Komedie

Penulis

Senin, 31 Oktober 2016 00:00 WIB

DI negeri ini, ada orang-orang yang tampil di atas podium, ada yang berjubel tampak dan tak tampak. Sebenarnya yang tampak-dan-tak-tampak itulah yang membuat sejarah.

Saya ingin mengatakan: "Indonesia" dimulai dari bawah; 28 Oktober 1928 bukanlah awalnya. Sebelum namanya ditetapkan, "Indonesia" sudah terjadi di tempat-tempat yang dianggap remeh, di pinggir percaturan politik, di kehidupan yang tampaknya main-main, tapi sesungguhnya jerih-payah. Salah satunya: di dunia hiburan.

Kita mulai di Surabaya. Sebelum 1928, di sini lahir sebuah usaha seni pertunjukan, Komedie Stamboel.

Dalam The Komedie Stamboel: Popular Theater in Colonial Indonesia, 1891-1903, Matthew Isaac Cohen menceritakan kehidupan grup pertunjukan zaman itu dengan rinci, memikat, dan informatif. Membaca hasil penelitian sejarahnya kita akan mendapat gambaran tentang teater populer akhir abad ke-19, selera artistik produsen dan konsumennya, dengan latar sosial masyarakat kolonial di kota-kota. Kita akan dibawa ke tengah kehidupan orang-orang peranakan, jatuh-bangun mereka, peran artistik dan sosial mereka. Kita akan melihat dunia seni pertunjukan masa itu seakan-akan dunia burung-burung yang hinggap dari pohon ke pohon dan tanpa sengaja menebar benih. Dari situlah tumbuh sebuah kebudayaan baru yang disentuh dunia modern dan kosmopolitanisme, justru dari dunia orang ramai, orang kebanyakan, bukan dari sebuah elite yang berselera tinggi.

Berangsur-angsur ini berpengaruh pada sebuah kesadaran yang terbuka. Dari situ ke-Indonesia-an terbentuk, tanpa diprogram, tanpa ideologi, dan tanpa dinding pemisah kelas, suku, dan etnis yang kedap. Sumpah Pemuda 1928 penting, tapi lebih sebagai upacara pembaptisan.

Advertising
Advertising

Komedie Stamboel didirikan pada Januari 1891 ketika Surabaya tumbuh sebagai kota dengan penduduk hampir 130 ribu orangsangat kecil jika dilihat sekarang, tapi sangat besar di masa itu. Mereka beragam: 90 persen "pribumi", sisanya Tionghoa, Arab, Eropa, dan peranakan, dengan kekayaan dan status sosial yang tak setara. Yang menyatukan mereka: dunia urban yang baru.

Matthew Isaac Cohen menyebut kota sebagai "arena of observation", tempat saling memperhatikan, dan masyarakat di tempat-tempat padat di Indonesia sebagai "an open-gallery society". Di masyarakat ini, apa yang dipamerkan, dipertunjukkan, dan disajikan di depan umum berpengaruh pada harkat sosial. Galeri terbuka adalah ruang bersama untuk mengungkapkan diri, coarticulation, dengan dinding pembatas yang mudah diterobos dan pembatasan yang tak ketat. Komedie Stamboel lahir dan tumbuh di situ.

Rombongan teater ini sebuah bisnis kecil. Dalam kongsi yang memilikinya ada nama Yap Gwan Thay. Ia wiraswasta. Usahanya beragam dan manajemennya simpang-siur: firma obat tradisional "Banyu Urip", pabrik limun, usaha dekorasi gedung. Ia, yang pernah dipenjara karena terlibat pemalsuan uang, oleh sebuah koran berbahasa Melayu di Surabaya pada 1899 disebut sebagai "pujangga".

Yap membangun beberapa gedung pertunjukan untuk Opera Cina berbahasa Tionghoa dan topeng Jawa, di samping membentuk rombongan sandiwara berbahasa Melayu. Dengan bahasa Melayu pulayang sudah jadi i tanpa diperintahkanKomedie Stamboel mementaskan cerita 1.001 Malam yang populer di masa itu dengan menampilkan fantasi dunia "Arab". Juga lakon Nyai Dasima dan cerita Si Conat, kepala bandit dari Tangerang. Juga Pembunuhan Pangeran William van Oranye.

