Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Arah Suara Nahdliyin Setelah Deklarasi Anies - Muhaimin

image-profil

Ketua Umum Jamaah Yasinan Nusantara (Jayanusa)

image-gnews
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berangkulan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) saat Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 2 September 2023. PKB menerima tawaran Partai Nasdem untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Moch Asim
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh berangkulan dengan bakal calon presiden Anies Baswedan (kiri) dan bakal calon wakil presiden Muhaimin Iskandar (kanan) saat Deklarasi Capres-Cawapres 2024 di Hotel Majapahit, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu 2 September 2023. PKB menerima tawaran Partai Nasdem untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar sebagai bakal calon presiden dan bakal calon wakil presiden pada Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Moch Asim
Iklan

Langkah cepat Ketum NasDem Surya Paloh (SP) dan Ketum PKB mendeklarasikan pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (AMIN) patut diapresiasi. Setidaknya ini telah memecah kebuntuan, meskipun cukup mengagetkan. 

Kebuntuan, bisa dilihat di internal koalisi pendukung Prabowo Subianto (PS) sendiri, dengan masuknya PAN dan Golkar, yang tentu masing-masing punya kepentingan untuk tampil sebagai Cawapresnya PS. PAN telah menggadang-gandang Erick Thohir, Golkar ya Ketumnya sendiri. Meskipun, kita tahu, kedua partai itu juga telah “sepakat” akan mengusung Gibran yang tinggal menunggu keputusan Mahkamah Konsitusi (MK) saja soal syarat umur: dari 40 menjadi 35 tahun. 

Kenyataan tersebut, pada akhirnya tentu sangat tidak menguntungkan Cak Imin. Dia tidak mau di “PHP” lagi sebagaimana 2019 yang lalu. Bagaimanapun PKB telah merintis koalisi dengan Gerindra sejak awal, tapi berkaitan dengan perubahan nama dari KKIR ke KIM saja PKB tak dilibatkan. Artinya, di sana PKB hanya dibutuhkan suaranya. Pantaslah jika Ketum PKB kemudian mengambil jalan pintas sendiri bersama NasDem. 

Di pihak NasDem juga begitu. Tak mungkin Ketum SP akan terus-menerus larut dalam perdebatan penentuan Cawapres bersama Demokrat dan PKS yang masing-masing punya jago sendiri. Kalaupun keduanya bersepakat mengusung Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), meskipun dia Ketum Demokrat, tapi kendali ada di Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jelas, Ketum SP tak punya sejarah kebersamaan dengan Presiden ke-6 tersebut. Menduetkan Anies Baswedan (AB) dengan AHY juga cukup berat secara elektoral, apalagi untuk menkonsolidasi basis nahdliyin terutama di Jatim dan Jateng. 

Jadi, keputusan SP dan Cak Imin sebenarnya sangat realistis. Meskipun tidak ideal. Bagi Cak Imin khususnya, dia harus memperjuangan “idealisme” kepartaian. Masa Ketum Partai hanya jadi pendukung, masa Ketum PKB gambarnya gak nongol di kertas suara Pilpres.

Lalu, bagaimana dengan suara nahdliyin?

Tak salah juga jika dikatakan suara nahdliyin masih cair. Bisa ke mana-mana. Juga tergantung calonnya. Saat ini Ketum SP sudah bisa menyandingkan dua tokoh muda, mereka masih berumur 50-an. Bagaimanapun, Cak Imin yang masih cicit pendiri NU punya ikatan di kalangan nahdliyin. Tinggal bagaimana sekarang dengan Prabowo dan Ganjar?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setidaknya, ada dua opsi. Pertama, mereka harus mengambil calon pendamping dari NU yang punya jejaring kuat. Misalnya, Khofifah Indar Parawansa. Sebagai Ketum Muslimat, pengaruhnya sangat kuat. Atau Gus Yaqut, Ketum Ansor, yang pasukan Banser-nya tak kurang dari 7 juta.  

Pertanyaannya, mereka dipasangkan dengan siapa? Beberapa waktu lalu, Ganjar sudah sowan ke ibunda Gus Yaqut. Saya berkeyakinan, itu juga bagian dari cara Ganjar untuk meminang Gus Yaqut, sebagaimana juga yang dilakukan AB ke ibunda Cak Imin. 

Tapi, yang menentukan itu kan bukan Ganjar. Berkali kali dia bilang, nunggu keputusan Ibu Ketum Megawati Soekarnoputri. Kabar yang saya terima, dan ini sangat percaya berdasarkan Pilpres 2019, konon Ibu Ketum menghendaki pendamping Ganjar yang sudah cukup umur, yang sudah berusia 70-an. 

Jika itu yang dikehendaki, ada beberapa pilihan misalnya: kembali menampilkan KH. Ma'ruf Amin yang pada 2024 nanti sudah berumur 81 tahun. Atau, Ganjar dengan Habib Lutfi bin Yahya, atau dengan KH. Said Aqil Siraj, atau bisa juga dengan KH. Anwar Iskandar, Wakil Rais Aam PBNU dan Ketum MUI yang baru. Beliau-beliau sangat kuat juga pengaruhnya di kalangan nahdliyin. 

