Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mobil Listrik dan Jejak Karbon Energi (Tidak) Terbarukan

image-profil

Dosen Teknik Elektro Universitas Semarang, Mahasiswa Doktoral Teknik Elektro Universitas Indonesia

image-gnews
PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
PLTU Suralaya, Cilegon, Banten. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

Sedang ramai menjadi konsumi publik, pernyataan salah satu bakal calon presiden (capres) pilpres 2024 pada 7 Mei 2023, yang membandingkan emisi mobil listrik dengan bus berbahan bakar minyak, yang menyebut bahwa emisi karbon mobil listrik per kapita per kilometer sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak. Serta ada seorang tokoh nasional yang pernah dua kali menjabat sebagai wakil presiden, pada 23 Mei 2023, menyebutkan bahwa selama pengisian batere mobil listrik di malam hari tetap menggunakan listrik dari PLTU, maka penggunaan mobil listrik bukan mengurangi emisi, namun hanya berpindah emisi saja, dari knalpot mobil ke cerobong PLTU. Penulis tidak tertarik untuk membahas dampak politik dari kedua pernyataan tersebut, namun kedua pernyataan tersebut tentu menarik untuk dibahas.

Dalam sebuah pernyataan perbandingan, obyeknya harus setara, baik dalam bentuk teknologi serta besaran obyeknya, khususnya dalam pernyataan tersebut. Mobil dengan bus, adalah sebuah obyek yang tidak sama besaran. Serta antara teknologi kendaraan bermotor listrik berbasis batere (KBLBB) dengan teknologi kendaraan bermotor berbahan bakar minyak adalah berbeda, sehingga dibutuhkan beberapa asumsi untuk menjadikannya saling terhubung.

Dengan kapasitas mobil listrik yang maksimal berpenumpang 4 orang dengan kapasitas batere 17.3 kWh, serta bus berbahan bakar minyak yang maksimal berpenumpang 33 kursi dengan kapasitas mesin 7684 cc.  Asumsi kedua kendaraan tersebut menempuh jarak perjalanan yang sama, yaitu 32 km, Pada mobil listrik, perhitungan konsumsi energi spesifiknya dengan maksimum jarak tempuhnya berdasarkan kapasitas baterenya yang telah digunakan sebanyak 20%, maka emisi CO2 pada mobil listrik tersebut sebesar 3600 gram. Namun untuk bus berbahan bakar minyak, emisi CO2nya sebesar 24000 gram dengan faktor emisi dari bahan bakar solar diesel sebesar 2246 gr CO2/liter. Dengan asumsi kedua jenis kendaraan tersebut memiliki penumpang yang sama, yaitu 33 orang, maka mobil listrik tersebut akan berjumlah 9 unit, sehingga total jumlah emisi CO2nya sebesar 33000 gram. Sehingga secara kasat mata, bahwa dengan jarak tempuh serta jumlah penumpang yang sama, maka jenis mobil listrik akan menghasilkan emisi CO2 yang 30% lebih besar daripada bus berbahan bakar minyak.

Namun dalam perhitungan emisi CO2 secara total pada mobil listrik, tidak cukup berhenti sampai sini. Harus juga dihitung emisi CO2 yang dihasilkan pada proses penambangan batu bara hingga transportasinya dari mulut tambang hingga tiba di coal yard dari PLTU. Dalam perhitungan emisi CO2 pada mobil listrik tersebut, telah diperhitungkan juga terkait faktor emisi dari sistem pembangkit listrik di Jawa Madura Bali (Jamali) termasuk juga dengan sistem jaringan listriknya dengan total sebesar 1060 gr CO2/kWh.

Serta pada perhitungan emisi CO2 secara total pada bus berbahan bakar minyak, harus juga dihitung emisi CO2 yang dihasilkan pada proses ekstraksi minyak mentah dari lepas pantai, pengapalan hingga mencapai industri pengolahan minyak untuk menjadikannya minyak solar diesel. Selanjutnya pendistribusiannya hingga terminal bahan bakar minyak (TBBM), sebelum akhirnya mencapai stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Pada perhitungan emisi CO2 bus berbahan bakar minyak tersebut di atas, baru sebatas dari SPBU ke dalam mesin diesel bus.

Semua orang sudah meyakini bahwa dengan asumsi jarak tempuh serta jumlah penumpang yang sama, emisi CO2 mobil berbahan bakar minyak, akan lebih besar daripada mobil listrik. Serta penggunaan bus sebagai kendaraan penumpang berkapasitas besar, tentunya lebih baik daripada mobil, dalam hal emisi CO2 dengan asumsi jarak tempuh yang sama. Semua tentu telah menyadari infrastruktur transportasi secara nasional yang semakin menurun performanya serta belum meratanya pembangunan jalan hingga mencapai pelosok serta tidak semua jalan berkualitas untuk dilalui oleh bus berkapasitas besar. Sehingga pernyatan bahwa hanya memindahkan emisi saja, dari knalpot mobil ke cerobong PLTU merupakan alarm untuk semakin melakukan segala upaya dalam program transisi energi untuk memenuhi target untuk Net Zero Emission pada tahun 2050, termasuk menggenjot program bauran energi pada sektor ketenagalistrikan.

Keberadaan mobil listrik tersebut merupakan bagian dari program transisi energi, sebagai alternatif dari bus listrik, akibat keberadaan infrastruktur jalan raya yang belum memadai serta stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) yang belum jamak dijumpai. Begitupun juga dengan pembangunan pembangkit listrik energi terbarukan seperti PLTA, PLTP, PLTB serta PLTS, sekalipun laju pencapaiannya belum sesuai harapan. Berdasarkan Rencana Umum Energi Nasional, baruan energi terbarukannya pada 2025 sebesar 23%, pada 2050, menjadi 31%, namun tahun 2023 ini, baru mencapai 13%.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

5 hari lalu

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

35 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


37 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

43 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

47 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

7 Maret 2024

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

6 Maret 2024

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.