Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bapak-isme

image-profil

Dosen Ilmu Politik UPN Veteran Jakarta

image-gnews
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Iklan

Bagi sarjana politik yang melakukan perbandingan tata kelola penyelenggaraan pemerintahan, mencermati kecenderungankawin silangantara modus operandi penyelenggaraan secara tradisional dengan birokrasi modern merupakan keasyikan tersendiri. Mulai dari penelusuran Fred Riggs (1966) pada transformasi birokrasi modern Thailand dalam kerangka Kerajaan (King as Master), observasi Ben Anderson (1988) eksistensi para tuan tanah (cacique) dalam arena politik di Filipina sesuai terminologi hingga pengamatan Heather Sutherland (1979) terhadapformasi elit birokrasi Indonesia dari pangreh praja menjadi pamong praja. Kajian-kajian tersebut mengilustrasikan persenyawaan antara tata kelola pemerintahan tradisional dan modern.

Model pemerintahankawin silangdemikian sering diistilahkan sebagai neo-patrimonialism. Dasar katanya adalah patrimony, di mana property, dalam hal ini termasuk kekuasaan, diwariskan dari bapak atau leluhur laki-laki. Definisi ilmiahnya hybrid political system where ‘strong personal power . . . through patron–client relations [combined with] the use of modern bureaucratic agencies (Sandbrook 1985). Agar mudah dipahami dalam alam pikir kita, terminologi “Bapak-ismekiranya pelafalan tepat.

Bapak-isme

David Brown (1994), seorang political sociologist dari Universitas Murdoch di Australia, mengilustrasikan sistem penyelenggaraan pemerintahan Indonesia semasa Orde Baru sebagai neo-patrimonial, suatu model penyelenggaraan negara berdasarkan personalisasi kepemimpinan dalam nuansa tradisional namun dijalankan di atas platform kelembagaan pemerintahan modern. Bersenyawanya institusi pemerintahan modern dengan persona seorang pemimpin, di mana hasrat dan selera sang pemimpin menjadi arsitektur dan ekosistem pemerintahan.  

Penyelenggaraan pemerintahan bertumpu pada kekuasaan personal (personal rule) di mana sulit dibedakan antara institusi dan mandatarisnya (office dan officeholder) sehingga tidak ada garis demarkasi antara arena publik dan ranah privat. Penyelenggaraan dan interaksi dalam pemerintahan, antara aparatur dan pemangku kuasa dilandasi oleh loyalitas individual. Relasidemikian didasarkan pada hubungan patron-klien, pertukaran antara loyalitas dan proteksi untuk melakukan aktivitas pemerintahan.  

Praktek bapak-isme ini jamak terjadi di negara-negara Afrika, diantaranya, seperti Kenya, Côte d’Ivoire, Kamerun, dan Angola. Pada negara-negara tersebut, neo-patrimonialisme berpadu-padan dengan sistem tata kelola tradisional bercirikan tribalisme ataupun prebendal. Praktek tata kelola pemerintahan dengan tulang punggung kesukuan (tribal) ini memposisikan pemangku kekuasaan layaknya kepala suku (chief) dalam masyarakat tradisional. Tidaklah mengherankan, dalam langgam pengelolaan pemerintahan demikian, pemangku kekuasaan dan aparatusmenganggap institusi publik, anggaran publik hingga jabatan publik merupakan komoditas yang pantas dibagi-bagikan bahkan diakui sebagai kepemilikan personal (prebend).    

Bapak-isme pada pengejawantahannya berkelindan dengan favoritisme dan nepotisme, isme-isme lain yang secara sengaja disuburkan sebagai bagian dari reward and punishment. Pemberian insentif dan hukuman, kepada aparatur penyelenggara pemerintahan dan kelompok sosial kemasyarakatan merupakan instrument untuk mempertahankan loyalitas (Bratton and van de Walle 1994).

Keberadaan Bapak-isme di Afrika, terbagi kedalam dua skema (Bach 2012). Pertama, “bapak-isme kolaboratif” (regulated patrimonialism) skema dan pendekatan kerjasama antar pemangku kepentingan dengan mempromosikan loyaltas sehingga terbentuk kerukunan antar elit. Pada skema ini, pemangku kekuasaan melakan kooptasi dan redistribusi sumberdaya ekonomi secaramerata dan proporsional. Pendekatan ini mampu meningkatkan daya penetrasi negara ke dalam faksi-faksi politik, kelompok ekonomi serta organisasi kemasyarakatan dan memastikankepatuhan atas aturan main bersama.