Ada sifat gado-gado dalam sejarah sosial Komedie Stamboel, ada sifat eklektik pada pementasannya, ada campuran keragaman dalam penggemarnya. Dalam Pandji Poestaka Armijn Pane mencatat: untuk beroleh laba, pilihan cerita Komedie Stamboel diolah untuk memenuhi selera kelompok etnis dan kelas sosial yang berbeda-beda.

Tapi mungkin itu juga indikasi sebuah himpunan sedang terbentuk, melintasi pengelompokan etnis dan sosial. Pelbagai elemenumumnya dari kalangan di luar tatanan kelas dan norma sosial yang adapelan-pelan mencari identitasnya sendiri.

Tokoh sejarah teater masa itu, sosok utama yang dengan menarik ditampilkan Cohen, adalah Auguste Mahieu. Ia aktor, penulis lagu, manajer, sutradaraorang berdarah Jawa yang lahir di Bangkalan, Madura. Riwayatnya perlu tulisan tersendiri untuk ditampilkan. Sementara ini bisa dikatakan: ia, yang dikagumi tapi juga tak sepenuhnya diakui secara sosial karena seniman panggung dan "Indo" tak pernah jadi bagian yang terhormat, adalah elemen sejarah yang nyaris tak tercatat dalam proses simbiosis dalam keanekaragaman yang kemudian bernama "Indonesia". Bahasa, selera, dan posisi pinggiran yang sama mempertemukan itu.

Komedie Stamboel menunjukkan bahwa bukan cuma surat kabar ("kapitalisme cetakan", kata Benedict Anderson), tapi juga bisnis hiburan populer berkeliling yang membangun pertemuan itu. Sungguh, Indonesia tak datang dari atas.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

4 menit lalu

Kemenperin Periksa Pejabat Terlibat Penipuan SPK Fiktif, Terbongkar karena Aduan Pihak Ketiga

Seorang pejabat di Kemenperin menyalahgunakan jabatan untuk membuat SPK fiktif.

Baca Selengkapnya

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

8 menit lalu

Relawan Daftarkan Kaesang Ikut Pilkada Kota Bekasi Lewat PKB

Relawan Nasional Pro Prabowo - Gibran (Pa-Gi) mendorong Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep maju dalam pemilihan Kepala Daerah Kota Bekasi 2024.

Baca Selengkapnya

Babak Baru Konflik KPK

15 menit lalu

Babak Baru Konflik KPK

Dewan Pengawas KPK menduga Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron melanggar etik karena membantu mutasi kerabatnya di Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Pelatih Legendaris Argentina Cesar Luis Menotti Berpulang, Lionel Messi Ikut Ucapkan Belasungkawa

19 menit lalu

Pelatih Legendaris Argentina Cesar Luis Menotti Berpulang, Lionel Messi Ikut Ucapkan Belasungkawa

Pelatih legendaris Cesar Luis Menotti yang membawa Argentina juara Piala Dunia 1978 meninggal dunia. Lionel Messi ucapkan duka cita.

Baca Selengkapnya

Bagi-bagi Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

24 menit lalu

Bagi-bagi Jatah Menteri di Kabinet Prabowo

Ia punya waktu hingga Oktober untuk menimbang dan menyusun kabinet Prabowo dalam pemerintahannya.

Baca Selengkapnya

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

28 menit lalu

Hakim MK Saldi Isra Cecar Bawaslu Soal Tanda Tangan Pemilih di Bangkalan yang Mirip

Hakim MK Saldi Isra menyoroti tanda tangan pemilih pada daftar hadir TPS di Desa Durin Timur, Kecamatan Konang, Bangkalan yang memiliki kemiripan bentuk.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

29 menit lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

29 menit lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Ketua Umum PSSI Erick Thohir: Generasi Emas Sepak Bola Indonesia Telah Lahir

30 menit lalu

Ketua Umum PSSI Erick Thohir: Generasi Emas Sepak Bola Indonesia Telah Lahir

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengatakan generasi emas sepak bola Indonesia telah lahir tercermin dari prestasi timnas Indonesia U-23.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

33 menit lalu

Peneliti BRIN Identifikasi Indikator Potensi Gempa Bumi di Sumatera Paling Selatan

Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN melakukan penelitian untuk mengidentifikasi indikator potensi gempa bumi di Sumatera bagian paling selatan.

Baca Selengkapnya