Pribumi

Penulis

Senin, 13 Februari 2017 00:00 WIB

Pada suatu pagi di abad ke-19, di sebuah perkebunan tebu di pedalaman barat Kuba, seorang anak melihat barisan budak asal Afrika berjalan telanjang untuk pemeriksaan. Tapi tak hanya itu; anak itu juga melihat sebatang tubuh hitam tergantung tak bernyawa di sebuah pohon. Orang itu mungkin digantung majikannya.

Kita tak tahu benarkah adegan itu pernah terjadi, tapi kekejaman yang mendasarinya adalah bagian dari sejarah. Sebuah sajak yang ditulis Jose Marti, penyair terkemuka di dunia sastra Amerika Latin, merupakan sebuah ilustrasi yang tak mudah dilupakan tentang kehidupan di mana keadilan tak ada dan kebebasan dirampas.

Angin marah menghantam

Rimbun hutan perkebunan

Dan barisan budak

Advertising
Advertising

Telanjang bergerak

Merah matahari pagi

Seakan di gurun

Menyinari tubuh hitam yang mati

Tergantung di pohon gunung

Di bait akhir sajak itu disebutkan anak itu gemetar, hatinya gemuruh. Ia berdiri dekat jenazah lelaki malang dari Afrika itu dan bersumpah: dengan seluruh hidupnya ia akan menghapus kejahatan itulavar con su vida el crimen.

Dalam bahasa Spanyol, lavar berarti "mencuci", "membersihkan", tapi juga "membereskan", to make up for. Dan itulah yang dilakukan Jose Marti sampai ia mati: membuat perhitungan dengan sang angkara murka.

Marti bukan saja penyair pelopor modernisme dalam sastra berbahasa Spanyol di abad ke-19. Ia juga dihormati sebagai "Rasul Revolusi" Kuba, perintis kemerdekaan Amerika Latin dari penjajahan Spanyol dan kediktatoran. Ia juga suara perlawanan terhadap ekspansi Amerika Serikat yang dilambangkannya sebagai el gigante de las siete leguas, "raksasa-tujuh-jangkau".

Marti gugur ketika memimpin penyerbuan melawan tentara Spanyol di Dos Rios. Umurnya 42 tahun. Hari itu hidupnya penuh sebagai pejuang. Pada usia 16 tahun, masih di sekolah menengah, ia sudah dipenjarakan rezim kolonial. Ketika sebuah pemberontakan berkecamuk, ia ikut mengedarkan selebaran gelap. Polisi kemudian menemukan sepucuk surat Jose yang mengecam pemuda yang mendaftarkan diri jadi prajurit Spanyol. Maka ia ditangkap. Ia dihukum kerja paksa, hingga fisiknya terganggu sampai akhir hidupnya.

Tapi ia tak jera.

Cinta kepada tanah air, Ibu, bukanlah cinta yang ganjil kepada bumi, atau kepada rumput tempat berpijak tanaman kita. Cinta itu kebencian yang tak pernah puas kepada yang menindasnya, kesumat yang kekal kepada yang memeranginya.

Di sini, patriotisme tak terbangun dari cinta, tapi juga dari benci dan kesumat. Dengan catatan: bagi Marti, benci dan kesumat itu tak ditujukan kepada orang-orang atau bangsa tertentu, melainkan kepada sistem represif yang dipergunakan. Marti tak memusuhi bangsa Spanyol. Ia sendiri, yang lahir di Havana, beribu-bapak Spanyol. Bahkan ayahnya bekas prajurit kerajaan yang datang ke Kuba dan kemudian jadi pegawai rendahan di sebuah distrik pedalaman.

Di pedalaman inilah Jose menyaksikan budak-budak didatangkan dengan kapal dari Afrika dan dipekerjakan dengan brutal. Penindasan ini bersenyawa dengan pandangan yang menetapkan orang hitam di luar pergaulan manusia. Rasialisme itu ideologi penaklukan. Ia memperkuat mesin-mesin ganas yang disaksikan Marti di masa kecilnya.