Kedua, “bapak-isme pemangsa” (predatory neo-patrimonialism), skema di mana kekuasaan dikelola layaknya kepemilikan personal sehingga tidak hanya batas antara publik dan privat menjadi rancu, akan tetapi yang sangat mengkhawatirkan adalah lumpuhnya institutsi pemerintah dan tata laksana kepemerintahan (Medard 1991). Distribusi sumberdaya ekonomi didasarkan pada skema patronase kepada pengikut loyal dan terjadi diskriminasi pembagian sumber daya ekonomi bagi pihak-pihak yang berseberangan. Pada tipologibapak-ismepemangsa” ini bukan hanya memunculkan kelatahan ABS (Asal Bapak Senang) tetapi muaranyaseperti yang dilukiskan oleh William Reno sebagai shadow state sebagaimana yang terjadi di Sierra Leone.      

Republik Plato

Dalam buku berjudulRepublicPlato membagi Masyarakat ke dalam tiga kelas: pertama kelas Pedagang (merchant class), diposisikan pada tingkatan terendah dalam hirarki masyarakat karena dalam pandangan Plato para pedagang ini hanya mengejar keuntungan materi alias cuan semata. Kedua, kelas Penjaga (guardian class), merupakan orang-orang yang bertugas melindungi Negara dan warganya. Guardian class ini adalah anak-anak pilihan yang dirawat, dibesarkan, diajari beragam hal terkait menjaga warga oleh Negara. Ketiga adalah ruling class, Plato menamakan mereka sebagai philosopher king, sekelompok orang-orang pilihan dengan panduan moralitas, kebijaksanaan demi menghadirkan kebenaran, keadilan dan kebaikan bagi Negara dan Masyarakat.

Negara ideal dalam benak Plato ini diselenggarakan dan dijaga oleh guardian class yang sejak kelahirannya dipisahkan dari orang tua masing-masing. Mereka diasuh, dibesarkan dan memikul tanggung jawab dalam menjaga Negara dan warganya secara bersama. Kebutuhan dasar merekaseperti pangan, sandang, hunian, pendidikan, aktivitas spiritual dan jasmani dipenuhi oleh Negara. Dengan demikian, Plato ingin memastikan para guardian ini memiliki kesamaan nilai, etos melayani dan saling percaya di antara mereka. Dengan memisahkan anak-anak tersebut dari orang tua mereka, maka dorongan untuk membela kepentingan keluarga (nepotisme) atau pun hasrat kolutif serta kepentingan sempit dapat diminimalisir.

Tentu saja guardian class mengikuti panduan dari pemimpin-filsuf. Karakteristik dari Philosopher Kingyang memadukan antara filosofi kebajikan dan ketrampilan politik dalam mengelola negara ini yang diyakini oleh Plato akan teguh memperjuangkan kemakmuran sebesar-besarnya bagi negara dan masyarakat dan bukan untuk semata-mata demi keluarganya.

Demokrasi Kita

Negara-negara di Amerika Selatan yang terbebas dari rezim otoriter pada pertengahan 80-an, menurut Thomas Carothers sebagian mengalami kutukantransisi demokrasi. Bagaimana dengan Indonesia yang telah menjalani transisi selama seperempat abad sejak tahun 1998 lalu? Tentu saja demokrasi kita mengalami pasang surut. Demokrasi bisa tertindas sementara karena kesalahannya sendiri, tetapi setelah demokrasi mengalami cobaan yang pahit, ia akan munculkembali dengan keinsyafan, tulis Bung Hatta dalam “Demokrasi Kita” (1966).

Jika delapan puluh tahun silam Tan Malaka geram pada fenomena yang ia sebut sebagai ‘Logika Mistika’, maka sekarang kita geram dengan ‘Logika Transaksika’. Politik dikelola dan dijalankan dengan logika transaksional layaknya pedangang melakukan barter komoditi. ‘Logika Transaksika’ ini bersenyawa dengan ‘Bapak-isme’ di mana penyelengaraan negara dipertukarkanaset kepemilikan pribadi demi kepentingan sesaat. Kondisi demikian adalah situasi surutnyademokratisasi.

Adakah jalan untuk mencegah kemunduran demokrasi? Panduan dari Bung Hatta perlu dijadikan pedoman: “…(Menegakkan) Kedaulatan rakyat adalah ‘mendidik rakyat’ supaya tahu berpikir, supaya tidak lagi membebek di belakang pemimpin-pemimpin. Supaya keinsafan rakyat akan hak dan harga diri bertambah kuat dan pengetahuannya tentang hal politik, hukum dan pemerintahan bertambah luas”. Ayo Bung, kita gotong royong mencegah ‘Bapak-isme’ dan surutnya demokrasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.