Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Trump, Putin, Jin Ping, dan Penundaan Pemilu

image-profil

Guru besar Universitas Syiah Kuala, Aceh

image-gnews
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Cina, 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jinping di Beijing, Cina, 4 Februari 2022. Sputnik/Aleksey Druzhinin/Kremlin via REUTERS
Iklan

Empat minggu yang lalu kolumnis kondang The New York Times, Tom Friedman, menulis tentang tiga tokoh besar dunia Trump, Putin, dan Jin Ping. Ketiga mereka berupaya keras memperpanjang masa jabatannya. Dua berhasil, Jin Ping, dan Putin, satunya lagi, Trump, gagal.

Tom mungkin sibuk, dia abai dengan kejadian di Indonesia yang kejadian dan substansinya relatif sama. Di tiga negara itu presidennya ngotot, di Indonesia tidak. Justeru elit dan orang dekat presiden yang ngotot. Ibarat bola kaki, mungkin juga Tom sedang menunggu hasil akhir, 3-1 atau 2-2

Di Cina Xi Jin Ping dengan mudah mengubah konstitusi RRC melalui Kongres Nasional Rakyat. Dengan komposisi 2,958 menerima, 2 suara menolak dan 3 abstain ,terhapus sudah pembatasan periode dua kali jabatan presiden Cina. Warisan reformasi Deng Xioping jadi sejarah, dan kini, peluang menjadi presiden seumur hidup, terbuka lebar untuk Jin Ping.

Putin berhasil mengubah konstitusi Rusia pada tahun 2008, dan 2020 yang membatasi dua periode jabatan presiden. Ia dengan mudah mendikte parlemen Rusia, Duma, untuk perobahan itu. Putin terpilih tahun 2000, berlanjut 2004, 2014, dan 2018. Masa jabatannya saat ini akan berakhir pada tahun 2024.Namun, amendemen konstitusi memberikan lagi peluang kepadanya dua kali enam tahun. Ia akan berumur 83 tahun saat itu, hanya kalah dengan Stalin dalam lamanya berkuasa.

Kejadian yang sangat berbeda terjadi di AS. Trump yang berambisi untuk masa kedua, bahkan dengan mengerahkan “people’s power”, namun ia gagal. Kenapa?, karena kelembagaan demokrasi yang dimiliki AS sangat kuat, dan tidak gampang untuk diutak atik, sekalipun dihela oleh berbagai kekuatan untuk ambruk.

Berbeda dengan Putin dan Jin Ping, para penganjur penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden di negeri ini,bekerja lebih kreatif. Mereka menggunakan alasan hantaman pandemi Covid-19, dan pembangunan IKN sebagai justifikasi penundaan pemilu.

Kreativitas paling baru, mungkin pertama kali di dunia, adalah menggunakan indikator digital big data dalam upaya kebijakan politik membelokkan konstitusi negara. Tidak tanggung- tanggung, klaim 110 juta pengguna media sosial, yang ingin pemilu ditunda, bukan main. Inilah mungkin salah satu calon hibrida demokrasi digital yang dapat mengalahkan kreativitas Silicon Valey

Jika Putin mengacaukan pemilihan Presiden AS yang membuat Trump menang dengan berbagai propaganda di sosial media, di negeri kita justeru perbincangan sosial media—itupun belum pasti ada dan benar—yang hendak dipakai sebagai justifikasi penundaan Pemilu.

Buku tebal sejarah demokrasi menunjukkan, ketika penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden diberlakukan, akan ada berbagai elemen tambahan yang tidak bisa dihindari. Ada paket lengkap pembelokan konstitusi perpanjangan masa jabatan presiden sebagai penyerta yang tidak bisa dielakkan.

Pekerjaan pertama adalah merobah “narasi nasional” tentang betapa parahnya tantangan masa depan yang akan sangat sulit dilalui, dan betapa dibutuhkan pemimpin yang hebat, visioner, berkomitmen tinggi, berpengalaman, jujur, dan sejumlah sifat kepemimpinan hebat dan terpuji lainnya yang hanya ada dalam buku-buku John.C. Maxwell.

Narasi Putin, adalah narasi kedaulatan Rusia Raya selama lebih satu millenium. Narasi itu menyalahkan Partai Komunis, terutama Gorbachev yang telah membuat Rusia hina dan diobok- obok AS dan sekutunya. Putin adalah Peter Agung abad ke 21, dan di tangannyalah Rusia akan kembali jaya.

Gambaran Jin Ping untuk publik Cina dikemas dengan sangat canggih. Setahun yang lalu, PKC mengeluarkan dokumen bersejarah yang mensejajarkan Ji Ping dengan Ketua Mao, dan reformis hebat Deng Xioping.

Keputusan ini menyertai dokumen penting lainnya yang menyebutkan target pembangunan pada tahun 2049 untuk mencapai Cina yang maju, kaya, dan kuat. Pintu masuk presiden seumur hidup terbuka sudah untuk Ji Ping. Ji Ping menambah lagi narasinya “sosialisme ala Cina.”

