Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolom The Outlaw Ocean Project: Profesi Ini Paling Maut Sekaligus Paling Kejam?

image-profil

Direktur The Outlaw Ocean Project

image-gnews
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Republik Rakyat Cina, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020. Aksi tersebut bertujuan mendorong pemerintah China segera melakukan penanganan serius terhadap dugaan kasus-kasus perbudakan modern yang dialami oleh para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal-kapal ikan berbendera Cina. TEMPO/Muhammad Hidayat
Sejumlah aktivis yang tergabung dalam Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) melakukan aksi di depan Kedutaan Besar Republik Rakyat Cina, Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020. Aksi tersebut bertujuan mendorong pemerintah China segera melakukan penanganan serius terhadap dugaan kasus-kasus perbudakan modern yang dialami oleh para anak buah kapal (ABK) asal Indonesia di kapal-kapal ikan berbendera Cina. TEMPO/Muhammad Hidayat
Iklan

Kejahatan seperti ini tidak sering terjadi di darat. Sebuah video berdurasi 10 menit dari kamera ponsel memperlihatkan pembantaian terhadap sekelompok pria tak bersenjata, satu-satu berjatuhan ke laut, bergantian dibunuh, dan para pelaku yang kemudian berpose merayakannya. Satu-satunya hal yang lebih mengejutkan dari rekaman ini adalah tidak adanya sikap dari pemerintah.

Kasus ini memperlihatkan tantangan nyata dalam mengusut kejahatan-kejahatan di lautan lepas dan menjadi alasan kekerasan di laut sering lepas dari jerat hukuman. Setidaknya ada empat kapal di lokasi kejadian saat itu, tapi tidak ada aturan yang mewajibkan puluhan saksi mata untuk melaporkan pembantaian tersebut, dan memang tidak ada yang melaporkannya. Pihak berwajib mengetahui pembunuhannya setelah video sadis itu muncul dalam telepon genggam yang tertinggal di sebuah taksi di Fiji pada 2014.

Hingga kini, identitas para korban dan alasan mereka dibantai masih belum jelas. Beberapa kasus pembunuhan yang mirip selalu terjadi tiap tahun–beberapa kelasi yang berada di kapal ketika video tersebut direkam mengakui mereka pernah menyaksikan pembantaian serupa pekan sebelumnya.

Masih sangat sulit untuk menilai jumlah pembunuhan keji–dan kematian di laut secara umum. Perkiraan kasar pada umumnya adalah sekitar 32.000 korban per tahun. Statistik ini menjadikan industri penangkapan ikan komersil salah satu profesi paling berbahaya di planet ini. Menurut penelitian oleh FISH Safety Foundation dan didanai oleh PEW Charitable Trust bahkan menemukan lebih dari 100.000 kematian per tahun, atau rata-rata lebih dari 300 dalam sehari.

“Alasan angka hilangnya nyawa yang signifikan ini salah satunya adalah kurangnya kerangka legislatif keselamatan yang komprehensif dan pendekatan terkoordinasi untuk mempromosikan keselamatan di laut, terutama di sektor perikanan,” mengutip sebuah laporan oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa. Namun, meski melacak angka kematian berdasarkan profesi, PBB tidak menunjukkan berapa banyak dari kematian ini berasal dari kecelakaan, penelantaran atau kekerasan yang dapat dihindari.

Baca Juga:

Kebrutalan di armada penangkapan ikan perairan lepas dan hubungannya dengan praktek kerja paksa telah menjadi rahasia umum. Sebuah laporan yang dirilis pada bulan Mei oleh Rights Lab Universitas Nottingham menunjukkan bahwa pekerja migran di kapal penangkap ikan Inggris secara sistematis bekerja terlalu keras, dibayar rendah sementara lebih dari sepertiga pekerja mengatakan mereka mengalami kekerasan fisik.

Pada 2020, sebuah tim peneliti menggunakan pelacakan data satelit dari sekitar 16.000 kapal penangkap ikan guna memperkirakan berapa banyak orang yang berisiko menjadi subjek praktek kerja paksa berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh Organisasi Perburuhan Internasional PBB. Hasilnya, hingga seperempat atau sekitar 100.000 orang berisiko tinggi menjadi korban kerja paksa, menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PNAS.

Direktur Yayasan Keadilan Lingkungan, Steve Trent, mengungkap wawancara stafnya dengan 116 awak kapal Indonesia yang bekerja di kapal penangkap ikan dari China, yang memiliki armada perikanan laut lepas terbesar di dunia. Organisasi ini menemukan sekitar 58 persen pernah melihat atau mengalami kekerasan fisik.

Mengatasi tindak kekerasan dalam industri penangkapan ikan komersial termasuk sulit karena begitu sedikit data yang tersedia atau diketahui publik. Dan karena tiap masalah hanya dapat diatasi jika terdata atau disaksikan, kurangnya data yang terkspos ke publik ini merupakan hambatan utama untuk mengatur industri tersebut.

