Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kenangan 21 Juni, 52 Tahun Silam

image-profil

Peminat sejarah nasional Indonesia

image-gnews
Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Iklan

Tanggal 21 Juni 1970, Bangsa Indonesia berduka mendalam. Hari itu, kita kehilangan salah seorang Pendiri Bangsa, Proklamator negeri, Presiden pertama Republik ini. Hari Minggu pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, Bung Karno berpulang ke Rahmatullah, setelah sakit beberapa lama, dua minggu sesudah ulang tahun beliau yang ke-69. 

Kendati telah lebih setengah abad berlalu, hari yang menyedihkan itu masih melekat dalam ingatan saya. Ketika itu saya berusia 17 tahun, duduk di kelas 2 SMA.  

Hari itu, menjelang sore, saya melintas dari jembatan Semanggi ke arah Monumen Dirgantara, Pancoran, jadi di jalur jalan seberang Wisma Yaso, Jalan Jenderal Gatot Subroto, tempat jenazah Bung Karno disemayamkan.

Rumah itu kediaman Ratnasari Dewi Sukarno, isteri Bung Karno. Di sanalah  kemudian presiden pertama kita itu “diasingkan” sebagai dampak Peristiwa 1965.  Sekarang rumah tersebut menjadi    Museum Satria Mandala. 

Juga masih saya ingat, pelayat baik pejabat negara, petinggi negeri, orang penting, tokoh, sampai “wong cilik” memadati  rumah duka, melimpah di depan, hingga di luar pagar dan sekitarnya. Lalu lintas merayap, jalan dipenuhi kendaraan dan disesaki manusia.  

Sebetulnya, ada juga keinginan saya untuk bergabung  dengan massa  di seberang Wisma Yaso. Namun karena tengah mendampingi nenek pulang dari suatu keperluan di Kebayoran Baru, saya urungkan niat ikut berkerumun di sana.    

Malam muda-mudi

Saya pun belum lupa bahwa esok harinya, 22 Juni adalah Hari Ulang Tahun kota DKI Jakarta. Sejak 1968, di era Gubernur Ali Sadikin, tanggal 21Juni malam  diadakan acara "Malam Muda- Mudi", yang dimeriahkan aneka hiburan. 

Berbagai panggung pertunjukan berderet di jalan Thamrin, mulai dari setelah Jembatan Dukuh Atas, lalu di sekitar Hotel Indonesia, berlanjut di muka  Department Store Sarinah, hingga seputar air mancur di dekat Gedung Bank Indonesia,  menjelang Jalan Merdeka Barat.  Pentas hiburan juga ada di depan balai kota dan jalan silang  Monumen Nasional. 

Diawali tahun 1968,  perayaan hari ulang tahun kota Jakarta diramaikan pula dengan berlangsungnya Djakarta Fair (kemudian sempat disebut Pekan Raya Jakarta) di sisi selatan Lapangan Monumen Nasional. Di hari duka itu, agenda perayaan hari ulang tahun Jakarta 1970  tetap berlangsung.  Namun, suasananya terasa berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.   

Final Piala Dunia

Ingatan saya pada 21 Juni 1970 juga ditandai sebuah acara yang pasti ditunggu-tunggu  penggemar sepakbola sejagat: final Piala Dunia Sepakbola 1970 di Meksiko. Untuk pertama kalinya final Piala Dunia,  memperebutkan Jules Rimet Cup, lambang juara dunia, akan disiarkan secara langsung oleh stasiun televisi kita satu-satunya ketika itu, TVRI.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dua tim terkuat akan bertanding di stadion utama Estadio Azteca, Mexico City yang megah berkapasitas  lebih dari 100 ribu penonton. Pertandingan berlangsung 21 Juni, siang hari waktu Mexico City, artinya sekitar tengah malam sampai menjelang pagi 22 Juni 1970 waktu Indonesia bagian Barat. 

Final ketika itu,  diharapkan menjadi pertandingan yang hebat,  Brasil versus Italia. Brasil menjadi favorit juara karena memiliki sederet bintang kelas dunia di era itu: Si “Mutiara Hitam” Pele, Rivelino, Gerson, Tostao, Jairzinho. Tapi Italia tidak kalah pamor, ada Sandro Mazzola, Luigi Riva, Gianni Rivera, Giacinto Facchetti, dan Roberto Boninsegna.

Walaupun masih diselimuti duka mendalam karena wafatnya Bapak Bangsa  hari itu, sebagian masyarakat tetap pergi melihat keramaian di sepanjang jalan Thamrin dan Monumen Nasional. Lepas magrib, saya dan dua saudara sepupu, juga berangkat ke sana. 

Setelah berkeliling menonton berbagai pertunjukan musik di sepanjang Jalan MH Thamrin, menjelang tengah malam, saya teringat bahwa final Piala Dunia akan segera dimulai.

Nonton Bareng

Akhirnya kami bertiga sepakat  masuk ke arena Djakarta Fair, dengan pertimbangan pastilah ada stan peserta Djakarta Fair yang memasang televisi untuk nonton bareng.

Kami kemudian duduk di sebuah stan bank nasional (tapi saya lupa nama bank tersebut). Di sebuah meja yang agak tinggi sudah terpasang sebuah pesawat televisi, seingat saya ukuran layarnya kira-kira 21 inci (bandingkan dengan rata-rata ukuran layar televisi di rumah-rumah sekarang ini), dan tentu saja: hitam putih gambarnya.

Tidak  pernah saya lupakan jalannya pertandingan yang kemudian disebut-sebut sebagai salah satu final terbaik Piala Dunia.  Brasil unggul lebih dulu melalui sundulan  Pele. Sebelum jeda setengah main, pemain depan Italia, Roberto Boninsegna menyamakan kedudukan. Di babak kedua Brasil tak tertahankan. Pele dan kawan-kawan menang telak 4-1, dengan tambahan gol Gerson, Jairzinho, dan Carlos Alberto. Piala Jules Rimet menjadi milik Brasil, karena tiga kali juara dunia. Pagi buta kami meninggalkan arena Djakarta Fair.

Senin, 22 Juni 1970,  jenazah Bung Karno diterbangkan  dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma menuju Malang, lalu melalui jalan darat ke Blitar untuk dimakamkan di samping  Ibundanya. 

Minggu 21 Juni 1970, sampai Senin 22 Juni, selalu saya ingat sebagai hari yang panjang, melelahkan. Ada kesenangan melihat keramaian ulang tahun kota Jakarta dan menonton final Piala Dunia, namun juga dibalut kesedihan wafatnya Bung Karno, salah seorang Bapak Bangsa. Kenangan dua hari itu masih terekam kuat dalam memori saya hingga hari ini, 52 tahun kemudian.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.