Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dalang Penghancuran KPK

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2021, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis, 9 Desember 2021. Dalam sambutannya, Presiden mengingatkan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa dan membutuhkan penanganan extra pula. Foto : Humas Pemberitaan KPK
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan saat menghadiri peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2021, di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Kamis, 9 Desember 2021. Dalam sambutannya, Presiden mengingatkan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa dan membutuhkan penanganan extra pula. Foto : Humas Pemberitaan KPK
Iklan

SEJARAH kelak mencatat Presiden Joko Widodo adalah salah satu dalang yang menghancurkan Komisi Pemberantasan Korupsi. Pernah berjanji akan menguatkan gerakan antikorupsi dalam kampanye presiden 2014, Jokowi justru menjadi dirigen di balik pelemahkan dan perusakan KPK. 

Niat untuk melemahkan pemberantasan korupsi sudah muncul sejak periode pertama pemerintahan Jokowi. Pengakuan bekas Ketua KPK periode 2015-2019 Agus Rahardjo menguatkan sinyalemen tersebut. Dalam sebuah wawancara dengan televisi swasta, Agus mengungkapkan: Jokowi pernah meminta KPK menghentikan perkara korupsi e-KTP yang menyeret Setya Novanto. 

Setya ketika itu menjabat sebagai Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Ketua Dewan Perwakilan Rakyat. Partai berlambang beringin itu baru setahun bergabung dalam koalisi partai pendukung pemerintahan Jokowi.

Intervensi Jokowi—bila benar—merupakan skandal besar. Intervensi itu bisa dibaca sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan seorang kepala negara untuk melindungi terduga pelaku kejahatan. Peristiwa itu juga menunjukkan bahwa Jokowi tidak menghormati proses hukum. Ia tak peduli terhadap pemberantasan korupsi.

Langkah Agus menolak perintah Jokowi sudah benar. UU KPK lama tidak mengenal penerbitan surat perintah penghentian penyidikan (SP3). Apalagi surat perintah dimulainya penyidikan kasus ini sudah diteken tiga minggu sebelumnya. Penolakan itulah yang ditengarai turut mendorong revisi undang-undang yang mempreteli kewenangan KPK. Agar obyektif, pengakuan Agus seyogyanya ditindaklajuti dengan memanggil Jokowi dan menteri yang terlibat dalam pertemuan tersebut. 

Sejumlah pendukung Jokowi sah-sah saja meragukan pengakuan Agus. Faktanya: apa yang disampaikan Agus sejalan dengan perilaku Jokowi yang kemudian membiarkan Dewan Perwakilan Rakyat mempreteli kekuatan komisi antirasuah lewat revisi kilat Undang-Undang KPK. 

Sejak itu, KPK menjadi perpanjangan tangan penguasa. Lembaga antirasuah tak lagi independen. Tangan pemerintah terlalu jauh masuk ke jantung KPK. Tak heran bila pemerintahan Jokowi kemudian bisa leluasa menghela banyak proyek besar secara serampangan di periode kedua pemerintahannya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jokowi tak pernah menerbitkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) untuk membatalkan revisi UU KPK, seperti harapan masyarakat antikorupsi. Lebih jauh dari itu, ia membuka pintu bagi pencalonan Firli Bahuri, polisi bermasalah sebagai pucuk pimpinan KPK, yang kini ditetapkan sebagai tersangka gratifikasi dan pemerasan. Kritik masyarakat sipil terhadap sejumlah calon bermasalah tak pernah ia dengar.  

Pencalonan dan pemilihan Firli juga bagian dari skenario Istana. Wajar bila Jokowi diam saja ketika Firli memberhentikan 75 pegawai KPK karena tak lolos tes wawasan kebangsaan—sebuah akal-akalan untuk menyingkirkan para penyidik andal di KPK yang selama ini menangani kasus korupsi kakap. Tes alih status kepegawaian ini merupakan langkah untuk membonsai KPK. Dalih Firli dan pimpinan KPK yang mengedepankan pencegahan korupsi hanya omong kosong belaka. Dari rentetan peristiwa ini, keraguan para pendukung Jokowi atas pengakuan Agus menjadi tidak relevan. 

Pengakuan Agus sebaliknya bisa menjadi pelajaran bagi siapa pun yang berusaha menutup-nutupi borok di pemerintahan. Di era digital dan keterbukaan, kejahatan tak bisa selamanya disembunyikan. Cepat atau lambat, penyimpangan akan terbongkar. 

Dengan masifnya kekecewaan terhadap Jokowi akhir-akhir ini, bukan tidak mungkin akan ada pengakuan serupa yang membuka aib pemerintah. Pada akhirnya, saling membuka borok akan menguntungkan bagi upaya bersih-bersih di pemerintahan. Para pejabat lain tak perlu ragu membuka borok serupa. 

Pengakuan Agus serta rentetan peristiwa setelahnya semakin menguatkan sinyal bahwa KPK memang sengaja dibunuh dari dalam. Lembaga yang dulu perkasa kini terseok-seok menjadi institusi keropos. Jokowi punya andil menggerogotinya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

3 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

24 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


26 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

32 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

36 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

51 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

52 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.