Scamander, Binatang Gaib dan Sebuah Koper Tua

Penulis

Selasa, 29 November 2016 14:26 WIB

Film Fantastic Beast (2016)

TEMPO.CO, Jakarta- Film prekuel dari seri Harry Potter tentang jagat keajaiban di Amerika. Bukan saja obat rindu tetapi juga relevan dengan politik ekstrim kanan yang tengah melanda dunia.



****


FANTASTIC BEAST AND WHERE TO FIND THEM
Sutradara : David Yates
Skenario : J.K Rowling
Pemain : Eddie Redmayne, Katherine Waterston, Dan Fogler, Alsion Sudol, Colin Farrell, Samantha Morton, Ezra Miller,


****

New York tahun 1926.

Seorang lelaki Inggris tinggi, kurus, ringkih dengan jas berwarna biru, rompi cokelat bahan suede membawa sebuah koper tua yang berisi sebuah dunia keajaiban yang tak terbayangkan. Seorang Amerika tambun berkumis yang tergesa-gesa menuju sebuah bank, untuk mendapatkan pinjaman modal membangun toko roti , juga membawa koper kulit serupa. Mereka berpapasan dan bertabrakan. Koper tertukar. Dan yang terjadi adalah kekacauan sekaligus petualangan panjang: binatang-binatang gaib dengan bentuk ganjil menyelip keluar dari koper cokelat itu dan ingin mencicipi kehidupan New York yang gilang gemilang.

Hanya J.K Rowling yang bisa memulai sebuah cerita (novel maupun film) dengan cerdas dan membuat pembaca /penontonnya tak ingin berhenti mencari tahu kelanjutan kisah itu. Bagi para Potterhead, meski hanya sekilas, mereka mengenal nama Newt Scamander, si pemuda Inggris ringkih yang disebut-sebut dalam serial Harry Potter. Scamander adalah seorang magizoologis, ahli hewan gaib, yang karyanya berjudul Fantastic Beasts and Where to Find Them menjadi salah satu buku bacaan wajib para penyihir di sekolah Hogwarts.

Setting film ini adalah 70 tahun sebelum dunia Harry Potter dimulai. Scamander masih mengumpulkan dan merawat sekumpulan binatang gaib itu, dari si kecil Niffler, binatang serupa platypus yang gemar mencuri benda-benda berkilau; hingga Erumpent yang berbentuk seperti badak raksasa dan dalam tubuhnya memancarkan cahaya. Koper itu, seperti juga platform 9 ¾ atau boks telepon umum dalam jagat Harry Potter, seperti sebuah ‘gerbang’ yang memberikan sebuah dunia tak terbatas yang berisi jagat sihir. Di dalam koper itu, kita akan menyaksikan para binatang-binatang gaib yang dirawat dengan penuh kasih oleh Scamander.

Di dalam pencaharian binatang-binatang gaib yang terpencar ke sana kemari, kita berkenalan dengan Jacob Kowalski (Dan Volgler), no-maj alias manusia tanpa kemahiran sihir ( sama seperti kaum muggle di dalam dunia Harry Potter) yang secara tak sengaja menyaksikan segala keajaiban yang terjadi. Tergopoh-gopoh bersama Newt, dan dua penyihir perempuan kakak adik Tina Goldstein (Katherine Waterston) dan Queenie (Alsion Sudol) keempatnya berkeliling kota mencari binatang yang hilang. Petualangan itu kemudian berubah menjadi perlawanan terhadap kumpulan fanatik masyarakat New York yang anti-sihir . Di antara kejar mengejar itu, keempatnya juga harus bermain petak umpet –dengan keagungan ilmu sihir mereka—dari mata MACUSA (Magical Congress of the United States of America) yang kepala keamanannya dijabat oleh Percival Graves (Colin Farrell).

Tak seperti kedelapan film Harry Potter yang diangkat dari tujuh novelnya, kali ini J.K Rowling turun tangan menulis skenarionya. Jadi baru kali ini para Potterghead menyaksikan sebuah karya Rowling tanpa mengetahui detail plot dan cerita, apalagi kelokan dan kejutan pada akhir cerita. Rowling dan juga sutradara David Yates (yang sudah menyutradarai beberapa film terakhir Harry Potter) tentu saja melempar beberapa referensi yang sudah kita kenal. Bukan hanya mantra “Alohomora” dan serangkaian mantra yang kita kenal di Hogwarts, tetapi juga nama Albus Dumbledore dan si penyihir yang sudah memilih ke jalan gelap Gellert Grindelwald disebut-sebut. Akhir dari film yang mengejutkan jelas memberikan karpet merah untuk empat episode berikutnya.

