Laut/Api

Penulis

Senin, 14 Agustus 2017 00:00 WIB

Pada tahun 1948 Chairil Anwar menulis "Persetujuan Dengan Bung Karno":
Ayo! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengar bicaramu
dipanggang di atas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapalkapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapalkapal kita bertolak & berlabuh

Sajak ini ditulis Chairil Anwar tiga tahun setelah proklamasi, sejak Bung Karno jadi presiden tapi belum disebut "paduka yang mulia". Politik masih bergerak, seakanakan dibentuk "api" dan "laut", katakata yang berpendar menyala dan dinamis. Retorika belum jadi untaian klise.

Politik adalah partisipasi; hampir semua terlibat, tanpa jarak, tanpa protokol. Sajak ini memakai kata "mu", bentuk ajektif posesif dari "kamu"yang egaliter, lugas, dan akrabuntuk menyebut Bung Karno. Waktu itu panggilan "bung" (untuk teman seperjuangan lakilaki) dan "zus" (untuk perempuan) masih lazim. Sebutan itu belum "aikonik", dipasang seakanakan bagian dari namanama bersejarah. Kita ingat sajak Chairil "KarawangBekasi", yang mengenang mereka yang "mati muda", gugur dalam pertempuran melawan Belanda di sekitar Jakarta:
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
Menjaga Bung Hatta
Menjaga Bung Sjahrir

Tak ada tokoh politik yang dipanggil "Bapak" dan "Ibu". Tak ada bahasa yang dibentuk tinggirendah posisi sosial. Tak ada perbedaan generasi yang mengharuskan yang muda merunduk: Chairil, waktu itu berumur 26 tahun, memanggil "Bung" kepada orang yang berusia hampir dua kali lebih tua.

Ada sikap percaya diri yang besar dalam sajak ini. "Persetujuan dengan Bung Karno" sebenarnya belum ada: persetujuan itu baru dinyatakan sepihak. Kata "ayo" bersifat mengajak dengan bersemangat, tapi juga bisa diucapkan dengan nada imperatif, sama seperti dalam kalimat "Ayo maju!". Sementara itu, "mari kita bikin janji", yang bersifat persuasif, bisa juga mendesak. Kata "mari" dalam kalimat itu menghendaki komitmen yang serius dari orang lain.

Tampak sekali, "aku" dalam sajak ini menempatkan diri dalam posisi yang menentukan. Tapi sebagaimana lazimnya dalam politik demokratik, sang "aku" tak hanya sebuah subyek yang terletak di atas. Ia tak hanya membentuk keadaan; ia juga dibentuk: aku "dipanggang di atas apimu, digarami lautmu".

Advertising
Advertising

Bagi saya, kata "garam" dan "laut"yang tak lazimmenunjukkan jejak dan tanda lain dari generasi tahun 1940an itu: Chairil, Asrul Sani, Rivai Apin. Dalam pelbagai sajak mereka, "laut" adalah kiasan kemerdekaan.
Sebuah sajak Asrul Sani:
Pergi ke laut lepas, anakku sayang
pergi ke alam bebas!
Sajak Rivai Apin lebih memberontak:
Tiada tahan, ke laut kembali
Mengembara

Sajak "Persetujuan Dengan Bung Karno" sendiri mengesankan sebuah perjalanan laut yang panjang, hingga tubuh diliputi garam dari ombak. "Kapal" yang mengarungi samudra bahkan seakanakan bertaut dengan hidup: "di zatku di zatmu kapalkapal kita berlayar". Gerak yang dinamis, yang tak pernah henti, bahkan juga terasa ketika berlabuh; saat "berlabuh", sebagaimana saat "bertolak", terpaut rapat dengan tubuh yang hidup, "di uratmu di uratku"urat tempat darah terusmenerus mengalir.

Bagi saya, sajak "Persetujuan Dengan Bung Karno" adalah kesaksian tentang lahirnya subyek dalam politik: "aku sekarang api aku sekarang laut". "Aku" sebagai api dan laut itu tak ditentukan sebelumnya, melainkan lahir dari aksi. Bergerak bersama perjuangan (dengan Bung Karno), "aku" mengalami metamorfosis. "Aku" adalah energi. "Aku" pun menggerakkan, bukan cuma digerakkan.

Pada saat yang sama, kiasan "api" dan "laut" dalam sajak ini menyarankan satu tenaga tanpa hierarki. Politik yang bergerak dari energi ini adalah politiksesamabungsesama zus: politik dengan dan dalam kesetaraan.

Di sini kesetaraan tak diciptakan dan ditata sebuah struktur, melainkan justru mendahului tersusunnya struktur, khususnya negara. Jika kita pinjam katakata Ranciere, politik dari "api" dan "laut" adalah la politique: pergulatan mereka yang selama ini tak masuk hitungan untuk mengguncang struktur yang merumuskan mereka. Yang dihadapi la policebukan cuma polisi atau aparat negara, melainkan lebih dalam, yakni aturan yang tumbuh dalam sejarah yang membagibagi sebuah masyarakat dalam pelbagai hierarki.

