laporan pengiriman bahan baku narkoba jenis pinaca dari Cina.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Bendungan Meninting Ditargetkan Selesai Tahun Ini

19 menit lalu

Pembangunan Bendungan Meninting Ditargetkan Selesai Tahun Ini

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menargetkan pembangunan Bendungan Meninting rampung tahun ini.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

21 menit lalu

BNPB Salurkan Dana Bantuan Rp 2,25 Miliar untuk Penanganan Erupsi Gunung Ruang

BNPB meminta semua kebutuhan dasar masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang dapat segera dipenuhi.

Baca Selengkapnya

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

23 menit lalu

MTI Dorong Penyesuaian Tarif KRL

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mendorong adanya penyesuaian tarif KRL.

Baca Selengkapnya

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

25 menit lalu

Berbeda dari Columbia, UC Berkeley Izinkan Mahasiswa Pro-Palestina Unjuk Rasa Damai

Protes mahasiswa pro-Palestina di Universitas California, Berkeley (UC Berkeley) berlangsung tanpa penangkapan oleh polisi.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

28 menit lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

28 menit lalu

Citi Indonesia Raih Penghargaan FinanceAsia Awards 2024

Citi Indonesia menerima lima penghargaan sekaligus dalam ajang FinanceAsia Awards 2024.

Baca Selengkapnya