Kita masih harus menjelajahi apa yang terjadi dengan Albus Dumbledore dan penyihir ilmu hitam Grindelwald. Apalagi, J.K Rowling pernah mengutarakan di depan umum bahwa di dalam bayangannya Dumbledore adalah lelaki yang jatuh hati pada Grindelwald sebelum akhirnya mereka menjadi musuh besar akibat kematian Ariana Dumbledore, adik bungsu Albus.

Yang menarik sebetulnya adalah betapa konsistennya J.K Rowling dalam memasukkan tema anti fasisme dan anti-rasialisme dalam karya-karyanya. Jika di dalam seri Harry Potter para penyihir ilmu hitam selalu menghina manusia biasa tanpa kemampuan sihir sebagai kaum “mudblood” ; maka sebaliknya di tanah Amerika, Rowling memperlihatkan bagaimana masyarakat New York yang fanatik anti penyihir begitu militan hingga Presiden MACUSA Seraphina Picquery (Carmen Ejogo) melarang para penyihir untuk memamerkan kemampuan sihir mereka. Menurut sang Presiden, jika para no-maj mengungkap dunia sihir, maka akan terjadi perang besar. Meski ketika film ini tengah digarap, Donald Trump dan politik AS belum heboh, namun Rowling dengan terbuka sudah menyatakan bahwa Trump jauh lebih buruk daripada tokoh Voldermort dan Rowling akan selalu menantang sektarian dan rasisme. Sentimen ini terasa menjadi ruh dari film ini: pertentangan dua kaum (sihir dan non sihir); tapi juga pertentangan manusia dan binatang gaib.

Dengan memasukkan beberapa referensi penting di dalam film pertama seri “Fantastic Beasts and Where to Find Them” ini, mungkin akan ada beberapa momen yang agak membingungkan mereka yang sama sekali awam dari jagat Harry Potter, terutama relevansi tokoh jahat Grindelwald. Hal lain yang menjadi problem, film ini penuh sesak dengan subplot yang bercabang kian kemari. Di dalam novel-novel Harry Potter, ketika Rowling menjahit beberapa subplot, maka sutradara dan penulis skenario langsung memangkasnya agar plot bisa fokus kepada cerita utama: Harry Potter.

Tapi karena Rowling kini sudah memulai debutny sebagai seorang penulis skenario, maka beberapa subplot itu berdesakan kian kemari dan cukup mengganggu

Selebihnya: Newt Scamander yang begitu mencintai para binatang gaib –mengingatkan kita pada tokoh Hagrid dengan piaraannya—menyajikan sebuah visual yang begitu fantastis hingga rasanya kita tak ingin keluar dari koper cokelat miliknya.

Leila S.Chudori

Advertising
Advertising

Berita terkait

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

2 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

3 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

4 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

10 hari lalu

Peluncuran Ulang Film The Beatles 'Let it Be' Didahului Perilisan Buku 'All You Need Is Love'

Buku tentang The Beatles diluncurkan menjelang rilis ulang film Let It Be

Baca Selengkapnya

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

11 hari lalu

Next Stop Paris, Film Romantis Hasil Kecanggihan AI

Produsen TV asal Cina, TCL, mengembangkan film romantis berbasis AI generatif.

Baca Selengkapnya

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

13 hari lalu

7 Rekomendasi Film Fantasi yang Terinspirasi dari Cerita Legenda dan Dongeng

Film fantasi yang terinspirasi dari cerita legenda dan dongeng, ada The Green Knight.

Baca Selengkapnya

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

15 hari lalu

8 Film Terbaik Sepanjang Masa Berdasarkan Rating IMDb

Untuk menemani liburan Idul Fitri, Anda bisa menonton deretan film terbaik sepanjang masa berdasarkan rating IMDb berikut ini.

Baca Selengkapnya

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

17 hari lalu

Christian Bale Berperan dalam Film The Bride sebagai Monster Frankenstein

Christian Bale menjadi monster Frankenstein dalam film The Bridge karya Maggie Gyllenhaal

Baca Selengkapnya

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

18 hari lalu

7 Film yang Diperankan Nicholas Galitzine

Nicholas Galitzine adalah seorang aktor muda yang sedang melesat, Galitzine telah membuktikan dirinya sebagai salah satu bintang muda yang paling menjanjikan di industri hiburan.

Baca Selengkapnya

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

19 hari lalu

Deretan Film yang Pernah Dibintangi Babe Cabita

Selain terkenal sebagai komika, Babe Cabita juga pernah membintangi beberapa judul film, berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya