Pencairan Kartu Jakarta Pintar

Penulis

Minggu, 9 Juli 2017 23:50 WIB

Sebagian pemegang Kartu Jakarta Pintar "pintar" mengakali aturan program milik Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota itu. Mereka mencairkan dana untuk keperluan lain. Padahal program itu sebenarnya ditujukan untuk membantu biaya pendidikan masyarakat kurang mampu.

Ada dua modus pencairan kartu tersebut. Pertama, membeli barang lalu meminta pedagang mencairkan dana. Kedua, langsung memberi komisi kepada pedagang sebesar 10 persen dari uang yang dicairkan. Menurut perkiraan Dinas Pendidikan DKI, jumlah penarik dana KJP mencapai 5 persen dari 792.495 pemegang kartu atau hampir 40 ribu orang.

Pemegang kartu seharusnya berhenti mengakali program itu. Apalagi jika dana itu ternyata dicairkan untuk kepentingan konsumtif.

Pada masa lalu, ketika KJP masih boleh dicairkan, banyak ditemukan penyimpangan dana pendidikan. Bahkan ada dana KJP yang dipakai untuk menyewa tempat karaoke. Godaan cukup besar. Nilai dana yang dikirim ke rekening siswa hampir Rp 400 ribu per bulan, di luar dana tambahan pada setiap tahun ajaran baru.Sekalipun dengan alasan desakan ekonomi, penarikan itu tidak dapat dibenarkan. Penarik dana yang disinyalir adalah orang tua murid seharusnya berpikir untuk jangka panjang ketimbang memenuhi keinginan sesaat. Menjamin pendidikan anak adalah tugas utama orang tua yang tidak boleh dikalahkan oleh alasan lain.

Sebagian dana KJP sebenarnya boleh dipakai untuk membeli bahan kebutuhan pokok seperti beras dan daging. Kartu itu juga bisa digunakan untuk membeli seragam dan pakaian siswa, sepanjang dilakukan secara non-tunai.

Advertising
Advertising

Program KJP non-tunai adalah hasil kerja sama pemerintah DKI dengan Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan budaya non-tunai. Bank sentral memandang banyak manfaat yang diperoleh dari transaksi non-tunai.

Di samping menghemat biaya pencetakan, distribusi, dan penarikan uang kartal yang mencapai Rp 3,5 triliun per tahun, transaksi non-tunai mempermudah upaya penciptaan sistem keuangan yang transparan dan bebas korupsi. KJP, yang menelan anggaran Rp 3,4 triliun, tentu sangat membutuhkan sistem yang bersih dari penyimpangan.

Upaya mencegah pencairan KJP tidak cukup hanya dilakukan melalui imbauan para pejabat. Pemerintah DKI harus mengawasi kepatuhan pemegang KJP dan pedagang penerima KJP.

Telusuri siapa saja penarik dana dan di mana dana tersebut ditarik. Pemegang KJP yang terbukti melakukan penarikan tunai bisa saja dikeluarkan dari program itu. Pedagang yang membantu pemegang kartu mengakali aturan pun bisa diberi sanksi.

Pihak sekolah juga bisa berperan mengingatkan orang tua pemegang KJP bahwa dana dalam kartu ini bukanlah "tambahan penghasilan" bagi mereka, melainkan dana investasi bagi masa depan anak. Sadarkan mereka bahwa perilaku "mengakali" KJP secara tidak langsung mengajari anak berbuat curang sejak di bangku sekolah.

Berita terkait

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

3 menit lalu

Ma'ruf Amin Terima Kunjungan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi di Istana Wapres

Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima lawatan Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah di Istana Wapres.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

3 menit lalu

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

Penderita asam urat perlu menjaga jenis dan pola makan agar tetap sehat. Diet Mediterania disebut baik untuk penderita kadar asam urat.

Baca Selengkapnya

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

4 menit lalu

Alat Pemantau Erupsi Gunung Ruang Rusak Lagi

Erupsi Gunung Ruang kembali menyebabkan alat pemantau gunung api rusak. Badan Geologi memanfaatkan pemantauan dengan alat di stasiun sekitarnya.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

5 menit lalu

Gunung Ruang Erupsi Lagi, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara Hari Ini

Gunung Ruang kembali erupsi. Operasional Bandara Sam Ratulangi kembali ditutup hari ini.

Baca Selengkapnya

Begini Kronologi Gol Bunuh Diri Pratama Arhan saat Timnas U-23 Indonesia Kalah Lawan Uzbekistan

9 menit lalu

Begini Kronologi Gol Bunuh Diri Pratama Arhan saat Timnas U-23 Indonesia Kalah Lawan Uzbekistan

Pratama Arhan membuat gol bunuh diri di menit ke-86 saat timnas U-23 Indonesia kalah lawan Uzbekistan pada semifinal Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Timnas U-23 Gagal ke Final, Haedar Nashir: Pahlawan Bangsa Tanpa Mahkota Juara

10 menit lalu

Timnas U-23 Gagal ke Final, Haedar Nashir: Pahlawan Bangsa Tanpa Mahkota Juara

Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan publik sebaiknya belajar cara berjuang kolektif bersama Timnas U-23.

Baca Selengkapnya

Gunung Ruang Erupsi Lagi, 18 Penerbangan Dibatalkan

11 menit lalu

Gunung Ruang Erupsi Lagi, 18 Penerbangan Dibatalkan

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VIII Manado, Ambar Suryoko mengatakan bahwa setidaknya ada 18 penerbangan yang terdampak erupsi Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Daftar Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik

14 menit lalu

Begini Cara Daftar Konversi Motor Bensin ke Motor Listrik

Pendaftaran konversi motor bensin menjadi motor listrik dapat dilakukan dengan dua cara, yakni offline dan online. Begini caranya.

Baca Selengkapnya

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

17 menit lalu

Sawit PT RAP Diduga Masuk Kawasan Hutan Kapuas Hulu

Perkebunan sawit PT Riau Agrotama Plantation (PT RAP), anak perusahaan Salim Group diduga merambah hutan Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Baca Selengkapnya

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

19 menit lalu

NasDem dan PKB Bilang Begini soal Jatah Kursi Menteri di Kabinet Prabowo

NasDem dan PKB angkat bicara soal jatah kursi menteri jika kelak jadi bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran. Apa kata mereka?

Baca Selengkapnya