Marlina the Murderer in Four Acts
Sutradara: Mouly Surya
Skenario: Mouly Surya dan Rama Adi
Ide cerita: Garin Nugroho
Pemain: Marsha Timothy, Dea Panendra, Egi Fedly, Yoga Pratama, Rita Matu Mona, Yayu Unru, Anggun Priambodo, Ayez Kassar, Safira Ahmad, Indra Birowo, Ozzol Ramdan, Haydar Salishz, Norman R. Akyuwen
Produksi: Cinesurya, Kaninga Pictures, Shasha & Co Production, Astro Shaw, Hooq Originals, Purin Pictures
Sebuah kepala yang terpisah dari tubuhnya, diikat kain Sumba, dan dijinjing seorang Marlina yang mengendarai seekor kuda. Kepala siapa gerangan itu? “Bukan urusanmu,” demikian selalu jawab Marlina kepada mata heran yang ingin tahu. Tujuan Marlina: ke desa terdekat untuk menyerahkan si kepala dan melaporkan peristiwa yang dialaminya.
Maka berkisahlah sutradara Mouly Surya tentang apa yang dialami seorang janda yang berumah di atas bukit pelosok Sumba. Siang itu, Marlina (Marsha Timothy) dikunjungi seorang bromocorah bernama Markus (Egi Fedly), tua, gondrong, dan bersenjata pedang. Dengan suara berat dan menekan, dia mengatakan datang untuk merampok semua ternak yang dimiliki Marlina dan, bersama enam kawannya yang bakal menyusul, akan menikmati sup ayam masakan Marlina. Setelah itu, mereka akan ramai-ramai menidurinya.
Sepuluh menit pertama yang menegangkan sekaligus absurd ini kemudian membawa kita pada gejolak batin Marlina. Dengan jenazah sang suami di pojok ruangan, yang belum bisa dikuburkannya karena dia masih mengumpulkan biaya, Marlina harus berpikir keras, sigap, dan lekas bagaimana cara melawan tujuh lelaki blegug itu. Apa senjata perlawanan Marlina selain akal, keberanian, dan beberapa butir racun?
Film sepanjang 90 menit berdasarkan ide cerita Garin Nugroho ini dibagi menjadi empat bagian: Robbery (“Perampokan”), The Journey (“Perjalanan”), The Confession (“Pengakuan”), dan The Birth (“Kelahiran”). Dengan scoring music ala mariachi yang meluncur di tengah gurun-gurun dan bukit Sumba, film ini tak bisa tidak memberi rasa dan aroma spaghetti western Sergio Leone yang kelak juga digodok Quentin Tarantino di abad ke-21: pembagian bab, kekerasan sebagai pembalasan, elemen humor dan musik yang paham kapan harus halus mengalun dan kapan pantas menggelegar, serta tokoh-tokoh perempuan yang menolak jadi korban.
Tapi Mouly Surya tentu saja mengalihkan segalanya menjadi sesuatu “yang Indonesia”, meski jagat yang diciptakan ini adalah sebuah fantasi, katakanlah rape revenge fantasy, segala pembalasan yang berkecamuk di kepala perempuan yang diperkosa. Film ini telah memberikan sebuah misi dari seorang perempuan sejak awal: keadilan, meski keadilan yang dituntutnya akan membuat sebagian penonton (lelaki) menjadi tak nyaman atau mungkin saja sinis.
Film Mouly selalu menampilkan perempuan sebagai protagonis. Dalam kedua film sebelumnya (Fiksi dan What They Don’t Talk About When They Talk About Love), Mouly menampilkan para perempuan muda yang menuju kedewasaan. Dalam film Marlina, kita melihat seorang perempuan dewasa yang kehilangan suami dan anak serta segala perlindungan. Dia harus berdiri sendiri, mengayunkan golok, untuk kemudian hanya bisa “mengadu” kepada jenazah sang suami tanpa kata-kata.
Tak aneh jika Marlina menjadi film Indonesia pertama yang berhasil menembus seleksi Quinzaine des Réalisateurs atau Directors’ Fortnight, yang mengorbitkan nama-nama seperti Werner Herzog, Jim Jarmusch, Spike Lee, dan Sofia Coppola, di Festival Film Cannes tahun ini. Tak kurang, menurut perbandingan oleh media-media asing, scoring music film ini mengikuti jejak Ennio Morricone serta humor hitamnya terasa seperti film-film Jim Jarmusch, dan Marlina menjadi salah satu yang disukai para kritikus Festival Film Cannes.