Apa yang dilakukan Ji Ping dan Putin sebenarnya hanyalah pengulangan narasi para diktator, semenjak Julius Cesar memaksa senat Romawi. Bukankah ia tercatat sebagai diktator pertama dalam sejarah dunia?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Trump yang hendak menjadikan dirinya sebagai “penyelamat” AS membuat narasi yang serupa. Ia menggunakan istilah mengembalikan kebesaran AS yang telah dirusak pendahulunya dengan membiarkan Cina, Islam, dan migran mengobok-ngobok Amerika.

Ada unsur “messiah” yang ditampilkan dan diputar dengan mesin dan mekanisme berkelanjutan Dan itu adalah mesin pembodohan publik yang paling berbahaya. Di negara maju dan demokratis saja seperti AS mesin itu dapat berjalan, seperti jaringan televisi Fox yang sampai hari ini tak pernah henti berkhotbah menampilkan messiah AS, Trump.

Kerabat dekat perpanjangan jabatan kepala negara adalah oligarkhi. Oligarki jelas “tak salah”, karena kapital pada hakekatnya ditujukan untuk mengumpulkan kekayaan dengan berbagai kreativitas., termasuk kreativitas mutualisme dengan kekuasaan, apalagi kekuasaan yang akan lama dan panjang.

Kontroversi Roman Abramovich membeli BUMN migas Rusia, Sibnet. 250 juta dolar dan menjualnya 13 milyar dolar kepada BUMN Gazprom ketika Putin berkuasa adalah contoh nyata kelidan oligarkhi dengan kekuasaan. Abromovich adalah satu dari belasan anggota oligarki Putin yang kini tersiar banyak di media internasional akibat sanksi AS.

Sejumlah eks negara Uni Soviet yang mirip dengan cara Putin juga mempunyai oligarkhi yang leluasa, seperti Uzbekistan Azerbaijan, dan Turkmenistan. Bahkan tidak kurang di sebagian negara, presidennya sekaligus menjadi oligarki tunggal, seperti Nazarbayev di Kazakhstan, dan Lukashenko di Belarus.

Bila perpanjangan masa presiden dan oligarki sudah bertemu, maka ada syarat lain yang juga harus dipenuhi, dan bahkan mutlak harus dipenuhi. Syarat itu adalah pembungkaman kebebasan, pengebirian demokrasi, dan berbagai atribut manajemen represi kehidupan publik.

Kebebasan pers menjadi barang mewah, ancaman terhadap politisi oposan menjadi biasa, dan bahkan pembunuhan terhadap pembangkang dapat terjadi. Semua yang sedang terjadi di Rusia telah pernah terjadi sebelumnya, namun kini semua dikemas dalam konteks abad ke 21.

Di Cina, revolusi digital yang diimpikan banyak orang sebagai instrumen kebebasan, kini telah berbalik arah justru menjadi instrumen pengendali perilaku publik.

Semua pihak harus sadar bahwa demokrasi bukanlah sesuatu yang alami. Ketika reformasi dimulai, Indonesia baru saja memulai gelombang kedua demokrasi nasional setelah gagal pada masa awal pasca merdeka. Untuk menjamin demokrasi berlanjut, dibutuhkan kerja keras, karena cerita negara demokrasi muda, seringkali mati pucuk, justeru di tangan penjaganya yang paling dekat.

Ibarat tanaman, demokrasi haruslah diairi, dirawat, dipupuk, dan diberikan perlakuan yang semestinya, sehingga akan memberikan hasil yang semestinya pula. Apa yang sedang terjadi hari ini tidak lain dari upaya sebagian orang di lingkaran kekuasaan untuk mengganggu, dan akhirnya mematikan tanaman demokrasi.

Ada sebuah pertanyaan besar yang belum terjawab sampai hari ini. Presiden Jokowi telah menyatakan tidak setuju. Mekanisme koreksi internal rezim kekuasaan seperti apa yang disuarakan oleh Megawati dan Surya Paloh sudah bekerja. Namun itu belum cukup ampuh untuk membuat kehebohan itu berhenti. Kekuatan apa sebenarnya yang terus menerus memberi energi yang bekerja untuk membuat wacana itu berjalan ?

Memegang dan menjalankan kekuasaan kadang tak ubahnya seperti makan makanan enak. Ungkapan Perancis menyatakan “l’appetit vient en manger” artinya, selera datang ketika sedang makan. Di ujung barat Indonesia, Aceh, ungkapannya hampir serupa “mangat that bu, tamah lom”—nasinya enak sekali, ayo tambah lagi. Jokowi pernah tinggal di Aceh dua tahun, dan dia tahu kata untuk mengatakan tidak, “kasep”,—cukup, dan kata perintah “bek le”—jangan lagi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

25 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.