Timbul-Tenggelam Proyek Monorel

Penulis

Senin, 21 Agustus 2017 23:58 WIB

Terhentinya proyek monorel membuktikan kacau-balaunya skema investasi dan pembiayaan proyek infrastruktur. Empat belas tahun lalu, pemerintah berkeras membangun proyek ini. Ratusan tiang penyangga rel pun menjulang di sepanjang Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan; dan sebagian wilayah Senayan, Jakarta Pusat. Ada harapan bahwa proyek ini akan menjadi salah satu solusi mengatasi kemacetan Jakarta.

Tapi harapan itu pupus. Pemerintah DKI Jakarta memutus kontrak pembangunan monorel pada 2015 karena pelaksananya, PT Jakarta Monorail, tak mampu memenuhi 15 persyaratan. Syarat itu antara lain kecukupan modal, jaminan bank sebesar 5 persen dari total investasi, dan ganti rugi tiang kepada konsorsium lama yang dipimpin PT Adhi Karya.

Kini, harapan baru muncul. Pemerintah melirik proyek light rail transit (LRT) di lokasi proyek itu yang terintegrasi dengan jalur LRT dari Bekasi dan Bogor.

Jika membandingkan skema pembiayaan proyek pembangunan monorel dengan LRT, pemerintah pusat seperti menjilat ludah sendiri. Pada 2004, Kementerian Keuangan yang saat itu dipimpin Sri Mulyani menolak menjadi penjamin dan menyerahkan sepenuhnya proyek monorel kepada swasta. Maka terjadilah bongkar-pasang perusahaan anggota konsorsium yang mendanai monorel, hingga kemudian pemerintah DKI Jakarta mengambil alih proyek tersebut dan tak kunjung merampungkannya.

Sekarang, dengan Menteri Keuangan yang sama, pemerintah pusat bersedia menjamin proyek LRT senilai Rp 27 triliun melalui skema penyertaan modal negara (PNM) sebesar Rp 9 triliun. PNM diberikan kepada PT Adhi Karya sebagai investor sekaligus kontraktor sebesar Rp 1,4 triliun dan PT Kereta Api Indonesia Rp 7,6 triliun. Sisa dana proyek, Rp 18 triliun, dicarikan melalui pinjaman bank dengan penjaminan pemerintah pusat.

Advertising
Advertising

Langkah pemerintah DKI memutus kontrak secara sepihak mencerminkan tak matangnya rencana tata kota. Bagaimana wajah Ibu Kota hingga 2030 sejatinya sudah tergambar dalam rencana tata ruang wilayah. Artinya, ihwal perlu-tidaknya monorel tentu bisa diketahui dari rencana struktur ruang sistem jaringan transportasi darat dalam Peraturan Daerah Khusus Ibu Kota Nomor 1 Tahun 2012.

Apalagi berubahnya sikap pemerintah pusat seiring dengan perubahan kebijakan pemimpin bisa memperkeruh iklim investasi. Jika memang sejak awal proyek monorel tak layak digarap, sebaiknya pemerintah terbuka saja, bukan justru mengambangkannya dengan dalih menolak memberi jaminan.

Saat ini, Indonesia berada di peringkat ke-91 dalam hal kemudahan berusaha versi Bank Dunia-naik 15 peringkat dari tahun lalu. Namun, dengan kondisi tanpa "ideologi" pembangunan hingga penerjemahan skema pembiayaan, akan sulit mencapai posisi 40 besar dalam hal kemudahan berinvestasi seperti cita-cita Presiden Joko Widodo.

Ideologi pembangunan dan penerjemahannya dalam bentuk skema pembiayaan menjadi panduan bagi investor. Dengan panduan itu, mereka bisa mengetahui mekanisme dan prospek bisnis ke depan. Pergantian rezim pemerintah jangan sampai mengubah haluan pembangunan.

Berita terkait

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

2 menit lalu

Tunangan Ayu Ting Ting, Lettu Inf Muhammad Fardhana Pimpin Kegiatan Pemasangan Aliran Listrik Satgas Yonif 509 Kostrad

Lettu Inf Muhammad Fardhana tunangan pedangdut Ayu Ting Ting, pimpin pemasangan aliran listrik Distrik Sugapa, Intan Jaya, Papua.

Baca Selengkapnya

Marak Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Instansi Pemda, Kemenpora Ingatkan Tak Dikomersialkan

9 menit lalu

Marak Nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di Instansi Pemda, Kemenpora Ingatkan Tak Dikomersialkan

Kemenpora mengingatkan agar acara nobar Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23 2024 tak dikomersialkan.

Baca Selengkapnya

MK: Arsul Sani Tidak Ikut Memutus Sengketa Pileg Terkait PPP

11 menit lalu

MK: Arsul Sani Tidak Ikut Memutus Sengketa Pileg Terkait PPP

Arsul Sani adalah bekas kader PPP yang kini menjabat hakim konstitusi.

Baca Selengkapnya

Ponsel Gaming Terbaru Infinix Pakai Dual Chip, Bisa Ubah 60 Jadi 120 FPS

15 menit lalu

Ponsel Gaming Terbaru Infinix Pakai Dual Chip, Bisa Ubah 60 Jadi 120 FPS

Infinix meluncurkan ponsel gaming terbarunya untuk seri Infinix GT 20 Pro. Tergolong kelas menengah, harga belum ketahuan.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

15 menit lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

18 menit lalu

Robert Budi Hartono Menapaki 83 Tahun, Salah Satu Orang Terkaya Dimiliki Indonesia

Hartono bersaudara merupakan pemilik beberapa perusahaan mentereng termasuk Perusahaan Rokok Djarum, profil Budi Hartono yang genap berusia 83 tahun.

Baca Selengkapnya

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif baDiperdagangkan

19 menit lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif baDiperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

Profil Shen Yinhao, Wasit asal Cina Pemimpin Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan

20 menit lalu

Profil Shen Yinhao, Wasit asal Cina Pemimpin Laga Timnas U-23 Indonesia vs Uzbekistan

Timnas U-23 Indonesia memiliki kenangan buruk dengan wasit Shen Yinhao. Bagaimana kiprahnya di dunia perwasitan?

Baca Selengkapnya

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

22 menit lalu

Pengunjuk Rasa Pro-Israel Provokasi Kubu Pro-Palestina, Bentrok Pecah di Universitas California Los Angeles

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan pro-Israel saling bentrok di kampus Universitas California Los Angeles (UCLA), Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

22 menit lalu

CIMB Niaga Belum Naikkan Suku Bunga Usai BI Rate Naik

Bank CIMB Niaga belum berencana untuk menaikkan suku bunga, setelah BI menaikkan suku bunga acuan menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya