Eksperimen Baru Garin Bernama Nyai

Penulis

Rabu, 14 Desember 2016 17:55 WIB

Film Nyai A Woman From Java karya Garin Nugroho (2016)

TEMPO.CO, Jakarta- Sekali lagi, Garin menggabungkan konsep teater dan film. Berbagai sosok nyai dalam novel Indonesia tahun 1920-an diramu.


***


NYAI
Sutradara : Garin Nugroho
Skenario : Garin Nugroho
Pemain : Annisa Hertami, Rudi Corens, Gunawan Maryanto, Cahwati Sugiarto
Produksi : SET, Treewater dan 8 mm

Sebuah pendopo dengan pintu hijau. Sebuah meja bundar marmer berkaki kayu dengan secangkir the panas dan sehelai Koran pagi. Seorang perempuan muda berkebaya, kain batik tulis, bersanggul rapi dengan kulit wajah yang mulus bak sutera itu duduk, menghirup teh dan membaca koran itu. Lantas saja, teras itu diisi dengan tamu demi tamu berselang-seling mengganggu ketenangan sang Nyonya, atau Nyai, yang pada masa kolonial itu adalah sebuah kedudukan yang selalu menjadi salah satu bahan penulisan novel, studi akademik dan kini: film terbaru Garin Nugroho.

Pada beberapa detik pertama, Garin Nugroho menayangkan sebuah disclaimer: cerita film ini diadaptasi dan terinspirasi dari lima novel: “Nyai Isah” (1904) karya F. Wiggers; “Seitang Koening” (1906) karya R.M. Tirto Adhisoerjo ; “Boenga Roos dari Tjikembang” (1927) karya Kwee Tek Hoay; “Nyai Dasima” (1960) karya S.M Ardan dan “Bumi Manusia” (1980) karya Pramoedya Ananta Toer.

Tapi sesungguhnya kerangka cerita film dengan pendekatan teater ini adalah kerangka “Bumi Manusia’ sepenuhnya. Bahwa kemudian ada belokan-belokan dari sosok Nyai, saya kira itu adalah khas Garin, bukan karena persoalan pengaruh novel Nyai Dasima.


Direkam dengan satu shot – satu take dengan durasi 85 menit. Ini sebuah eksperimen, yang menurut pengakuan Garin Nugroho sebagai salah satu perayaan 35 tahun ia berkarya. Eksperimen pertama adalah film bisu “Setan Jawa” , film hitam putih dengan iringan live musik gamelan dan menuai puja puji para penontonnya, dan kedua film “Nyai”. Berhasilkan eksperimen kedua ini?

Merekam dengan satu shot tentu saja mengandung beberapa tantangan. Dengan cerdas Garin memilih konsep teater yang menggunakan joglo sebagai sebuah panggung. Setting adalah tahun 1927 ketika Indonesia masih belum bernama Indonesia dan Tjokroaminoto sedang terbentuk menjadi bapak dari para pemimpin bangsa ini. Tigapuluh empat tokoh keluar masuk yang hampir semuanya ingin menemui Nyai atau suaminya lelaki Belanda, Meneer William yang tengah dalam keadaan sakit dan ringkih, keluar masuk panggung didorong di atas kursi roda. Karena si Tuan begitu sakit, sesekali ada penghibur penari dan orkes dengan musik Timur Tengah; ganti berganti dengan penari Jawa yang kemudian dijawil-jawil oleh si Tuan William yang tiba-tiba saja lupa akan penyakit yang dideritanya dan membuat sang Nyai ngambeg membanting pintu.

Dialog dan monolog Nyai ganti berganti tema: dari soal pengaduan masalah tanah dan upah buruh; soal masa lalu Nyai yang masa kecilnya dijual Ayahnya sendiri kepada si Meneer yang kemudian diisinya dengan pendidikan bagi diri sendiri: dia banyak membaca dan belajar mengelola perusahaan si Meneer.

Persis seperti nasib Nyai Ontosoroh, mereka didatangi pengacara Belanda yang menyatakan seluruh kekayaan dan aset yang mereka kelola menjadi milik isteri Belanda William , sesuai dengan Undang-undang Belanda.

Merasa kenal dengan cerita ini? Tentu saja. Garin memang menggunakan novel “Bumi Manusia” sebagai kerangka utama film ini. Bagi mereka yang sudah membaca novel ini atau menyaksikan pertunjukan “Bunga Penutup Abad” arahan Wawan Sofwan yang diadaptasi dari novel Pramoedya ini, maka film “Nyai” ini sebetulnya tak terlalu jauh dari petilan yang diangkat Wawan. Tetapi Garin bukan Garin jika tak memasukkan erotisme dalam karyanya.

Nyai” versi Garin yang juga dipengaruhi oleh novel-novel tahun 1920-an lainnya tentu punya kekasih Indonesia. Saat si kekasih –yang mengaku seorang novelis itu—datang, segalanya berubah. Serta merta Nyai yang baru saja mengepalkan tangan protes terhadap kekejian kolonialisme itu lumer seperti mentega kena api karena rayuan sang novelis. Kebaya perlahan jatuh. Tali kutang menggelincir. Ketika Nyai masuk ke dalam kamar disusul si novelis, kita hanya membayangkan apa yang terjadi.

Delapan puluhl ima menit yang dominan dengan kehadiran tokoh Nyai tentu membutuhkan seorang aktris yang bukan hanya cantik –ya tentu dia sangat jelita—tetapi seseorang yang bisa membuat kita terpaku dengan segala yang diucapkannya, yang ditangisinya atau yang dikutuknya. Dalam hal ini Annisa Hertami belum memenuhi persyaratan itu.


Tetapi dia sangat terbantu oleh keluwesan Cahwati Sugiarto dan Gunawan Maryanto yang berperan sebagai pembantu setia yang terkadang beralih seperti punawakan dalam wayang: bijak, lucu sekaligus loyal. Cahwati dan Gunawani justru seperti dua tokoh yang tak dicangkok dan menjadi bagian alamiah dari pendopo dan jagat yang diciptakan Garin.


Di luar itu semua, eksperimen Garin adalah salah satu cara tepat untuk merayakan perkawinan film dan teater.

Leila S.Chudori

Berita terkait

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

5 jam lalu

Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis

Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion.

Baca Selengkapnya

Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

6 jam lalu

Nasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara

Distributor film Korea Selatan menghadapi dilema atas karya-karya mendiang Lee Sun Kyun yang sampai saat ini belum dirilis.

Baca Selengkapnya

5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

11 jam lalu

5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning

Mouly Surya adalah seorang sineas Indonesia yang mulai mendunia.

Baca Selengkapnya

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

16 jam lalu

Bukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal

Bukan di Filmapik, berikut ini daftar tempat nonton film legal yang bisa Anda pilih. Umumnya tempat film ini ada biaya langganan dan masih terjangkau.

Baca Selengkapnya

Pemeran Film The Idea of You

2 hari lalu

Pemeran Film The Idea of You

Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

3 hari lalu

Vina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya

Film horor Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara akan rilis pada 8 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

5 hari lalu

Tujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa

Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.

Baca Selengkapnya

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

10 hari lalu

Glenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film

Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024

Baca Selengkapnya

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

11 hari lalu

Sinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling

The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

12 hari lalu

Bamsoet Dukung FKPPI Produksi Film Anak Kolong

Bambang Soesatyo mengungkapkan, keluarga besar FKPPI akan segera memproduksi atau syuting film "Anak Kolong".

Baca Selengkapnya