Serena Mencari Cinta  

Penulis

Rabu, 1 Juli 2015 13:30 WIB

Film Serena (2014)

TEMPO.CO, Jakarta- Sebuah film yang menjanjikan karena pemainnya papan atas dan diangkat dari novel yang laku ternyata tak menjamin kualitas.

***

Semula Serena menjanjikan sesuatu yang menarik. Hampir semua aspek dari film ini seolah-olah memenuhi persyaratan film yang baik. Pertama, pemain utamanya adalah pasangan “bangsawan” Hollywood yang tengah diperebutkan semua studio besar: Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper. Mereka pernah tampil bersama dalam film Silver Linings Playbook dan American Hustle, yang sama-sama disutradarai David O. Russell, yang memperlihatkan bagaimana kedua aktor itu bisa bekerja sama dengan baik. Kedua, cerita yang diadaptasi dari novel karya Ron Rash dengan judul yang sama ini berkisah tentang pasangan Pemberton, pengusaha kayu Amerika, menghadapi era depresi ekonomi: kisah cinta, politik, bisnis, sekaligus thriller. Bukankah itu menjanjikan?

Paling tidak, menit-menit pertama film ini sudah memberikan pembukaan yang menarik.

Sutradara Susanne Bier menjanjikan sebuah romantisisme. George Pemberton adalah pengusaha kayu North Carolina yang bertahan menghadapi deraan era depresi ekonomi. Pertemuannya dengan Serena terjadi setelah kejar-mengejar di atas kuda. Adegan itu begitu romantis dan penuh berahi: “Sebaiknya kita kawin saja,” demikian George pada pertemuan pertama itu. Sutradara Bier memberikan adegan awal yang penuh harapan.

Perkawinan keduanya berjalan begitu segera. Putri seorang raja kayu dari kawasan lain begitu saja masuk ke perkawinan dan kehidupan bisnis George. Kita tak tahu siapa diri Serena, kecuali dia seorang perempuan yang tampaknya tak ragu melontarkan pemikirannya. Dengan pedas Serena mengatakan betapa malasnya para pekerja Pemberton (“Seharusnya pekerjaan yang mengambil waktu sembilan bulan ini bisa dikerjakan dalam waktu enam bulan”) dan dia juga dengan cekatan mencari solusi untuk mengatasi geliat rombongan ular yang mematuk para penebang kayu, yaitu dengan mengimpor burung elang. Dengan kata lain: Serena memberikan impresi kepada orang di sekelilingnya dan juga kepada penonton: dia seorang perempuan tangguh yang tak bakal menjadi istri yang “hanya berurusan dengan benang dan jarum belaka,” kata Serena kepada Buchanan (David Dencik), rekan bisnis suaminya.

Problem muncul ketika Serena yang semula digambarkan sebagai perempuan yang tangguh dan tak cengeng itu tiba-tiba saja menjadi Lady Macbeth dari hutan belantara North Carolina. Belakangan Serena menjadi pendorong suaminya untuk melakukan apa pun hingga dia lebih mirip “Lady Psychotic”. Semua orang yang dianggap menghalangi ambisi dan hasratnya harus dihabisi. Bukan hanya Buchanan yang harus disingkirkan, melainkan terlebih lagi putra hasil hubungan luar nikah antara George dan seorang pekerja perempuan. Ini pukulan terberat Serena, yang tak bisa mempunyai anak.

Paruh akhir film ini menjadi thriller, kejar-mengejar orang bayaran Serena dengan sang ibu dan bayinya. Serena akhirnya betul-betul berubah menjadi seperti seorang perempuan yang sekrup di dalam kepalanya sudah copot. Seluruh tingkah lakunya di luar kontrol.

Susanne Bier, sutradara asal Denmark, tampak tak berhasil membangun karakter Serena; karakter yang dengan segala kelemahan dan kelebihannya akan membuat penonton tetap membela dan menyayanginya. Karakter Serena bersama suaminya sama-sama menjadi tokoh datar yang bergerak berdasarkan impuls yang sama sekali tak meyakinkan kita. Bahkan kita tak pernah paham apa latar belakang psikologi Serena hingga dia menggenggam cinta pada suaminya hingga pada tahap obsesif.

George Pemberton, sebagai seorang suami yang semula terlihat akomodatif, begitu saja menjadi suami yang kemudian diberi aplaus oleh khalayak karena dia menjadi “pahlawan penyelamat”.

Sebuah cerita dalam film atau karya fiksi memang membutuhkan perkembangan dan perubahan karakter, tapi perubahan ini tetap membutuhkan dukungan argumentasi mengapa tokoh-tokoh itu mengalami perubahan: menjadi monster, menjadi pembunuh, menjadi seseorang yang hilang akal. Proses itu harus tampil bukan sekadar sebagai syarat visualisasi. Penonton harus menjadi bagian dari perjalanan perubahan emosi itu.

Di luar sinematografi yang indah, film ini tak berhasil bercerita. Bahkan Jennifer Lawrence dan Bradley Cooper tak mampu menghidupkan cerita itu.

Leila S. Chudori

Serena


Sutradara: Susanne Bier
Skenario: Christopher Kyle
Berdasarkan novel Serena karya Ron Rash
Pemain: Jennifer Lawrence, Bradley Cooper



Advertising
Advertising

Berita terkait

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

1 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

3 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

3 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

9 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

11 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

12 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

15 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

17 hari lalu

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal

Baca Selengkapnya

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

18 hari lalu

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.

Baca Selengkapnya

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

19 hari lalu

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya