Merdeka

Penulis

Sabtu, 19 Agustus 2017 00:58 WIB

Toriq Hadad
@thhadad

Merdeka itu bisa berarti bebas dari penjajahan, bisa juga bermakna bebas dari pertikaian.

Pada hari kemerdekaan, untuk pertama kalinya semua mantan presiden menghadiri upacara "tujuh belasan" di Istana memenuhi undangan Presiden Jokowi. Saya bungah menyaksikan Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan Megawati- kesempatan langka bagi kedua bekas presiden yang selama ini berjarak itu. Terasa kita lebih "merdeka" menyaksikan contoh baik dari Istana itu.

Kebetulan di sekitar hari kemerdekaan itu Tempo, bersama Universitas Terbuka, menyelenggarakan turnamen tahunan pingpong nasional pelajar. Saya takjub melihat 850 atlet- separuhnya pelajar- bertanding sepenuh hati. Padahal kita sebenarnya belum "merdeka" dalam urusan pingpong ini.

Induk organisasi pingpong masih "berkepala dua". Dua induk organisasi pingpong sama-sama mengaku punya kewenangan mengatur olahraga rakyat ini. Yang satu Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PP PTMSI) dipimpin Oegroseno, mantan Wakil Kepala Polri. Satu lagi Pengurus Besar PTMSI yang diketuai Lukman Edy, anggota DPR. Yang satu merasa berhak lantaran memenangi gugatan sampai Mahkamah Agung; satu lagi merasa ditunjuk Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Advertising
Advertising

Menteri Olahraga sudah berganti, tapi kusut masai pingpong ini belum juga rampung. Yang merugikan, dualisme pengurus di tingkat pusat itu sudah merembet luas ke banyak daerah. Kabarnya sudah 27 provinsi yang memiliki pengurus pingpong ganda yang saling bersitegang. Korban sudah jatuh: pembinaan atlet terbengkalai di banyak daerah.

Tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games. Apa kata komunitas pingpong dunia menyaksikan tuan rumah gagal menyatukan organisasi pingpongnya sendiri? Di SEA Games yang sedang berlangsung di Malaysia, tim pingpong hanya ditangani kubu "PP"-Oegroseno. Akibatnya, pemain-pemain putri terbaik Jawa Timur, yang merupakan juara nasional, menolak datang seleksi karena mereka menginduk kepada "PB"-Lukman Edy.

Oegroseno dan Lukman perlu belajar dari atlet pingpong Zhuang Zedong dari Cina dan Glenn Cowan dari AS. Kita tahu, pada 1971, ketika keduanya bertemu secara tak sengaja di kejuaraan dunia tenis meja di Nagoya, hubungan diplomatik Cina dan AS terputus. Cowan, yang ketinggalan bus, terpaksa menumpang bus pemain Cina.

Ketika atlet Cina lain memilih diam, Zhuang menyapa Cowan. Zhuang sebenarnya dilarang berbicara dan berjabat tangan dengan atlet Amerika. Ketua Partai Komunis Cina, Mao Zedong, berpesan, "Anggap bola pingpong sebagai kepala musuhmu yang kapitalis. Pukullah dengan raket kayu sosialis, dan kamu telah memberikan poin bagi tanah airmu."

Namun, karena Cowan tampak kesepian, Zhuang menjabat tangannya, seraya memberikan tanda mata selembar kain sutra. Momen langka itu pun menarik perhatian wartawan. Berita Zhuang dan Cowan tersebar. Kabar itu pun sampai ke telinga Mao. Tak dinyana, dia memutuskan mengundang semua anggota tim pingpong Amerika yang berlaga di Nagoya.

Diplomasi pingpong berlanjut dengan aksi saling kunjung. Puncaknya, Richard Nixon menjadi Presiden Amerika pertama yang mengunjungi Cina. Kedua negara akhirnya menormalisasi hubungan pada 1979.

Tentu Lukman Edy tidak perlu menumpang di mobil Oegroseno untuk mulai bicara. Tak perlu juga menunggu Menpora membekukan dua organisasi itu lewat musyawarah nasional luar biasa, seperti permintaan banyak pengurus daerah.

Oegroseno dan Lukman punya pilihan: menjadi perintis "proklamasi kemerdekaan" pingpong kita atau dilupakan sama sekali.

Berita terkait

Akan Tampil di Hammersonic 2024, Berikut Profil Band Metal Suicide Silence

56 detik lalu

Akan Tampil di Hammersonic 2024, Berikut Profil Band Metal Suicide Silence

Lewat dedikasi, ketekunan, dan semangat yang menyala, band metal Suicide Silence menginspirasi jutaan penggemarnya. Bakal tampil di Hammersonic 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

4 menit lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

8 menit lalu

UI Cetak Sejarah dalam Kompetisi Pemrograman ICPC 2023, Peringkat Setara Stanford dan KAIST

Peringkat UI menjadi yang tertinggi di Asia Tenggara bersama Nanyang Technological University (NTU).

Baca Selengkapnya

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

16 menit lalu

Gugat Hasil Pemilu ke MK, Caleg PAN Soroti Oligarki Partainya

Caleg petahana DPR RI dari PAN, Sungkono, menyoroti oligarki dalam tubuh partainya lewat permohonan sengketa pileg.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

24 menit lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

26 menit lalu

Profil Arkhan Fikri, Pemain Muda Asal Sumatera Utara yang Perkuat Timnas U-23 Indonesia di Piala Asia U-23 2024

Arkhan Fikri sempat jadi sorotan warganet setelah gagal mencetak gol saat adu penalti timnas U-23 Indonesia vs Korea Selatan di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

33 menit lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

35 menit lalu

Pj. Bupati Banyuasin Tinjau Langsung Kondisi Jalan Poros Kecamatan Air Salek

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani Syopiar Rustam, meninjau langsung jalan Desa Srikaton menuju ke Jalan Perambahan, pada Minggu, 28 April 2024.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

36 menit lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

38 menit lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya