Nova Riyanti Yusuf
Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia Cabang DKI Jakarta
Kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengklaim anggotanya sebagai pelaku bom bunuh diri di Terminal Kampung Melayu pada Rabu pekan lalu. Terlepas dari ISIS atau bukan sebagai pelakunya, serangan teroris sangat mungkin meningkatkan dampak psikologis.
Data menunjukkan bahwa terdapat 4-50 korban psikologis untuk setiap korban fisik dalam sebuah serangan teroris. Sebuah survei satu pekan setelah serangan terhadap World Trade Center pada 11 September 2001 menunjukkan 44 persen orang dewasa dan 35 persen anak mengalami satu atau lebih gejala stres traumatis yang substansial.
Mayoritas individu yang mengalami peristiwa traumatis memiliki reaksi sementara dan pulih kembali ke fungsi pra-peristiwa dalam waktu dua tahun setelah kejadian tanpa intervensi. Diperkirakan 10-15 persen mengalami reaksi berat yang berlanjut.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia DKI Jakarta menurunkan tim psikiater untuk melakukan assessment awal sehari setelah teror bom di Terminal Kampung Melayu. Dari empat penyintas yang ditemui, terdapat beragam reaksi stres akut berupa mudah terkejut dan siaga, kilas balik, sulit tidur, mengumpat karena marah, membisu, dan menangis.
Berbagai kecaman telah ditujukan kepada terorisme. Masyarakat, termasuk media massa, umumnya berpandangan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah orang jahat, delusional, atau orang dengan gangguan jiwa yang tumbuh subur dalam kemiskinan, ketidakpedulian, dan anarki.
Pandangan ini tidak menghentikan terorisme sama sekali. Mungkin sebuah konsep yang perlu untuk diperkenalkan sebagai proxy dalam membangun kerangka kerja baru untuk menghadapi terorisme adalah pemikiran sosiolog Prancis, Emile Durkheim. Meskipun serangan bunuh diri merupakan ekspresi sosial, bunuh diri secara umum tetaplah sebuah tindakan individual. Durkheim telah menuliskan sebuah monograf tentang bunuh diri yang memberikan wawasan bahwa kondisi sosial berkontribusi pada meningkatnya bunuh diri di berbagai negara.
Durkheim menjelaskan, jika integrasi terlalu rendah, individu lebih condong ke arah bunuh diri egois. Sebaliknya, jika integrasi terlalu tinggi, individu lebih condong ke arah bunuh diri altruistik. Jika peraturan terlalu rendah, individu lebih condong ke arah bunuh diri anomis. Sedangkan jika peraturan terlalu tinggi, individu lebih cenderung bunuh diri fatalistik.
Mayoritas pelaku bom bunuh diri Palestina memiliki pendidikan tinggi dan lebih dari 15 persen berasal dari keluarga miskin. Pelaku pun biasanya laki-laki muda yang tidak terikat pernikahan. Analisis ini bertolak belakang dengan paradigma saat ini, tapi juga belum cukup kuat untuk menjelaskan mengapa individu menjadi pelaku teror bunuh diri. Lebih dari 80 persen mujahid diketahui tinggal di komunitas diaspora, sehingga seorang mujahid adalah minoritas di komunitas mereka berada.
Bisa disimpulkan dengan proxy konsep Durkheim bahwa individu-individu yang terpinggirkan (integrasi rendah), belum menikah, berpendidikan tinggi (mengalami kemunduran ikatan sosial), dan ekonomi baik kemungkinan besar akan direkrut untuk menjadi pelaku bom bunuh diri. Faktor-faktor, seperti peraturan dan integrasi yang rendah, menyumbang pada peningkatan minat bergabung dengan jaringan teroris untuk mencari rasa memiliki dan stabilitas.
Dalam konteks pengaturan yang rendah, negara-negara yang mengalami perubahan tatanan sosial secara cepat tapi tidak segera membuahkan hasil yang diinginkan dari peristiwa revolusioner tersebut dapat meningkatkan prevalensi bom bunuh diri di negara itu. Di antara negara-negara tersebut adalah Algeria (1992), Palestina (1993), bahkan Indonesia (1998).
Terdapat dua tipe pengebom bunuh diri. Pengebom bunuh diri fatalistik mengalami tingkat regulasi yang tinggi sehingga tidak memiliki pilihan untuk menolak melakukan serangan karena organisasi teroris mencengkeram mereka. Bentuk kedua adalah pengebom bunuh diri altruistik sebagai dampak dari tingkat integrasi sangat tinggi. Dia membentuk ikatan loyalitas yang kuat dengan rekan-rekan pengebom dan sering kali merupakan anggota kelompok jihad global. Dari hasil indoktrinasi, mereka berkewajiban memperjuangkan sesama anggota kelompoknya sehingga menyerupai latihan militer.
