Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Konservasi Orangutan di Sumatera: Antara Tantangan dan Peluang

image-profil

Pemerhati Konservasi

image-gnews
Salah satu dari sembilan orangutan berada di dalam kandang disaat Repatriasi Orangutan Sumatra (Pongo abelii) dari Malaysia ke Indonesia, di Terminal Kargo Bandara Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 18 Desember 2020. Sebanyak sembilan ekor orangutan asal Indonesia terdiri dari empat ekor jantan dan lima ekor betina yang dirawat di National Wildlife Rescue Center Perak Malaysia direpatriasi ke Indonesia, dan selanjutnya dilakukan perawatan dan rehabilitasi di pusat karantina orangutan Sibolangit sebelum nantinya dilepasliarkan kembali ke habitatnya. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Salah satu dari sembilan orangutan berada di dalam kandang disaat Repatriasi Orangutan Sumatra (Pongo abelii) dari Malaysia ke Indonesia, di Terminal Kargo Bandara Kualanamu Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat 18 Desember 2020. Sebanyak sembilan ekor orangutan asal Indonesia terdiri dari empat ekor jantan dan lima ekor betina yang dirawat di National Wildlife Rescue Center Perak Malaysia direpatriasi ke Indonesia, dan selanjutnya dilakukan perawatan dan rehabilitasi di pusat karantina orangutan Sibolangit sebelum nantinya dilepasliarkan kembali ke habitatnya. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Iklan

Status konservasi dua spesies kera besar endemik pulau Sumatera: orangutan Sumatera (Pongo abelii) dan orangutan Tapanuli (Pongo tapanuliensis), masuk dalam kategori Sangat Terancam Punah (Critically Endangered) menurut Daftar Merah (Redlist) IUCN. Penetapan status tersebut berdasarkan pada ukuran (kelimpahan dan sebaran) populasi yang cenderung menurun dan diprediksi akan berkurang sebesar 80% di masa mendatang (Nowak et al. 2017; Singleton et al. 2017). Saat ini diperkirakan kurang dari 14.000 individu orangutan Sumatera dan tidak lebih dari 800 individu orangutan Tapanuli tersebar di habitat alaminya (Wich et al. 2016). 

Populasi orangutan Sumatera dan Orangutan Tapanuli saat ini diketahui tersebar di sedikitnya 10 kantong habitat di seluruh Sumatera. Habitat utama bagi populasi orangutan Sumatera antara lain adalah Kawasan Ekosistem Leuser, Jantho, dan Bukit Tigapuluh. Sementara itu Orangutan Tapanuli diketahui hanya tersebar di kawasan ekosistem Batang Toru. Keberlangsungan populasi-populasi ini menghadapi  tantangan terutama adanya faktor-faktor tekanan terhdap habitat. dan konflik dengan manusia (Gaveau et al. 2009; Nijman 2017; Wich et al. 2016, 2019).

Tantangan Konservasi

Data yang akurat dan terbarukan sebagai salah satu elemen mendasar dalam pengambilan kebijakan dan penentuan strategi pengelolaan populasi/habitat orangutan yang efektif dalam upaya konservasi orangutan di Sumatera. Hal ini karena ketersediaan data dasar (populasi dan habitat) mutlak diperlukan dalam menganalisis, mengevaluasi dan menyusun langkah konservasi yang tepat dengan mendeterminsai sejauh mana populasi-populasi yang ada (existing) memenuhi kriteria Minimum Viable Population atau ukuran populasi minimum untuk keberlangsungan di masa mendatang (Brook et al. 2006). Hal tersebut akan membantu mengidentifikasi tren populasi dan sebarannya. Misalnya, membantu menjawab pertanyaan apakah telah terjadi penurunan atau pertambahan populasi dan di habitat mana saja perubahan tersebut terjadi. Di samping itu juga dapat membantu menjawab apa saja faktor-faktor penyebab kecenderungan atau perubahan-perubahan tersebut. 

Tantangan lain yang dihadapi dalam upaya pelestarian orangutan di Sumatera (terutama orangutan Tapanuli), adalah adanya populasi-populasi yang terisolasi di habitat-habitat dengan daya dukung yang terbatas. Misalnya, kantong populasi orangutan Tapanuli di bagian barat dengan kantong populasi di bagian timur ekosistem Batang Toru . Masing-masing populasi ini teriosalasi karena habitatnya tidak saling terhubung (Wich et al. 2016).

Jika kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang panjang dan tanpa intervensi konservasi, maka potensi kepunahan lokal akan meningkat. Hal ini disebabkan adanya risiko penurunan viabilitas populasi misalnya akibat terjadinya tekanan inbreeding (perkawinan sedarah). Faktor lain yang mungkin berkontribusi terhadap peningkatan risiko kepunahan lokal ini adalah penurunan populasi akibatnya tingginya angka konflik yang tidak tertanggulangi.

Peluang 

Sejauh ini, berbagai inisiatif konservasi orangutan di Sumatera memanfaatkan data populasi dan habitat yang terkonsolidasi di dalam PHVA tahun 2016, dimana diketahui masih terdapat beberapa kesenjangan data pada dokumen tersebut. Hasil kajian awal yang dilakukan sebuah organisasi yang bergiat pada konservasi orangutan di Sumatera, diketahui bahwa di beberapa wilayah di Sumatera Utara mengindikasikan adanya kemungkinan keberadaan orangutan di luar 10 kantong populasi yang telah diketahui. . Indikasi awal keberadaan populasi-populasi orangutan di luar peta distribusi terakhir (berdasarkan PHVA 2016), membuka peluang untuk dilakukan pemutakhiran/pembaruan data melalui kajian yang lebih komprehensif dan akurat.

