Jessica

Penulis

Sabtu, 29 Oktober 2016 00:16 WIB

Jessica Kumala Wongso dihukum 20 tahun penjara oleh majelis hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Meski tak ada fakta hukum formal bahwa dari tangannya racun sianida itu dituangkan ke gelas kopi, hakim berhasil merangkai berbagai tingkah laku Jessica jauh sebelum tragedi itu terjadi. Kesimpulannya, Wayan Mirna tewas setelah minum kopi di restoran Olivier dan yang menuangkan sianida ke gelas kopi itu diyakini oleh hakim dilakukan Jessica sendiri. Tak ada orang lain; Jessica pembunuh tunggal.

Sidang pun gemuruh. Puluhan orang berbaju "Justice for Mirna" bahkan bersorak ria. Untuk sementara sinetron peradilan yang konon menarik minat banyak orang inidan karena itu stasiun televisi ramai-ramai menyiarkan secara langsungberakhir. Meski Jessica dan penasihat hukumnya akan banding, tak akan ada keriuhan dalam persidangan di pengadilan tinggi. Paling hanya debat pernyataan.

Inilah sidang peradilan terheboh di negeri ini. Lebih heboh dari sidang Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) pasca-tragedi G30S yang digelar pada 1968. Di saat itu tak ada televisi selain TVRI, apalagi media sosial. Juga tahun itu tak ada saksi yang berani berbicara dengan bebas. Dalam sidang Jessica, ada perang antarsaksi ahli yang begitu dahsyat. Saksi ahli jaksa memberatkan Jessica dan saksi ahli pembela meringankannya, seolah keahlian bisa diarahkan ke mana maunya.

Sidang Jessica betul-betul menerapkan prinsip "keterbukaan mutlak". Sidang memang terbuka untuk umum jika bukan kasus cabul, juga terdakwa bukan anak-anak. Tapi, sesuai dengan ketentuan hukum yang masih berlaku, saksi yang belum diperiksa tak boleh duduk si ruang sidang. Hakim punya daftar saksi yang akan didengar. Tujuannya agar saksi tidak saling mencocokkan atau saksi yang belakangan sudah menyiapkan diri untuk mematahkan saksi terdahulu. Kalau televisi menyiarkan langsung, apa bedanya saksi ada di ruang sidang dan tiduran di rumah? Sungguh hakim amat modern, selain ingin numpang populer.

Terdakwa dan keluarga korban juga orang-orang modern dan banyak uang. Keluarga korban, jaksa, dan pengacara setiap saat bisa diwawancarai televisi dan memberikan opininya. Apa yang disebut trial by the press mungkin sudah kedaluwarsa.

Advertising
Advertising

Bagaimana kalau korban pembunuhan yang "rada gelap" ini terjadi di daerah, apakah sehebat itu perhatian publik dan media massa? Mungkin tidak. Yuyun, yang diperkosa dan dibunuh belasan lelaki di Bengkulu yang jauh itu, tak jelas juntrungan beritanya, tak jelas berapa saksi ahli yang hadir, tiba-tiba ada yang dihukum mati. Jadi, yang disebut TKP (tempat kejadian perkara) punya pengaruh atas ingar-bingarnya sidang Jessica.

Keluarga Mirna puas dan bisa lebih tenang karena pembunuh Mirna sudah jelas dan dihukum lewat peradilan yang modern. Kalau di daerah terpencil ada "kearifan lokal" ihwal bagaimana keluarga korban pembunuhan mencari ketenangan siapa pelakunya. Di pedesaan Bali, misalnya, lewat balian (sejenis dukun) yang bisa memanggil roh korban untuk bercerita siapa pembunuhnya. Di Manggarai, Flores, ada cara unik. Keluarga korban datang ke makam, lalu menyemburkan daun sirih dan buah pinang, sambil memohon dengan bahasa Sierra Leone agar sang pembunuh ditunjukkan atas kebesaran Sang Mori Dedek (Tuhan Yang Maha Esa).

Semua ini dasarnya keyakinan. Bukankah hakim yang menghukum Jessica juga berdasarkan keyakinan setelah merangkai perilaku terdakwa? Jadi, apakah Jessica benar pembunuh atau tidak, masih ada pengadilan akhirat. Di situlah keadilan sejati. PUTU SETIA

Berita terkait

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

25 menit lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura.

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

3 Vaksin Wajib untuk Jemaah Haji 2024

50 menit lalu

3 Vaksin Wajib untuk Jemaah Haji 2024

Dalam rangkaian ibadah haji, kesehatan para jemaah haji menjadi faktor utama yang harus dipersiapkan dengan matang.

Baca Selengkapnya

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

1 jam lalu

Menyusul Kritik dari Israel dan AS, Ini Tanggapan Jaksa ICC

Kantor kejaksaan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) menyerukan diakhirinya apa yang mereka sebut sebagai intimidasi terhadap stafnya.

Baca Selengkapnya

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

2 jam lalu

Palestina: Tidak Ada Guna Membahas Gaza di PBB

Dubes Palestina untuk Austria menilai upaya membahas Gaza pada forum PBB tidak akan berdampak pada kebijakan AS dan Eropa yang mendanai genosida.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

3 jam lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

4 jam lalu

Hikayat Deep Blue, Super Komputer IBM Pernah Lawan Grandmaster Garry Kasparov: Sebuah Tonggak AI

Grandmaster Garry Kasparov menjajal bertanding main catur dengan super komputer IBM, Deep Blue, pada 3 Mei 1997.

Baca Selengkapnya

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

5 jam lalu

Borussia Dortmund dan Marco Reus Sepakat Berpisah Akhir Musim Ini

Borussia Dortmund telah mengumumkan bahwa Marco Reus akan meninggalkan klub akhir musim ini dan berstatus bebas transfer.

Baca Selengkapnya

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

5 jam lalu

Wakil Ketua DPRA Sebut Prabowo Bakal Kembalikan Dana Otsus Aceh 2 Persen

Wakil Ketua DPRA Safarudin mengatakan meski suara Prabowo di Pilpres 2024 kalah di Aceh, namun dia berkomitmen kembalikan dana otsus 2 persen.

Baca Selengkapnya

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

5 jam lalu

Nasdem, PKS, dan Perindo Jajaki Koalisi pada Pilkada 2024 di Sulsel

Nasdem Sulsel menyatakan komunikasi politik tetap terbuka dengan partai lain guna menghadapi Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

5 jam lalu

Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta

Baca Selengkapnya