Cita-cita Martilavar con su vida el crimentumbuh bersama perlawanan terhadap sistem kriminal itu. Pada 5 Maret 1892, terbit Nuestra America, yang kemudian jadi dokumen abadi nasionalisme Amerika Latin. Dalam naskah ini Marti menganggit "Amerika Kita" sebagai tandingan Amerika yang di Utara. Tapi Nuestra America juga sebuah manifesto anti-Eropa, menampik dunia modern yang serakah dan represifyang melumpuhkan kreativitas orang Amerika Latin dengan menjejalinya pengetahuan "impor".

Marti menyuarakan "manusia alam", hombre natural. "Manusia alam" ini bukan wakil dunia yang belum beradab; ia manusia yang berakar di bumi sendiri. Tak berarti ia membawa darah yang asli murni. Marti justru menyejajarkan "manusia alam" dengan el mestizo autctono, orang berdarah campuran yang berasal dari bumi Amerika Latinblasteran yang pribumi. Dengan kata lain, autctono bukan sebuah identitas rasial.

Bagi Marti, pengertian "ras" sesat. Ia hanya kesimpulan para "pemikir lembek" dan "pemikir rabun". Para ahli teori ini mengambil konsep "ras" dari perpustakaan, bukan dari pengalaman. Sebab, tulis Marti, dalam pengalaman, yang akan mengemuka adalah "identitas universal manusia". Bagi Marti, "sukma, yang setara dan kekal, memancar dari tubuh yang bentuk dan warnanya berbeda-beda".

Di abad ke-20, pandangan Marti akan dianggap kunosetelah orang menghajar ide "kemanusiaan yang universal" dan "politik identitas" berkibar berdasarkan kategori "pribumi" dan "nonpribumi". Tapi adegan pagi yang keji dalam sajak abad ke-19 itu tetap menyentuh, dan kita tahu: Marti tak sepenuhnya keliru.

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

29 detik lalu

Sidang Sengketa Pileg di MK: Ribuan Suara PPP dan PDIP Diklaim Berpindah ke Partai Lain

PDIP dan PPP mengklaim ribuan suara pindah ke partai lain dalam sidang sengketa Pileg di MK hari ini.

Baca Selengkapnya

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

2 menit lalu

3 Tips agar Rumah Terhidar dari Kebakaran saat Musim Kemarau

Berikut tiga tips yang dapat membantu mengurangi risiko kebakaran rumah dari dampak musim kemarau.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

5 menit lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

9 menit lalu

6 Fakta Pembunuhan Wanita Asal Bandung dalam Koper, Pelaku Butuh Uang Buat Nikah

Fakta-fakta penemuan mayat wanita asal Bandung dalam koper yang menjadi korban pembunuhan rekan kerjanya.

Baca Selengkapnya

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

11 menit lalu

12 Nama Daftar Pilkada Solo Lewat PDIP, dari Kader Partai hingga Pedagang Baut

PDIP telah membuka pendaftaran dan penyaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo. Sebanyak 12 orang telah mendaftar.

Baca Selengkapnya

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

14 menit lalu

Presiden Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Keseimbangan Harga

Presiden Joko Widodo, menekankan pentingnya menjaga keseimbangan harga baik ditingkat petani, pedagang maupun peternak

Baca Selengkapnya

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

15 menit lalu

Luhut Lontarkan Tawaran Kewarganegaraan Ganda ke Diaspora, Membedah Apa Itu Diaspora

Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menawarkan kewarganegaraan ganda bagi para diaspora Indonesia. Apa itu diaspora Indonesia?

Baca Selengkapnya

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

20 menit lalu

Bahlil Bersyukur Capres Penolak IKN Kalah Pilpres, Sindir Anies Baswedan?

Bahlil menyebut calon presiden yang menolak IKN sama dengan tidak setuju upaya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia timur. Sindir Anies Baswedan?

Baca Selengkapnya

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

22 menit lalu

Mengenal Olympic Phryge, Topi Khas Suku Frigia yang Jadi Maskot Olimpiade Paris 2024

Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024, diangkat sebagai simbol kebebasan danrepresentasi alegori Republik Prancis.

Baca Selengkapnya

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

24 menit lalu

FSGI Soroti Tingginya Kasus Kekerasan di Satuan Pendidikan dalam Hardiknas 2024

FSGI prihatin karena masih tingginya kasus-kasus kekerasan di satuan pendidikan dalam perayaan hardiknas 2024

Baca Selengkapnya