Tak Perlu Paksakan Sekolah Lima Hari

Penulis

Jumat, 16 Juni 2017 00:29 WIB

Kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy ihwal sekolah lima hari memicu keresahan publik. Banyak pihak merasa persiapan dan sosialisasi sistem baru ini terburu-buru. Ketika pro-kontra masih merebak, pemerintah sudah memastikan pada tahun ajaran baru mendatang siswa bersekolah delapan jam sehari, lima hari sepekan.

Keberatan khalayak ramai atas sekolah lima hari ini didasari sejumlah hal. Pertama, belum ada uji publik yang memadai tentang Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah ini. Hasil kajian soal dampak kebijakan baru ini, kalaupun ada, tak pernah disampaikan kepada masyarakat. Padahal soal ini penting karena di banyak negara justru terjadi tren kebalikannya. Di Finlandia, negara dengan sistem pendidikan yang disebut terbaik di dunia, anak-anak hanya bersekolah selama lima jam sehari. Mereka bukan hanya berada di kelas, melainkan juga bermain dan melakukan berbagai praktik lapangan. Belanda dan Jerman menerapkan model serupa.

Kedua, kesiapan sekolah juga tak seragam. Data Kementerian Pendidikan sendiri menunjukkan ada sedikitnya 15 ribu sekolah yang saat ini digunakan dua kali: pagi dan sore. Siswa terpaksa dibagi dua karena jumlah ruang kelas tak cukup untuk menampung mereka semua. Jumlah sekolah seperti ini sekitar 7 persen dari total 220 ribu sekolah di seluruh Indonesia. Pemerintah memang sudah memastikan hanya akan mengimplementasikan sistem baru ini pada 45 ribu sekolah lebih dulu. Namun ketiadaan penjelasan yang cukup tentang hal ini tetap menambah kekhawatiran.

Ketiga, kurang tegasnya keberpihakan pada siswa dalam perumusan kebijakan ini. Peraturan menteri tentang hari sekolah ini merupakan turunan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2017 tentang Guru. Dengan model pendidikan delapan jam sehari, jam kerja guru diharapkan naik sampai 37,5 jam per minggu seperti aparat pegawai negeri sipil lainnya. Pertimbangan administratif semacam ini amat tidak tepat. Idealnya, sistem sekolah dibuat untuk memastikan siswa bisa belajar dan berkembang dengan baik, bukan sekadar untuk menambah jam kerja para guru.

Menteri Muhadjir menepis kekhawatiran tersebut dengan menegaskan bahwa prioritas pemerintah adalah membangun karakter siswa yang religius, suka bergotong-royong, berintegritas, jujur, dan toleran. Karena itu tujuan pemerintah, semestinya kurikulum dan metode pendidikan siswalah yang perlu dibenahi, bukan jam sekolah. Kualitas guru juga mendesak untuk ditingkatkan.

Advertising
Advertising

Sesungguhnya lebih baik bila pemerintah mempercayakan implementasi sistem pendidikan kita kepada pemerintah daerah, para guru, dan komite sekolah yang mewakili orang tua murid. Merekalah yang lebih tahu kondisi wilayahnya, kesiapan siswa, dan cara terbaik mendidik anak-anak. Hanya dengan begitu, pendidikan bisa membebaskan, bukannya membelenggu tunas-tunas bangsa itu.

Berita terkait

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 menit lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

2 menit lalu

10 Negara Terpanas di Dunia, Ada yang Mencapai 48,5 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terpanas di dunia, sebagian besar adalah negara kepulauan yang suhu udaranya dipengaruhi oleh kenaikan suhu air laut.

Baca Selengkapnya

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

6 menit lalu

Soal Pertemuan dengan Megawati dan PKS, Gerindra: Prabowo Masih Punya Agenda Lain

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, bicara mengenai peluang pertemuan antara Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri dan PKS. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

21 menit lalu

Cara Mudah Menghilangkan Notifikasi Google Chrome di HP dan Laptop

Notifikasi Google Chrome bisa mengganggu pengguna saat sedang asyik menggunakan HP atau Laptop. Ini cara menghilangkan notifikasi Chrome.

Baca Selengkapnya

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

22 menit lalu

Pengguna LRT Jabodebek Mencapai 1,4 Juta di April 2024

Jumlah penumpang Light Rail Transit atau LRT Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) selama April 2024 sebanyak 1.402.933 orang.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

23 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Mangkir tanpa Alasan, KPK: Praperadilan Tak Hentikan Penyidikan

KPK mengatakan, kuasa hukum Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor seharusnya berperan mendukung kelancaran proses hukum.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

26 menit lalu

Rupiah Menguat di Angka Rp 16.088

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di angka Rp 16.088 pada perdagangan akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Menarik Love Reset, Film Jung So Min dan Kang Ha Neul yang Tayang di Vidio

28 menit lalu

3 Fakta Menarik Love Reset, Film Jung So Min dan Kang Ha Neul yang Tayang di Vidio

Setelah dirilis di bioskop akhir tahun lalu, film Love Reset yang dibintangi Jung So Min dan Kang Ha Neul tayang di Vidio mulai 5 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

29 menit lalu

Anies-Muhaimin ke Aceh Meski Timnas Amin Sudah Bubar, Ada Apa?

Anies-Muhamin dikabarkan menuju ke Aceh untuk mengikut agenda bersama meski Timnas Amin sudah bubar.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Bicara Peluang Panggil Elkan Baggott untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

33 menit lalu

Shin Tae-yong Bicara Peluang Panggil Elkan Baggott untuk Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea

Elkan Baggott berpeluang dipanggil Shin Tae-yong untuk laga playoff Olimpiade Paris 2024 Timnas U-23 Indonesia vs Guinea.

Baca Selengkapnya