Pilih Calon Berintegritas untuk Komnas HAM

Penulis

Rabu, 5 Juli 2017 22:17 WIB

Panitia seleksi calon komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia harus cermat dalam memilih 14 dari 28 kandidat yang akan disetor ke Dewan Perwakilan Rakyat. Seleksi mesti memastikan bahwa calon terpilih kelak merupakan komisioner yang independen, berintegritas, dan kompeten agar mampu mengembalikan kepercayaan publik kepada Komnas HAM yang terus menurun.

Penelusuran oleh Koalisi Masyarakat Sipil Selamatkan Komnas HAM terhadap latar belakang para calon menemukan, dari 60 kandidat pada tahap kedua, lebih dari separuh pernah menjadi pengurus partai politik, korporasi, dan organisasi kemasyarakatan-yang dituding kerap melakukan kekerasan. Selasa lalu, sebagian dari calon bermasalah tersebut kembali lolos di antara 28 calon tersisa yang akan mengikuti seleksi tahap berikutnya, psikotes dan wawancara terbuka.

Kondisi tersebut patut membuat kita khawatir. Dalam usianya yang hampir seperempat abad-jika dihitung sejak Soeharto membentuk Komnas HAM lewat Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993-lembaga ini berada dalam pertaruhan. Tingginya tingkat kepuasan responden dalam survei pelayanan yang digelar Komnas HAM tahun lalu berbanding terbalik dengan evaluasi yang dilakukan sejumlah lembaga.

Hasil evaluasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi terhadap Komnas HAM hanya menghasilkan nilai cukup baik-di atas 60 persen-pada dua indikator penilaian, yakni penataan sistem sumber daya manusia dan kualitas pelayanan publik. Sedangkan enam kriteria lainnya dinilai masih buruk, yakni manajemen perubahan, penataan peraturan perundangan, penataan organisasi, penguatan akuntabilitas, dan penguatan pengawasan.

Akuntabilitas pengelolaan keuangan Komnas HAM pun memburuk selama dua tahun terakhir. Badan Pemeriksa Keuangan menyatakan tak memberikan pendapat (disclaimer) terhadap laporan keuangan Komnas HAM 2015 dan 2016. Pada periode tersebut, negara mengalokasikan anggaran sekitar Rp 170 miliar.

Advertising
Advertising

Di sisi lain, Komnas HAM dianggap gagal menjalankan tugasnya membawa kasus pelanggaran hak asasi manusia ke peradilan. Koalisi Masyarakat Sipil mencatat, sejak 2012, Komnas HAM menerima sedikitnya 1.030 laporan tentang pelanggaran HAM di sektor agraria, yang hingga kini tak jelas penanganannya. Belum lagi pekerjaan rumah warisan komisioner periode-periode sebelumnya untuk mengungkap tujuh kasus pelanggaran HAM berat, yang juga jalan di tempat.

Pergantian kepengurusan pada November mendatang harus menjadi awal upaya membenahi keterpurukan Komnas HAM. Panitia seleksi yang telah bekerja sejak Maret lalu bertanggung jawab memilih calon-calon yang kompeten dan terbebas dari konflik kepentingan. Mereka tak perlu memaksakan memenuhi kuota 14 orang untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan oleh DPR, jika memang tak ada kandidat yang layak. Jangan biarkan parlemen memilih calon terbaik di antara yang terburuk.

Berita terkait

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

1 menit lalu

Pilkada 2024 Kota Semarang: PKS dan Golkar Jajaki Koalisi, Demokrat Usung Yoyok Sukawi

PKS dan Golkar Kota Semarang jajaki koalisi untuk memenuhi syarat 20 persen kursi legislatif guna mengusung calon di Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

3 menit lalu

KPU Tanggapi Dalil PDIP Soal Selisih Suara Pilpres di Kota Dumai: Pemilih Tak Gunakan Hak Suara

Tanggapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) terhadap dalil PDIP mengenai selisih suara dalam Pilpres 2024 di Kota Dumai, Riau.

Baca Selengkapnya

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

3 menit lalu

Hujan Meteor dari Ekor Komet Halley, Mengenal Komet Halley

Puncak hujan meteor adalah meteornya ini bersumber dari butir debu yang dilepaskan komet Halley

Baca Selengkapnya

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

3 menit lalu

Anggukan Jokowi soal Disebut Jadi Penjembatan Prabowo-Megawati

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengungkapkan Presiden Jokowi yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Megawati dan Prabowo

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

4 menit lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

7 menit lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

22 menit lalu

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Tiba di KPK, Jalani Pemeriksaan sebagai Tersangka Kasus Korupsi BPPD Sidoarjo

Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor memenuhi panggilan pemeriksaan penyidikan Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK.

Baca Selengkapnya

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

23 menit lalu

Google Maps Bakal Hadirkan Tampilan Baru, Edisi Awal Diujicoba untuk Pengguna Android

Google sedang mengembangkan desain antarmuka baru dari Google Maps. Masih diujicoba untuk pengguna Android.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

28 menit lalu

Jokowi Sebut Impor Produk Elektronik Bikin Defisit hingga Rp 30 Triliun Lebih

Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor.

Baca Selengkapnya

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

30 menit lalu

Kronologi Warga Bubarkan Mahasiswa Katolik saat Ibadah Doa Rosario di Tangsel

Acara pembacaan doa rosario oleh sekelompok mahasiswa Universitas Pamulang (UNPAM) dibubarkan paksa sejumlah warga di Tangsel

Baca Selengkapnya