Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dua Dekade Pemboman PBB dan Perlindungan Pekerja Kemanusiaan

Oleh

image-gnews
Kamp pengungsi PBB di Khamer, Amran, Yaman. Sekitar 200 keluarga minoritas muhamasheen yang mengungsi dari Sa'ada tinggal di sini.
Kamp pengungsi PBB di Khamer, Amran, Yaman. Sekitar 200 keluarga minoritas muhamasheen yang mengungsi dari Sa'ada tinggal di sini.
Iklan

Martin Griffiths

Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB

Pada 19 Agustus 2003, teroris melakukan bom bunuh diri di luar markas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Hotel Canal, Baghdad, Irak. Lima tahun kemudian, Majelis Umum PBB menetapkan tanggal tersebut sebagai hari kemanusiaan sedunia. Tahun ini, kita memperingati 20 tahun serangan yang mematikan itu. Seperti yang dikatakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan pada saat itu, hari itu merupakan salah satu hari paling kelam dalam sejarah PBB. Sampai sekarang pun masih begitu.

Bagi saya, hari kemanusiaan sedunia akan selalu menjadi peristiwa yang penuh dengan emosi campur aduk yang masih terasa saat ini. Di antara mereka yang terbunuh pada hari itu adalah Sergio Vieira de Mello, Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Irak. Sergio adalah teman saya dan ayah baptis putri saya.

Sergio mengabdikan dirinya untuk PBB. Dia bergabung dengan Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi pada 1969, tak lama setelah lulus dari universitas, dan menghabiskan sisa hidupnya yang tragis di PBB dengan menduduki berbagai posisi senior. Saya pertama kali bekerja dengannya pada tahun 1996, ketika dia menjabat sebagai Koordinator Kemanusiaan Regional PBB untuk wilayah Great Lakes dan saya wakilnya sebelum mengambil alih jabatan tersebut. Namun, saya baru benar-benar mengenalnya ketika kami pindah ke New York pada 1998 untuk mendirikan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) yang baru. Kala itu dia menjadi Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan saya, sekali lagi, sebagai wakilnya.

Kami menjadi dekat dan terikat oleh semangat yang sama akan dilema kemanusiaan di lapangan dan bagaimana cara mengatasinya. Seperti banyak dari staf terbaik kami, semangat Sergio didasarkan pada pengabdian pada Piagam PBB, yang salinannya selalu ia bawa. Dia memiliki kekuatan pandangan dunia yang membuat advokasinya dan, tentu saja, pidato-pidatonya, menjadi lebih efektif. Kami juga menjadi dekat secara pribadi dan saya masih bangga bahwa putri saya adalah anak baptisnya. Perpaduan antara kepercayaan pribadi dan kemitraan profesional dengan Sergio inilah yang membuat kepergiannya begitu traumatis tapi juga penuh pembelajaran bagi saya, seperti halnya bagi banyak orang. Teladannya menginspirasi saya sekarang untuk menjalankan peran yang ia pegang bertahun-tahun yang lalu.

Kepergian Sergio yang begitu mendadak mengejutkan saya. Tiba-tiba saya merasa berhadapan langsung dengan kematian, meskipun saya telah bertahun-tahun bekerja di zona perang. Saya berduka sampai hari ini. Secara keseluruhan, 22 orang tewas pada hari itu dan lebih dari 100 orang terluka. Sebagian besar dari mereka adalah personel PBB. Banyak dari mereka adalah orang Irak. Namun, yang menyatukan mereka semua adalah misi untuk membantu Irak pulih dan bangun kembali sebagai sebuah negara.

Saya tahu peringatan ini pasti sangat berarti bagi keluarga, teman, dan kerabat orang-orang yang terbunuh, terluka, atau diculik dalam mengejar tujuan kemanusiaan sejak saat itu. Dan, saya tahu apa artinya bagi komunitas kemanusiaan dan komunitas PBB yang lebih luas: kehilangan salah satu dari kita adalah kehilangan kita semua. Saya merasakan kesedihan dan rasa sakit Anda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya juga merasakan kemarahan. Kemarahan karena mereka yang bertanggung jawab atas pengeboman Hotel Canal dan sebagian besar serangan terhadap pekerja kemanusiaan sejak saat itu--dan untuk serangan terhadap pekerja kesehatan dan warga sipil dalam konfilk--tidak pernah dimintai pertanggungjawaban. Kemarahan bahwa dari tahun ke tahun pekerja kemanusiaan terus menjadi target serangan yang disengaja dan dibunuh, dilukai, dan diculik saat mengemban pekerjaan mereka. Ada lebih dari 400 korban pekerja bantuan tahun lalu, yang sebagian besar adalah staf nasional. Impunitas atas kejahatan-kejahatan ini merupakan luka yang mengerikan bagi hati nurani kita bersama. Kata-kata yang saleh tidak akan membuat perbedaan. Hanya tindakan yang akan membuat perbedaan. Sudah saatnya kita mewujudkan penegakan hukum kemanusiaan internasional dan menanggulangi impunitas atas pelanggarannya.

Meskipun demikian, perasaan saya yang luar biasa pada hari kemanusiaan sedunia kali ini dan tiap hari kemanusiaan sedunia adalah rasa bangga yang mendalam. Kebanggaan karena telah bekerja dengan orang-orang seperti Sergio. Dan, kebanggaan menjadi bagian dari organisasi dan komunitas yang terus mendedikasikan hidup mereka untuk membantu lebih banyak orang di seluruh dunia pada saat mereka membutuhkan, terlepas dari risiko dan bahayanya.

Pada hari ini saya ingin memberikan penghormatan kepada Sergio dan semua orang yang kehilangan nyawanya dan yang terluka di pengeboman Hotel Canal dua dekade lalu. Saya memberikan penghormatan kepada semua yang terbunuh, terluka, dan diculik dalam pelayanan mereka untuk tujuan kemanusiaan. Dan, saya memberikan penghormatan kepada semua yang terus melayani ratusan juta orang yang membutuhkan di seluruh dunia, siapa pun mereka, di mana pun mereka berada, dan apa pun yang terjadi.

Sebagai Koordinator Bantuan Darurat dan Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, janji saya untuk para pekerja kemanusiaan di hari ini adalah sebagai berikut: Kami akan terus mengadvokasi keselamatan dan keamanan Anda saat Anda melakukan pekerjaan penting Anda. Kami akan memberikan kepemimpinan yang sistematis dan dapat diprediksi tentang akses kemanusiaan yang aman. Kami akan terus menyerukan pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum kemanusiaan internasional dan kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu Anda ketika Anda membutuhkan dukungan.

Kita tidak bisa mengembalikan mereka yang telah diambil dari kita. Namun, kita dapat menghormati kenangan mereka dengan melakukan segala hal yang mungkin dilakukan untuk mendukung melanjutkan pekerjaan mereka.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

8 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

29 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


31 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

37 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

41 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

56 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

57 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.