Sejarah menunjukkan, pergulatan melawan la police tak pernah selesai. Selalu saja konsensus berubah jadi dissensus, selalu terjadi ketakcocokan. Bahkan dalam sajak Chairil itu, dalam kata "persetujuan" tersirat dissensus: kesepakatan masih harus dibentuk, ada musuh yang akan mengembalikan tatanan lama. Indonesia sedang terancam. Hanya beberapa bulan sesudah Chairil menuliskan sajak itu, 19 Desember 1948, Yogyakarta, ibu kota Republik, diserang Belanda. Dan api menyala lagi, laut bergerak. GOENAWAN MOHAMAD

Berita terkait

KPU Jabar Gunakan Sirekap untuk Hitung Suara Pilkada 2024, Ini Penjelasannya

1 menit lalu

KPU Jabar Gunakan Sirekap untuk Hitung Suara Pilkada 2024, Ini Penjelasannya

KPU Jabar memastikan Sirekap aman dan sudah siap digunakan.

Baca Selengkapnya

Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

5 menit lalu

Tim Pembela Prabowo-Gibran di MK Menuju Posisi Menteri: Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej

Beberapa nama Tim Pembela Prabowo-Gibran dalam sengketa Pilpres 2024, Yusril Ihza Mahendra, Otto Hasibuan, dan Eddy Hiariej digadang jadi menteri.

Baca Selengkapnya

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

6 menit lalu

Yahya Sinwar Tewas, Benjamin Netanyahu Pastikan Perang Gaza Tetap Lanjut

Benjamin Netanyahu menyatakan perang akan terus berlanjut. Padahal keluarga para sandera di Israel berharap gencatan senjata segara dilakukan.

Baca Selengkapnya

TNI Siagakan Sniper dan Antidrone untuk Pengamanan Pelantikan Presiden

6 menit lalu

TNI Siagakan Sniper dan Antidrone untuk Pengamanan Pelantikan Presiden

TNI kerahkan 100 ribu personel untuk amankan pelantikan presiden pada 20 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Sektor Pertanian di OKU Timur Tembus 10 Besar Tingkat Nasional

12 menit lalu

Sektor Pertanian di OKU Timur Tembus 10 Besar Tingkat Nasional

Di bawah kepemimpinan Lanosin, Kabupaten OKU Timur meraih prestasi gemilang, terutama dalam sektor pertanian, yang menempatkan daerah ini dalam 10 besar nasional untuk produktivitas dan produksi padi.

Baca Selengkapnya

Kembalinya Sri Mulyani dan Menuju Pelantikan Prabowo-Gibran, IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat

13 menit lalu

Kembalinya Sri Mulyani dan Menuju Pelantikan Prabowo-Gibran, IHSG Hari Ini Diprediksi Kembali Menguat

Pengamat pasar modal sekaligus Founder WH Project, William Hartanto, mengatakan IHSG akan kembali menguat.

Baca Selengkapnya

Pakar Soroti Minimnya Keterwakilan Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran

17 menit lalu

Pakar Soroti Minimnya Keterwakilan Perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran

Pakar hukum dari UI memprediksi jumlah keterwakilan perempuan di Kabinet Prabowo-Gibran masih jauh dari afirmasi 30 persen.

Baca Selengkapnya

Akuarium di Cina Pamerkan Hiu Paus Replika, Pengunjung Kecewa

21 menit lalu

Akuarium di Cina Pamerkan Hiu Paus Replika, Pengunjung Kecewa

Hiu paus merupakan spesies yang terancam punah yang populasinya saat ini menurun. Akuarium di Cina ini membuat replikanya untuk menarik pengunjung.

Baca Selengkapnya

Prediksi PSBS Biak vs Semen Padang FC di Liga 1 Jumat 18 Oktober 2024: Jadwal, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

23 menit lalu

Prediksi PSBS Biak vs Semen Padang FC di Liga 1 Jumat 18 Oktober 2024: Jadwal, H2H, Perkiraan Susunan Pemain

Jadwal pekan kedelapan Liga 1 2024-2025 Jumat hari ini akan menampilkan laga PSBS Biak vs Semen Padang FC. Inilah prediksinya.

Baca Selengkapnya

6 Fitur Baru YouTube yang Perlu Anda Coba

32 menit lalu

6 Fitur Baru YouTube yang Perlu Anda Coba

YouTube telah melakukan pembaruan dengan mirilis sejumlah fitur di seluruh web, seluler, TV, dan YouTube Music sejak 15 Oktober 2024.

Baca Selengkapnya