Tapi akan tak mengherankan pula jika (sebagian) penonton lelaki merasa tak nyaman menyaksikan Marlina karena semua lelaki dalam film ini super-sontoloyo: perampok, pemerkosa; dari suami tokoh hingga polisi tak ada yang beres otaknya. Di dalam jagat yang diciptakan Mouly Surya dan Rama Adi, para lelaki mengalami korsleting dalam tubuhnya, begitu parahnya hingga istri hamil 10 bulan saja akibat selingkuh.
Sekali lagi: ini film revenge fantasy, fantasi pembalasan yang dimulai dari akibat dalam hidup nyata. Jika seorang Marlina yang melapor ke polisi tentang perampokan dan pemerkosaan terhadapnya ditanggapi sang polisi yang mengetik begitu lamban dengan menjawab bahwa pemeriksaan visum itu “mahal dan alatnya mesti pesan dulu, sebulan lamanya…”, tamatlah sudah harapan perempuan untuk menjadi manusia sabar. Fantasi pembalasan adalah jawaban yang lezat dan tak melanggar pidana.
Untuk itu, bagi para penonton lelaki yang tak nyaman, disarankan menggosok daki kotor “misogini” sekeras-kerasnya dari pori-porinya, agar bisa memahami penuh empati mengapa film seperti ini harus lahir dan harus dirayakan.
Ada beberapa hal teknis kecil yang mengganggu, seperti: dari mana datangnya peti yang ditenteng Marlina? Kenapa dari jinjingan kain bisa berubah menjadi peti kayu? Lalu mengapa pada babak akhir Marlina yang tangguh dan perkasa itu menjadi lemah dan tidak taktis seperti pada babak-babak awal?
Tapi, untuk saya, cacat kecil itu tetap tidak mengganggu premis besar film ini. Dengan sinematografi yang luar biasa dan para pemain yang nyaris tanpa cacat--Marsha Timothy tampil meyakinkan: seorang janda bernasib tragis yang lahir kembali sebagai perempuan yang kuat--film ini telah memperkaya jagat feminisme Indonesia.
Leila S. Chudori
Berita terkait
Sinopsis Possession: Kerasukan yang Diadaptasi dari Film Prancis
8 jam lalu
Film horor akan tayang di bioskop pada 8 Mei 2024. Film ini merupakan adaptasi dari film Prancis berjudul Possession. Ini sinopsis film Possesion.
Baca SelengkapnyaNasib 2 Film Mendiang Lee Sun Kyun yang Belum Dirilis, Distributor Angkat Bicara
9 jam lalu
Distributor film Korea Selatan menghadapi dilema atas karya-karya mendiang Lee Sun Kyun yang sampai saat ini belum dirilis.
Baca Selengkapnya5 FIlm Buatan Mouly Surya, Terbaru Ada Trigger Warning
14 jam lalu
Mouly Surya adalah seorang sineas Indonesia yang mulai mendunia.
Baca SelengkapnyaSinopsis dan Filmografi Pemain Trigger Warning, Film Thriller Hollywood Garapan Mouly Surya
15 jam lalu
Trigger Warning dijadwalkan tayang pada Jumat 21 Juni 2024. Film ini merupakan garapan sutradara asal Indonesia, Mouly Surya.
Baca SelengkapnyaBukan Filmapik, Ini 12 Daftar Tempat Nonton Film Legal
19 jam lalu
Bukan di Filmapik, berikut ini daftar tempat nonton film legal yang bisa Anda pilih. Umumnya tempat film ini ada biaya langganan dan masih terjangkau.
Baca SelengkapnyaPemeran Film The Idea of You
2 hari lalu
Film The Idea of You tayang di Prime Video pada 2 Mei 2024
Baca SelengkapnyaVina: Sebelum 7 Hari, Sinopsis dan Para Pemerannya
3 hari lalu
Film horor Vina: Sebelum 7 Hari disutradarai oleh Anggy Umbara akan rilis pada 8 Mei 2024
Baca SelengkapnyaTujuan Hanung Bramantyo Potong Adegan dan Ganti Judul Film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa
5 hari lalu
Sutradara Hanung Bramantyo menyebut film Tuhan, Izinkan Aku Berdosa awalnya hadir delam dua versi, 21+ dan 17+.
Baca SelengkapnyaGlenn Fredly The Movie: Momentum Setelah Opname hingga Pengisi Vokal dalam Film
10 hari lalu
Film drama biopik Glenn Fredly The Movie mulai tayang di seluruh bioskop Indonesia pada Kamis, 25 April 2024
Baca SelengkapnyaSinopsis The Fall Guy yang Dibintangi Ryan Gosling
11 hari lalu
The Fall Guy film aksi stuntman produksi Universal Pictures yang tayang di bioskop Indonesia, pada Rabu, 24 April 2024
Baca Selengkapnya