Dengan Benci

Penulis

Senin, 5 Juni 2017 00:00 WIB

Dari mana datangnya kebencian?

Tiap hari di aula itu kursi-kursi ditata, menghadap ke sebuah layar besar. Para pegawai kementerian itu--disebut Kementerian Kebenaran--duduk berderet. Jam sebelas itu upacara "Dua-Menit-Kebencian".

Dalam novel 1984, adegan ini bagian kehidupan di Oceania, sebuah negeri yang diciptakan George Orwell, sang novelis, untuk membuat kita ngeri akan kekuasaan totaliter abad ke-20. "Dua-Menit-Kebencian" adalah mekanisme pengarahan pikiran rakyat. Partai, yang dipimpin "Bung Besar", menunjukkan kuasanya yang lengkap: memonopoli kekerasan dan teknologi, mengontrol jiwa manusia.

Di layar, tampak seraut wajah pipih berjanggut seperti biri-biri; tatapan matanya pintar tapi memuakkan: Emmanuel Goldstein, sang Musuh Rakyat. Ia dikenal, sebab diceritakan berulang kali, sebagai pencemar kesucian Partai. Ia telah dijatuhi hukuman mati tapi secara misterius raib. Dikatakan ia hidup entah di mana dan berkomplot dengan musuh; mungkin di seberang lautan, dilindungi cukong asingnya, mungkin bersembunyi di wilayah Oceania sendiri.

Bersama wajah Goldstein yang misterius itu di layar itu tampak ribuan manusia "Asiatik" yang melintas dalam barisan: tentara Eurasia. Suara Sang Pengkhianat yang sumbang melengking diiringi derap sepatu tentara musuh itu.

Advertising
Advertising

Eurasia, musuh Oceania. Eurasia, selalu mengancam.

Film itu tak lama. Tapi seperti biasa, pada menit kedua, para penonton berdiri dan berteriak murka. Seorang perempuan memekik, "Babi! Celeng! Babi!" dan melempar wajah Goldstein di layar itu dengan sebuah buku tebal. Para hadirin beringas, ingin membunuh, menyiksa, menghantamkan martil.

Dan wajah Sang Musuh berubah jadi wajah biri-biri....

Kebencian, dalam 1984, adalah emosi yang dikerahkan. Kebencian itu sendiri sebuah tenaga, dan mobilisasi selama dua menit tiap hari itu menghasilkan tenaga tambahan. Ia dibangun kemarahan dan membangun kemarahan; ia memproduksi ketakutan dan diproduksi ketakutan. Ia dihimpun oleh Musuh yang selalu disodorkan.

Ketika semua berlangsung secara kolektif, rutin, diawasi, orang-orang pun berubah: mereka merasa berdaya, adrenalin naik, imajinasi ganas, bahasa mereka tercetus antara kesadaran dan bawah-sadar. Politik totaliter--yang ingin mengubah manusia seutuhnya--berhasil.

Kita, hari ini, tak hidup dalam imajinasi Orwell. Tapi temperamen totaliter hadir. Ada Sekian-Menit-Kebencian yang rutin di ceramah dan khotbah-khotbah. Ada anak-anak yang berbaris di jalan Jakarta meneriakkan yel, "Bunuh Ahok! Bunuh Ahok!"--sementara orang yang jadi sasaran sudah disisihkan di rumah tahanan. Bukan mustahil bila tak lama lagi akan ada teriakan, "Habisi kafir!"--dan, seperti Goldstein yang dikonstruksikan tak habis-habis, "kafir" pun bisa diciptakan ketika tenaga tambahan perlu dimobilisasi.

Bukan kemarahan yang akhirnya menguasai percakapan politik. Kebencian: sesuatu yang lebih destruktif.

"Meskipun kemarahan, sama seperti kebencian, sebuah perasaan yang membara," tulis Niza Yanay dalam The Ideology of Hatred, "kemarahan berbeda; ia bisa melahirkan respons yang konstruktif dan transformatif...."

Kemarahan tak semata-mata mampu menghancurkan; ia juga mampu membangun, seperti tampak dalam gerakan melawan kolonialisme dan rasisme, yang berakhir dengan kesetaraan di antara sesama. Sebaliknya kebencian: sebagai unsur utama dalam hasrat totaliter, ia tak mengakui liyan kecuali yang sudah diubah. Ia ingin melumatkan yang "bukan-kita".

Yang merisaukan, kebencian kuat dan cekatan. Penyair Polandia, Wislawa Szymborska, menggambarkan kebencian zaman ini dengan mudah "meloncat, melampaui rintangan yang tertinggi". Kebencian juga "tak pernah bosan dengan dorongan utamanya--sang algojo yang rapi yang tegak di atas korbannya yang tercemar".

Goenawan Mohamad

Berita terkait

Main Malam Ini, Pelatih Irak Puji Performa Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024

9 menit lalu

Main Malam Ini, Pelatih Irak Puji Performa Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024

Pelatih timnas Irak U-23 Radhi Shenaishil memuji performa timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Hasil Liga Champions Leg 1 Semifinal: Borussia Dortmund Kalahkan PSG 1-0 Berkat Gol Niclas Fullkrug

17 menit lalu

Hasil Liga Champions Leg 1 Semifinal: Borussia Dortmund Kalahkan PSG 1-0 Berkat Gol Niclas Fullkrug

Borussia Dortmund menang tipis 1-0 atas Paris Saint-Germain (PSG) dalam laga leg pertama semifinal Liga Champions 2023/24.

Baca Selengkapnya

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

21 menit lalu

Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang

Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania

Baca Selengkapnya

Pencurian Kambing Modus Sisakan Jeroan di Kandang Terjadi Lagi di Depok, 17 Ekor Kambing Hilang Sekaligus

48 menit lalu

Pencurian Kambing Modus Sisakan Jeroan di Kandang Terjadi Lagi di Depok, 17 Ekor Kambing Hilang Sekaligus

Pemilik heran karena tidak mendengar pencurian kambing itu terjadi, padahal dia dan warga lain nongkrong usai nobar timnas U-23 hingga pukul 02.00.

Baca Selengkapnya

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

1 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

1 jam lalu

Kapolri Lantik Brigjen Dwi Irianto Sebagai Kapolda Sulawesi Tenggara

Pelantikan Kapolda Sulawesi Tenggara yang baru itu dipimpin langsung oleh Kapolri dan dihadiri pejabat utama Mabes Polri di Rupatama, Mabes Polri.

Baca Selengkapnya

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

1 jam lalu

Aplikasi Soal UTBK Sempat Mati pada Hari Pertama, Bagaimana Kemungkinannya Hari Ini?

Hari kedua Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) sebagai jalur kedua penyaringan masuk perguruan tinggi negeri dijadwalkan Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

2 jam lalu

Begal Ponsel Siswi di Depok Berdalih Butuh HP untuk Anak Nonton YouTube

Bapak satu anak itu nekat merampas ponsel siswi SMP di Depok itu hingga korban jatuh dan terseret, setelah gagal transaksi HP secara COD.

Baca Selengkapnya

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

3 jam lalu

Keluarga Bilang Jenazah Brigadir RA Tak Diautopsi Atas Permintaan Istri dan Orang Tua

Jenazah Brigadir RA dijemput tiga perwakilan keluarga dan komandannya di Polresta Manado.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

4 jam lalu

Pembunuhan Wanita dalam Koper di Bekasi, Polisi Ungkap Hubungan Korban dan Pelaku

Polisi masih mendalami identitas pria yang diduga sebagai pelaku pembunuhan dalam kasus mayat dalam koper itu.

Baca Selengkapnya