Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pemerintah Gagal Lindungi Ginjal Anak

image-profil

Tempo.co

Editorial

image-gnews
Sukarelawan dari kelompok Badut Necis melakukan kampanye terkait penyakit ginjal akut pada santri di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Bandung, Jawa Barat, 21 Oktober 2022. BPOM melansir data 5 merk obat sirup ditarik dari peredaran karena mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas yang diduga jadi salah satu penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak. Kementerian Kesehatan merilis data 206 orang anak di 20 provinsi mengalami gagal ginjal akut dimana 99 orang diantaranya meninggal. TEMPO/Prima mulia
Sukarelawan dari kelompok Badut Necis melakukan kampanye terkait penyakit ginjal akut pada santri di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam, Bandung, Jawa Barat, 21 Oktober 2022. BPOM melansir data 5 merk obat sirup ditarik dari peredaran karena mengandung Etilen Glikol dan Dietilen Glikol melebihi ambang batas yang diduga jadi salah satu penyebab penyakit gagal ginjal akut pada anak-anak. Kementerian Kesehatan merilis data 206 orang anak di 20 provinsi mengalami gagal ginjal akut dimana 99 orang diantaranya meninggal. TEMPO/Prima mulia
Iklan

Editorial Tempo.co

--

Halo, para pejabat kesehatan, bagaimana kabar Anda? Bagaimana kabar balita Anda? Semoga walafiat. Semoga anak-anak Anda tidak termasuk dalam 133 anak yang wafat karena gagal ginjal akut. Itu jumlah kematian sampai Kamis kemarin, 20 Oktober 2022. Andai saja Anda semua cepat tanggap, mungkin anak-anak itu bisa selamat.

Para ibu tidak pernah tahu apa yang terjadi. Mereka tetap menjejali anak-anaknya yang sakit dengan sirop obat. Seperti sebelum-sebelumnya, mereka berharap obat itu menyembuhkan anak-anak. Mereka tidak tahu, sirop-sirop itulah yang diduga menghancurkan ginjal anak-anak mereka.

Memang, penyebab kerusakan ginjal anak-anak ini, yang memicu kematian mereka, belum pasti. Tapi ketika penyakit misterius yang menyerang cukup banyak anak-anak ini muncul, semestinya Anda segera bertindak: menetapkan langkah emergensi dan menyelidiki asal-usulnya.

Baca Juga:

Yang terjadi, Anda bekerja seperti dalam situasi normal. Tidak ada sense of crisis dalam kebijakan Anda selama beberapa bulan terakhir sejak kegawatan ini merebak. Padahal Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melaporkan 36 anak mengalami gagal ginjal akut pada Agustus lalu. Sebulan kemudian jumlahnya melonjak 78 kasus. Per Kamis, 20 Oktober, tercatat 241 pasien anak gagal ginjal--133 tadi tak selamat. Tentu masih banyak yang tidak tercatat, seperti kematian demi kematian selama pandemi dua tahun ke belakang. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Anda, yang ada di Kementerian Kesehatan, tidak menjalankan peran surveilans penyakit secara patut ketika gagal ginjal akut pada anak-anak muncul dalam jumlah besar dan cepat. Anda, yang ada di Badan Pengawasan Obat dan Makanan, tidak menjalankan tugas mengawasi obat-obatan yang beredar, yang diduga meracuni anak-anak itu, dan menghancurkan ginjal mereka.

Sejak September 2022, Badan Kesehatan Dunia telah mengidentifikasi adanya obat tidak standar di Gambia, negara terkecil di daratan Benua Afrika dan salah satu yang paling melarat di dunia. Obat-obat berbentuk sirop itu, yang berasal dari India, terkontaminasi dietilen glikol dan etilena glikol dalam jumlah yang tidak dapat ditoleransi, yang kemudian malah meracuni dan diduga merusak ginjal anak-anak di sana.

Anda seharusnya sudah tahu itu. Dan, Anda pasti tahu, kontaminasi itu berasal dari politelina glikol, pelarut yang banyak dipakai untuk obat berbentuk sirop dan dijual bebas di sini. Alarm bahaya Anda mestinya meraung menyalakan tanda bahaya. Tapi ke mana Anda? Semestinya Anda segera memeriksa semua sirop yang diduga menggunakan bahan-bahan berbahaya tersebut. Perusahaan-perusahaan farmasi pun perlu diperiksa apakah sudah memproduksi obatnya sesuai dengan farmakope--yang mengatur standar penggunaan bahan obat-obatan dan dosisnya. Dalam kasus Gambia dan India, perusahaan farmasi sengaja menggunakan politelina glikol dan etilena glikol karena murah, daripada propilena glikol yang lebih aman tapi lebih mahal.

Kami telah menyerahkan mandat kepada Anda, untuk menjaga kami dari obat yang berbahaya dan dari ancaman penyakit misterius. Anda yang di Kementerian Kesehatan dan di Badan POM, kami minta jangan mentoleransi praktek-praktek berbaya perusahaan farmasi yang lebih mengutamakan keuntungan daripada keselamatan pasien. Segera cari biang kerok pembunuh anak-anak kami dan hukum seberat-beratnya. Keselamatan anak-anak kami jauh lebih penting daripada perusahaan farmasi yang lancung.

Baca juga: Ini 91 Daftar Obat Sirup yang Dikonsumsi Korban Gagal Ginjal Akut

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


18 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

44 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.