Kasus pembunuhan yang diabadikan video ponsel termasuk kasus yang tidak lumrah karena pelaku dan kapal akhirnya mampu diidentifikasi. Trygg Mat Tracking, sebuah perusahaan riset Norwegia yang berfokus pada kejahatan maritim, mengungkap bahwa kapal didalam video itu adalah Ping Shin 101 berbendera Taiwan setelah membandingkan rekaman video dengan gambar dalam database maritim. Mantan kru geladak Ping Shin ditemukan melalui posting Facebook dan di platform media sosial lainnya setelah mereka mendiskusikan pengalaman mereka di kapal. Wawancara dengan beberapa di antara mereka yang menyaksikan kejadian tersebut, mengungkap identitas kapten dan rincian pembunuhan tragis tersebut.

Setelah membawa identitas korban dan kapal pada 2015 dan 2016 kepada otoritas Taiwan, mereka menduga kuat para korban merupakan bagian dari serangan bajak laut yang gagal. Tetapi analis keamanan maritim mencatat bahwa klaim pembajakan telah digunakan untuk membenarkan kekerasan untuk berbagai pelanggaran, terlepas memang itu faktanya atau bukan. Para korban, kata mereka, mungkin adalah awak kapal yang memberontak, pencuri yang tertangkap basah, atau sekadar persaingan antarnelayan.

Setelah tekanan dari publik dan media selama bertahun-tahun, pemerintah Taiwan akhirnya mengeluarkan surat perintah penangkapan kapten Ping Shin 101, Wang Feng Yu, yang memerintahkan pembunuhan. Pada tahun 2021, ia dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 26 tahun penjara.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kasus-kasus pembunuhan semacam itu akan terus ada sebelum sistem pengawasan lepas pantai diperbaiki. Transparansi identitas bendera dan perusahaan perikanan, dan lebih banyak upaya pemerintah untuk menuntut para pelakunya harus lebih baik juga. Dan ini penting karena apa yang terjadi di laut mempengaruhi semua orang. Menurut beberapa analisa, lebih dari 90 persen perdagangan dunia digerakkan oleh laut dan makanan laut merupakan sumber protein utama bagi sebagian besar dunia.

Apa yang bisa dilakukan? Advokat, penegak hukum, dan peneliti menyarankan empat langkah.

Laporkan kekerasan. Peneliti hak asasi manusia menyarankan bahwa pemilik kapal dan awak kapal harus secara hukum diwajibkan untuk melaporkan kejahatan di laut. Data yang dihasilkan tidak boleh disimpan secara pribadi oleh perusahaan asuransi atau pendaftar bendera kapal, tetapi harus tersedia untuk umum.

Regulasikan para pendaftar. Kapal-kapal laut lepas mematuhi aturan negara-negara darimana bendea mereka dikibarkan. Flag of convenience, yaitu praktek penggunaan bendera yang tidak sesuai negara asal yang sebenarnya, sering kali memberikan perlindungan untuk perilaku ilegal, termasuk kekerasan yang dialami para kru. Perusahaan makanan laut harus mewajibkan kapal penangkap ikan yang memasok mereka hanya mengibarkan bendera dengan standar akuntabilitas dan transparansi yang paling ketat.

Larangan transshipment. Kerja paksa dan kejahatan dengan kekerasan lebih sering terjadi pada kapal penangkap ikan yang melaut lebih lama, dan hal tersebut dimungkinkan oleh transshipment, di mana kapal pemasok membawa hasil tangkapan kembali ke pantai sehingga kapal penangkap ikan dapat tetap bekerja. Memaksa kapal kembali ke pantai lebih cepat membantu membatasi kerja paksa atau perdanganan illegal pekerja, dan ini akan memungkinkan perusahaan dan pemerintah untuk memeriksa kekerasan atau kondisi kerja yang buruk.

Memantau agen tenaga kerja. Pembeli makanan laut dan perusahaan perikanan harus membersihkan rantai pasokan mereka dengan mewajibkan agen yang merekrut, membayar, dan mengangkut kru membuat salinan digital kontrak yang menunjukkan upah dan melarang taktik perdagangan umum seperti jeratan utang, biaya perekrutan di muka, atau penyitaan paspor.

Harapan yang beralasan. Satelit mempersulit penggelapan kapal dan menyulitkan pelaku menyembunyikan kejahatan mereka. Ponsel memudahkan awak kapal untuk mendokumentasikan kekerasan. Meningkatnya penggunaan rekaman sumber terbuka oleh jurnalis telah meningkatkan kesadaran publik akan pelanggaran hak asasi manusia dan perburuhan di kalangan lepas pantai. Sekarang, semua kembali kepada perusahaan dan pemerintah untuk menjalankan porsi mereka dalam solusi ini.

---

Ian Urbina adalah Direktur The Outlaw Ocean Project, yaitu sebuah organisasi jurnalisme nirlaba yang berfokus pada masalah lingkungan dan hak asasi manusia di laut. Pembunuhan di Ping Shin 101 adalah subjek dari episode pertama seri podcast baru, The Outlaw Ocean, dirilis oleh CBC dan Los Angeles Times.

 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

16 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


17 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

24 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

28 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

43 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

44 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

6 Februari 2024

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.