Mudik Selamat Lewat Tol Darurat

Penulis

Kamis, 22 Juni 2017 22:48 WIB

Tak ingin "Tragedi Brexit 2016" terulang, pemerintah memfungsikan jalur jalan tol Brebes-Batang untuk dilalui kendaraan dalam arus mudik Lebaran kali ini. Langkah itu sudah tepat, meski fasilitas pendukung di jalur tersebut masih pas-pasan. Untuk menutupi kekurangannya, perlu kesiagaan petugas di lapangan dan kesiapan prasarana lain demi mengatasi kemungkinan situasi darurat.

Tragedi di ruas tol Brebes Timur Exit (yang lalu diplesetkan menjadi "Brexit") setahun lalu itu tak akan terlupakan. Akibat penumpukan kendaraan yang luar biasa saat itu, ribuan mobil "terkunci" selama berhari-hari. Hawa panas yang menyengat dan minimnya logistik menyebabkan para pemudik kelelahan luar biasa. Akibatnya, sebelas orang tewas. Ditambah korban lain karena kecelakaan, seluruhnya 17 orang tewas di kawasan Brebes Timur.

Dalam masa mudik tahun ini diperkirakan ada peningkatan jumlah kendaraan pribadi sebesar 13 persen dibanding tahun lalu yang mencapai 3,48 juta mobil. Bisa dibayangkan jika tak ada perbaikan dalam menangani arus mudik sekarang, terutama di kawasan yang rawan penumpukan kendaraan.

Ruas tol Brebes-Batang sepanjang 110 kilometer adalah terusan dari ruas Pejagan-Brebes. Ini akan menjadi bagian dari tol Trans-Jawa yang terbentang dari Cikampek hingga Surabaya. Sebenarnya ruas tol Brebes ke Batang (dengan exit di Gringsing) ini belum siap dioperasikan. Kondisi lintasan masih belum mulus, lampu penerangan sangat minim, dan belum ada rest area memadai. Debu tebal pun beterbangan, sehingga mengurangi jarak pandang. Karena itulah status lintasan ini hanya fungsional, bahkan kemudian dinyatakan darurat oleh Menteri Perhubungan. Rute bisa dilalui, tapi dengan ekstra-hati-hati. Kecepatan yang diperbolehkan tak melebihi 40 kilometer per jam.

Dalam kondisi semacam itu, kesiagaan petugas di lapangan mutlak dibutuhkan. Mereka mesti cermat menilai keadaan agar pembukaan jalur ini tidak sekadar memindahkan penumpukan dari Brexit ke Gringsing.

Advertising
Advertising

Ini bukan mengada-ada, karena bahkan kemarin (Kamis pagi) dikabarkan terjadi kemacetan sepanjang Kendal menuju Semarang. Kemacetan ini bisa berdampak pada kelancaran arus lalu lintas di tol fungsional. Petugas dituntut siaga dengan solusi jika keadaan lebih parah. Bukan hanya siap dengan jalur alternatif, tapi juga siap dengan prasarana pendukung lain, seperti ambulans dan angkutan BBM yang lincah.

Namun ikhtiar tercapainya kelancaran dan keselamatan arus mudik tak bisa dibebankan kepada petugas sepenuhnya. Para pengendara juga dituntut sumbangannya dalam menciptakan kondisi itu, misalnya dengan berlaku tertib di jalan dan mematuhi arahan petugas. Mereka juga bisa melengkapi diri dengan aplikasi pemantau jalan, yang gampang diunduh ke telepon seluler. Dengan perkakas canggih itu, pemudik bisa cepat mengantisipasi keadaan.

Saat ini memang belum tepat menuntut kecepatan, yang penting adalah bisa mudik dengan selamat sampai ke tujuan.

Berita terkait

Pramugari Sarankan Tidak Memilih Koper Hard Case untuk Bagasi dan Lima Tips Packing Lainnya

10 menit lalu

Pramugari Sarankan Tidak Memilih Koper Hard Case untuk Bagasi dan Lima Tips Packing Lainnya

Wisatawan banyak yang lebih suka packing dengan koper hard case karena dikira lebih kuat, nyatanya tidak.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

11 menit lalu

Hujan Meteor Masuk Atmosfer Bumi Malam Ini, Bisa Dilihat Tanpa Alat Khusus

Keunikan malam puncak hujan meteor ini adalah meteornya bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley.

Baca Selengkapnya

Jadwal Championship Series Liga 1: Bali United vs Persib Bandung pada 14 Mei, Alberto Rodriguez Tak Sabar Mau Main

11 menit lalu

Jadwal Championship Series Liga 1: Bali United vs Persib Bandung pada 14 Mei, Alberto Rodriguez Tak Sabar Mau Main

Dalam pertandingan semifinal Championship Series Liga 1 ini, Bali United lebih dulu main di kandang sebelum bertandang ke Persib Bandung.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

11 menit lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Hari Akar Kuadrat, Fenomena Matematika yang Langka dan Unik

15 menit lalu

Penjelasan Hari Akar Kuadrat, Fenomena Matematika yang Langka dan Unik

Anda pernah mendengar hari libur matematika tak resmi Hari Akar Kuadrat? Hari yang hanya terjadi 9 kali se-abad ini lebih dari sekadar angka.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Haji 2024, Kuota Terbesar Sepanjang Sejarah hingga Gunakan Kartu Pintar

17 menit lalu

5 Fakta Haji 2024, Kuota Terbesar Sepanjang Sejarah hingga Gunakan Kartu Pintar

Gelombang pertama jamaah haji Indonesia akan berangkat pada Minggu 12 Mei 2024. Berikut fakta-fakta menarik haji 2024.

Baca Selengkapnya

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

19 menit lalu

Luhut Diminta Klarifikasi Soal Orang Toksik di Pemerintahan Prabowo: Agar Tak Ada Tuduhan

Menurut pengamat politik Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin, ada kemungkinan Luhut merujuk kepada figur atau kelompok tertentu melalui pernyataan tersebut.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

25 menit lalu

Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

26 menit lalu

Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

31 menit lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya