Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Brutal Tentara Tersulut Knalpot Bising

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjenguk relawan korban pengeroyokan di RS Pandan Arang, Boyolali,  Jawa Tengah, Ahad, 31 Desember 2023. Dua relawan Ganjar-Mahfud  dianiaya oleh sejumlah anggota TNI di Boyolali hingga tidak sadarkan diri. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menjenguk relawan korban pengeroyokan di RS Pandan Arang, Boyolali, Jawa Tengah, Ahad, 31 Desember 2023. Dua relawan Ganjar-Mahfud dianiaya oleh sejumlah anggota TNI di Boyolali hingga tidak sadarkan diri. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Iklan

SIAPAPUN tak akan senang mendengar suara bising knalpot sepeda motor. Apalagi wrang-wreng knalpot itu datang dari kerumunan massa kampanye calon presiden. Selain mengganggu, knalpot itu juga menunjukkan arogansi mob. Tapi gangguan itu tak bisa dan tak boleh direspons dengan main hakim sendiri, seperti yang dilakukan TNI Angkatan Darat di Boyolali, Jawa Tengah, dan Kota Manado, Sulawesi Utara.

Puluhan prajurit Kompi Senapan B Bataliyon Infanteri Raider 408/ Suhbrastha menganiaya tujuh pendukung calon presiden Ganjar Pranowo yang sedang berkonvoi melintas di depan asrama pasukan reaksi cepat pada 30 Desember 2023. Para tentara itu juga menggiring beberapa orang ke dalam area asrama dan memukulinya. Dua hari kemudian, di Manado, tentara Komando Daerah Militer XIII/Merdeka juga menyerang para pengiring jenazah yang memakai sepeda motor dengan knalpot brong.

Apa yang dilakukan para prajurit itu jelas menyalahi aturan apa pun alasannya. Jika mereka terganggu karena suara knalpot, penindakannya menjadi wewenang polisi. Jika massa di Boyolali itu menyalahi regulasi kampanye, hukum sudah mengatur yang berwenang menanganinya adalah Badan Pengawas Pemilu. Demikianlah hukum bekerja menurut konstitusi.

Tindakan para tentara itu amat berbahaya karena mereka manusia terlatih. Nama kompinya saja Suhbrastha. Ini nama senjata Sang Hyang Wisnu Murti. Artinya, senjata ampuh pemusnah angkara murka. Para pengendara sepeda motor itu tentu saja tak sedang mempertontonkan angkara murka sehingga prajurit terpilih harus menindaknya dengan kekerasan.

Pernyataan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal Maruli Simanjuntak makin menambah kekeliruan itu. Alih-alih minta maaf karena tindakan brutal anak buahnya, Maruli malah mendukungnya. Alasannya, para tentara itu sudah mengingatkan para pengendara sebanyak delapan kali. Jika Maruli dan para tentara itu paham hukum, semestinya mereka melapor ke polisi untuk menindaknya.

Tindakan para tentara dan pembelaan komandan mereka sungguh mencemaskan karena tentara kita ternyata tak pandai mengendalikan emosi. Padahal, sebagai warga negara yang mendapat keistimewaan pelatihan dan memegang senjata menurut hukum, mereka seharusnya lebih bisa menahan diri dan mengendalikan emosi. Alangkah berbahaya orang yang terlatih dalam kekerasan dan memegang senjata tak stabil perasaannya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Main hakim sendiri para tentara itu juga menunjukkan pemahaman keliru pada prinsip negara hukum. Bahkan prinsip keberadaan tentara di sebuah negara. Undang-Undang Dasar 1945 jelas menyebut tugas dan fungsi tentara sebagai alat negara dalam mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara. Para pengendara itu tentu saja bukan massa yang sedang merongrong kedaulatan Indonesia.

Pernyataan Maruli yang membela pelanggaran hukum anak buahnya juga bisa menjadi pesan buruk bagi seluruh tentara: langgarlah hukum karena komandanmu akan membelanya. Jika Maruli tak meralat pernyataan dalam wawancara di Kompas TV itu kekerasan tentara kepada rakyat sipil akan semakin menjadi-jadi.

Jangan sampai tindakan para tentara di Boyolali dan Manado itu makin menebalkan prasangka publik selama ini bahwa TNI tidak netral dalam pemilihan umum. Kita anggap saja pernyataan Maruli sesuai fakta bahwa kekerasan anak buahnya semata karena terganggu suara brisik knalpot, bukan karena motif berpihak kepada rival Ganjar Pranowo dalam pemilihan presiden.

TNI yang tak netral tambah berbahaya karena menjadi alat kepentingan politik. Jika netralitas TNI sudah cemar, Indonesia benar-benar darurat hukum dan demokrasi. Pemilu yang menjadi ajang menyaring pemimpin secara jujur, adil, dan terbuka itu kotor oleh alat negara yang berpihak.

Agar prasangka dan penilaian itu tidak terus, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mesti menegur Maruli dan menindak para prajurit yang bertindak semena-mena itu. Serahkan mereka kepada polisi untuk diadili di peradilan umum memakai hukum pidana.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

3 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

24 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

32 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

36 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

51 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

52 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.