Adapun opsi kedua, Prabowo dan Ganjar bersatu. Siapa Capres dan Cawapresnya, tinggal para Ketum selain Ketum NasDem, PKB dan Demokrat berembug saja. Pilihan Demokrat, mau abstain atau bergabung untuk balas dendam kekecewaannya dengan SP dan Anies.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TikTok Shop dan Solusi Paceklik Pasar Tradisional

2 hari lalu

Tulisan para pedagang yang dipajang di kios mereka di Pasar Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 19 September 2023. Melalui tulisan-tulisan tersebut, para pedagang pakaian meminta pemerintah menutup sejumlah e-commerce yang dinilai membuat kios mereka sepi pembeli. TEMPO/Ami Heppy
TikTok Shop dan Solusi Paceklik Pasar Tradisional

Perlindungan terhadap UMKM bisa dilakukan lewat perbaikan aturan. Poin-poin perlindungan segera masuk karena pemerintah berencana merevisi regulasi perdagangan online.


Pertumbuhan Belum Merata

6 hari lalu

Ilustrasi investasi. (Shutterstock)
Pertumbuhan Belum Merata

Anda dapat mengoptimalkan imbal hasil dan mengendalikan risiko dengan melakukan strategi investasi seperti alokasi aset dalam portfolio keuangan, diversifikasi hingga dollar cost averaging.


Main Intel Memata-matai Partai Politik

9 hari lalu

Presiden Joko Widodo menyampaikan sambutan saat pembukaan Rapat Kerja Nsional (Rakernas) Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu 16 September 2023. Rakernas Seknas Jokowi yang diikuti sebanyak 25 perwakilan DPW se-Indonesia tersebut sebagai bagian konsolidasi organisasi dalam persiapan menjelang Pilpres 2024. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Main Intel Memata-matai Partai Politik

Hanya di negara otoritarian badan intelijen menjadi alat kekuasaan.


Ujian Sejarah Bernama Munir

15 hari lalu

Aktivis Hak Asasi Manusia, Suciwati, istri dari Munir Said Thalib memberikan orasi saat Peringatan 19 Tahun Pembunuhan Munir di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis 7 September 2023.
Kasus pembunuhan terhadap Munir adalah kasus yang sangat penting untuk terus diperingati dan diperjuangkan keadilannya hingga tuntas, sampai dalangnya diproses hukum. TEMPO/Subekti.
Ujian Sejarah Bernama Munir

Empat periode kepresidenan, kekuasaan dua orang Presiden, dan rentang waktu hampir dua dekade, ternyata tak cukup untuk menuntaskan kasus Munir.


Manajemen Adaptif Perbaikan Lingkungan dan Peran BPDLH

15 hari lalu

Warga menebar jala untuk mencari udang di kawasan hutan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai, Bali, Selasa 2 November 2021. Kawasan hutan Mangrove Tahura Ngurah Rai rencananya akan menjadi salah satu lokasi yang akan ditampilkan kepada para pemimpin negara saat pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada tahun 2022 mendatang. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Manajemen Adaptif Perbaikan Lingkungan dan Peran BPDLH

Ada tiga alasan mengapa BPDLH dapat menunjang praktik manajemen adaptif program lingkungan.


Sinyal Lemah Infrastruktur Strategis Nasional

16 hari lalu

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan jembatan menuju Stasiun Kereta Cepat Jakarta Bandung di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat 21 Juli 2023. PT China Railway Group Limited (CREC) mencatat hingga Juli 2023, infrastruktur penunjang Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang salah satunya merupakan Stasiun Tegalluar saat ini telah mencapai tahap penyelesaian akhir jelang peresmian. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Sinyal Lemah Infrastruktur Strategis Nasional

Di negeri tetangga-masih segar dalam ingatan kita-seorang negarawan tua pernah turun gunung menyelamatkan bangsanya dari ancaman bahaya investasi Cina. Ia lebih memilih mewaspadai weak signals yang sampai padanya.


Mengusir Rocky dan Refly: Potret Kebebasan Berpendapat di Era Jokowi

16 hari lalu

Pengamat Politik Rocky Gerung usai diperiksa kasus Direktorat Tindak Pidana Umum atas kasus penyebaran berita hoaks dan fitnah di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, 6 September 2023. Pada keterangannya, Rocky mengaku mendapat 40 pertanyaan dari penyidik masih terkait alasan argumen yang dilontarkan pada Presiden Jokowi. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengusir Rocky dan Refly: Potret Kebebasan Berpendapat di Era Jokowi

Karena berulang kali terjadi, sulit untuk tidak mengatakan bahwa persekusi sudah menjadi cara penguasa untuk membungkam orang-orang yang kritis dan punya pandangan berbeda.


Botol Ketemu Tutup, Muhaimin Botolnya dan Anies Tutupnya

17 hari lalu

Bacapres Anies Baswedan bersama bacawapres Muhaimin Iskandar bersziarah ke Makam Sunan Ampel dalam acara bertajuk 'Halaqoh Pemikiran Politik Sunan Ampel' di Surabaya, Sabtu 9 September 2023. Istimewa
Botol Ketemu Tutup, Muhaimin Botolnya dan Anies Tutupnya

Penyatuan 2 entitas agamis yang selama ini dianggap tidak akan pernah terjadi, ternyata pada Pilpres 2024 mendatang dapat kita saksikan.Ini menjadi euforia tak terkira dari kedua kelompok itu.


Menemukan Kembali Koperasi

22 hari lalu

Ilustrasi Petani. ANTARA FOTO/Arif Firmansyah
Menemukan Kembali Koperasi

Koperasi itu juga mereka jadikan ruang pendidikan kesadaran warga. Mengikis mental budak yang tunduk dan patuh pada eksploitasi sistem kerja pabrik yang didasarkan seluruh keputusanya pada pemilik modal.


Tantangan Mahasiswa tanpa Skripsi

23 hari lalu

Ilustrasi mahasiswa wisuda. shutterstock.com
Tantangan Mahasiswa tanpa Skripsi

Menurut hemat penulis, ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan amanah dari aturan tersebut.