Sejalan dengan kemungkinan pembaruan data populasi orangutan Sumatera dan orangutan Tapanuli di luar area sebaran yang terakhir diketahui, upaya lain yang mungkin dilakukan adalah mengidentifikasi habitat-habitat potensial sebagai lokasi translokasi orangutan yang terdampak konflik dengan manusia. Hal ini merujuk pada fakta bahwa translokasi masih menjadi salah satu solusi dalam penanggulangan atau mitigasi konflik manusia dan orangutan. Fakta lain yang terungkap melalui survei yang dilakukan di Kawasan Ekosistem Batang Toru melibatkan lebih dari 700 responden, menunjukkan bahwa wilayah ini masih rawan terhadap konflik manusia dan orangutan. Konflik tertinggi tercatat di Kabupaten Tapanuli Selatan (57%), diikuti oleh Kabupaten Tapanuli Utara (38%) dan Kabupaten Tapanuli Tengah (5%). Situasi ini sejalan dengan kondisi populasi yang terisolasi. Oleh karena itu upaya konservasi berikutnya yang mungkin dilakukan adalah dengan mendorong kebijakan pengelolaan koridor ekologis untuk memastikan konektifitas habitat antara populasi-populasi yang tersiolasi.

Pada akhirnya, data dasar yang terbarukan sangat berguna untuk mengetahui bagaimana dinamika populasi yang terjadi pada suatu habitat tertentu dan untuk menentukan aspek-aspek pengelolaan yang terkait dengan kecenderungan tersebut. Berangkat dari hal tersebut, kebijakan dan strategi pengelolaan konservasi orangutan di Sumatera yang efektif diharapkan akan lahir. Semoga.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

2 hari lalu

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Mengenal Terowongan Silaturahmi Penghubung Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang Didatangi Paus Fransiskus

Terowongan silaturahmi yang dikunjungi Paus Fransiskus bukan sekadar untuk penyeberangan, melainkan juga simbol toleransi antarumat beragama


Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

9 hari lalu

Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Selain Gratiskan Tiket, Benteng Vredeburg Yogyakarta Sediakan Layanan Antar Jemput Kelompok Rentan

Kelompok rentan disabilitas, lanjut usia, juga ibu hamil bisa menikmati layanan antar-jemput Benteng Vredeburg Yogyakarta mulai awal Agustus 2024


Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

10 hari lalu

Mead Lake, Nevada-Arizona, Amerika Serikat (visitarizona.com)
Ubah Formasi Batuan Berusia 140 Juta Tahun, Dua Pria Nevada AS Dituntut 10 Tahun Penjara

Kedua pria tersebut mendorong bongkahan formasi batuan kuno ke tepi tebing dekat Redstone Dunes Trail di Area Rekreasi Nasional Danau Mead Nevada.


Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

11 hari lalu

Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair 2024 di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Mei 2024. Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Pusat menggelar Jakarta Job Fair yang diikuti oleh 40 perusahaan selama dua hari pada 28-29 Mei 2024. Dok. Pemprov DKI Jakarta
Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

Warga yang mencari lowongan kerja atau pelatihan meningkatkan keahlian dapat melihat informasi di laman milik dinas yang mengurusi ketenagakerjaan.


PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

13 hari lalu

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menghadiri Muktamar PKB di Bali Nusa Dua Convention Center, Badung, Bali pada Sabtu, 24 Agustus 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
PDIP Berpeluang Usung Anies Maju di Pilkada Jakarta, Cak Imin: Semoga Lancar

Cak Imin merespon peluang pencalonan Anies oleh PDIP untuk Pilkada Jakarta.


26 hari lalu


BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

28 hari lalu

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

elaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati mengatakan mayoritas kemasan galon air minum yang digunakan masyarakat memiliki potensi terkontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA.


Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

38 hari lalu

Terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon Saka Tatal menjalani sidang Peninjauan Kembali (PK) di Pengadilan Negeri Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu 24 Juli 2024. Saka Tatal yang telah bebas murni setelah menjalani hukuman 3 tahun 8 bulan itu mengajukan PK untuk memulihkan nama baiknya karena merasa tidak terlibat dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky pada tahun 2016. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Cabut Seluruh Keterangan di Kasus Vina, Liga Akbar: Banyak Orang Baik Dukung Saya, Dulu Tidak Ada yang Percaya

Dalam sidang PK Saka Tatal, Liga Akbar mencabut seluruh BAP yang ia berikan dalam kasus Vina Cirebon. Merasa lebih tenang.


Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

40 hari lalu

Pesawat N250 karya Presiden RI ketiga, BJ Habibie saat menjabat sebagai Menristek dan Dirut IPTN di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 11 September 2019. Pesawat N250 adalah karya monumentalnya yang menerapkan teknologi kendali otomatis fly by wire pertama di dunia. TEMPO/Prima Mulia
Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

Sebagai sebuah pembahasan, buku ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

52 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)