Ikatan global diciptakan melalui jejaring Internet dengan satu pesan yang homogen bagi sel-sel teroris. Pesan tersebut mampu menerjemahkan ikatan personal dan lokal yang ada di dalam dan antar-kelompok kecil menjadi sebuah hubungan yang kuat di dalam sebuah komunitas radikal yang lebih luas (umat). Intensitas ini melahirkan sebuah komunitas sangat luas dengan anggota-anggota yang bersedia untuk menyerahkan hidupnya bagi kelompok.
Berusaha mengidentifikasi individu yang potensial menjadi teroris atau sudah menjadi teroris adalah upaya pencegahan terorisme yang sangat sulit. Namun ada celah intervensi melalui kebutuhan individu yang berusaha mencari integrasi dan regulasi melalui kelompok tertentu. Dengan konsep Durkheim rasanya cukup jelas bahwa salah satu cara untuk melemahkan terorisme adalah menghilangkan akar masalah utama, yaitu konteks sosial (psikososial) yang menyebabkan individu melakukan teror bunuh diri itu sendiri.
Berita terkait
Hasil Tinju Dunia: Canelo Alvarez Pertahankan Predikat Juara Sejati, Kalahkan Jaime Munguia
28 menit lalu
Canelo Alvarez berhasil mempertahankan predikat juara sejati tinju dunia kelas super middleweight dengan mengalahkan Jaime Munguia.
Baca SelengkapnyaPenggemar Rasakan Emosi di Lagu Diana Krall
56 menit lalu
Penggemar Diana Krall kagum dengan penampilan penyanyi Kanada itu di konser Solo bertajuk Diana Krall Live in Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaReal Madrid Juara Liga Spanyol 2023/2024, Carlo Ancelotti Lewati Catatan Zidane dan Incar Rekor Miguel Munoz
1 jam lalu
Carlo Ancelotti berhasil mengantar Real Madrid menjuarai Liga Spanyol 2023-2024. Incar rekor setelah lewati catatan Zidane.
Baca Selengkapnya3 Fakta Penting Laga Timnas U-23 Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis 9 Mei
2 jam lalu
Simak tiga fakta penting laga timnas U-23 Indonesia vs Guinea di playoff Olimpiade Paris 2024, salah satunya pertandingan digelar tertutup.
Baca SelengkapnyaIndonesia Raih Perak Piala Uber Pertama dalam 16 Tahun, Para Pemain Tunggal Putri Paling Banyak Dipuji
2 jam lalu
Setelah 16 tahun menanti, akhirnya tim bulu tangkis putri Indonesia membawa pulang medali Piala Uber.
Baca SelengkapnyaJadwal Liga Champions Leg Kedua Semifinal: Bayern Munchen Kehilangan 2 Bek Jelang Sambangi Real Madrid
3 jam lalu
Jadwal Liga Champions akan memasuki leg kedua semifinal. Bayern Munchen mendapat pukulan menjelang tampil di markas Real Madrid.
Baca SelengkapnyaFansign Day6 di Jakarta Selama 2 Jam Dipenuhi Ratusan My Day Beruntung
3 jam lalu
Dihadiri oleh Sungjin, Wonpil, Dowoon, dan Young K, acara fansign Day6 di Jakarta diadakan sehari sebelum Saranghaeyo Indonesia 2024.
Baca SelengkapnyaFilm Horor Psikologis Possession: Kerasukan Tayang 8 Mei, Produser Berharap Dapat Jadi Bahan Diskusi
4 jam lalu
Possession: Kerasukan memakai atribut horor Indonesia, yaitu pocong yang dipresentasikan bantal-guling lantaran dekat dengan keseharian masyarakat.
Baca SelengkapnyaTak Kebal Aturan Ganjil-Genap, Apa itu Pelat Khusus ZZ?
4 jam lalu
Apa itu pelat khusus ZZ yang disebut tak kebal aturan ganjil-genap di Jakarta.
Baca SelengkapnyaBenarkah Belahan Jiwa Sudah Terdeteksi dari Pandangan Pertama?
4 jam lalu
Jika sudah menjalin hubungan dengan seseorang dan sangat ingin tahu apakah dia adalah belahan jiwa, berikut beberapa tandanya.
Baca Selengkapnya