Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Personalisasi Pembelajaran, Memastikan Murid Mencapai Versi Terbaiknya

image-profil

Ketua Yayasan Lazuardi Hayati, Penulis Buku 'Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia'

image-gnews
Siswa Madrasah Aliyah Swasta Al Jauhariyah, mengikuti program ANBK di sekolahnya di Buaran 2, Duren Sawit, Jakarta Timur, 27 September 2021. ANBK merupakan pengganti UNBK yang diluncurkan pada 2019 oleh Mendikbud Nadiem Makarim yang menjadi satu produk dari Merdeka Belajar. TEMPO/Fardi Bestari
Siswa Madrasah Aliyah Swasta Al Jauhariyah, mengikuti program ANBK di sekolahnya di Buaran 2, Duren Sawit, Jakarta Timur, 27 September 2021. ANBK merupakan pengganti UNBK yang diluncurkan pada 2019 oleh Mendikbud Nadiem Makarim yang menjadi satu produk dari Merdeka Belajar. TEMPO/Fardi Bestari
Iklan

Dalam sebuah pelatihan kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, dimunculkan studi kasus. Diangkatlah kepala sekolah/madrasah yang baru. Situasi yang dihadapi, 1. Tidak semua guru merasa yakin dengan pengangkatan tersebut. 2. Kepala sekolah/madrasah merasa kurang percaya diri dengan kompetensi yang dimiliki. 3. Prestasi belajar murid rendah. 4. Teamwork di sekolah/madrasah tersebut belum kompak. 5. Sinergi dengan orang tua murid tidak berjalan. 

Dari 5 situasi tersebut, setiap peserta pelatihan diminta untuk memilih satu situasi yang dijadikan prioritas utama untuk ditangani. Hampir semua peserta memilih situasi 1 dan 4 yang terkait dengan teamwork dan tidak satu pun memilih nomor 3, yaitu prestasi belajar murid rendah. 

Inilah realita yang mungkin banyak terjadi di sekolah/madrasah, bahwa jangan-jangan murid belum menjadi fokus utama pendidik dan sering terlupakan dalam proses transformasi pembelajaran. Padahal, jika murid belum menjadi fokus, maka dapat dipastikan kualitas pembelajaran tidak maksimal. Sejak lama, istilah ‘berpihak pada murid’, ‘berpusat pada murid’, dan ‘student centered’ merupakan istilah yang jamak terdengar di ruang kelas dan ruang pelatihan. 

Pada saat awal peluncuran Kurikulum Merdeka Belajar, terkait dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang lebih sederhana, juga ditekankan pentingnya RPP yang 1. Efisien, sehingga tidak menghabiskan waktu dan tenaga. 2. Efektif, mengacu pada pencapaian tujuan pembelajaran, serta 3. Berorientasi pada murid, yaitu mempertimbangkan kesiapan, ketertarikan, dan kebutuhan siswa. 

Sebaliknya, jika kepemimpinan sekolah dan kepemimpinan pembelajaran difokuskan pada murid, dapat dipastikan akan menjadi energi untuk menarik perbaikan kualitas pada aspek-aspek yang lain. Semisal strategi pembelajaran, perbaikan materi, asesmen, pengembangan sumber daya manusia, manajerial satuan pendidikan, dan lain-lain. 

Meski bukan hal yang baru, filosofi Kurikulum Merdeka  yang berpihak pada murid salah satu strateginya adalah Teaching at The Right Level (TaRL) yang dikenal juga dengan pembelajaran berdiferensiasi atau personalisasi pembelajaran. Mengapa demikian? Karena dalam penerapan Kurikulum Merdeka, personalisasi pembelajaran tidak hanya konsep di atas kertas. Namun juga diberikan dukungan pelatihan, pendampingan, dan contoh-contoh praktik yang dapat menjadi inspirasi. 

Sebetulnya, sejak ditemukannya paradigma Multiple Intelligences 40-an tahun lalu, model semacam TaRL ini sudah harus diterapkan. Tapi, dulu strategi semacam ini cuma dicoba diupayakan lewat pemberian pengalaman belajar yang beragam, sedang materinya tetap seragam. Padahal, seharusnya kita sudah harus percaya bahwa profil lulusan juga tak mesti seragam. 

Dulu sudah ada active learning juga. Tapi active learning diupayakan masih dalam rangka memahami materi yang kurang lebih sama. Baru dengan Kulikulum Merdeka inilah active learning sejati bisa diterapkan. Bukan saja kurikulum mengambil bentuk semacam core curriculum minimalis, materi pun bisa beda antarmurid, cara belajar juga, bahkan profil lulusan juga bisa beda. Otomatis cara asesmen juga harus beragam. 

Yang lebih diperlukan oleh guru mungkin bukan penguasaan semua materi, tapi kemampuan manajemen kelas, kemampuan mengidentifikasi intelligence siswa (dan kebutuhan – kebutuhan khas lain siswa), serta kemampuan memotivasi dan memfasilitasi pembelajaran, senyampang siswa lebih diberi kemerdekaan dan didorong untuk berinisiatif belajar sendiri.

Ilustrasi yang tepat untuk menggambarkan personalisasi pembelajaran adalah proses yang dijalani oleh seorang dokter dalam menangani pasien. Dokter akan melakukan diagnosis dengan melakukan wawancara, pengamatan, pemanfaatan medical record dan data lain yang komprehensif sehingga diketahui kebutuhan pasien dengan tepat untuk diberikan resep dan tindak lanjut yang sesuai dengan kebutuhan spesifik si pasien orang per orang. 

Pun demikian seharusnya dalam memfasilitasi pembelajaran bagi para murid. Mereka memiliki kebutuhan yang berbeda, termasuk dalam hal kesiapan belajar, bakat, minat, profil belajar, juga latar belakang pribadi (keluarga). Dengan beragam instrumen asesmen diagnostik, para guru dapat memetakan kebutuhan murid untuk selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang, melaksanakan, dan melakukan asesmen pembelajaran. Inilah inti dari personalisasi pembelajaran. 

Lalu bagaimana memastikan guru mampu melakukan personalisasi pembelajaran dengan efektif? Pertama, personalisasi pembelajaran tidak boleh hanya dimaknai sebatas strategi, namun juga harus dilihat sebagai upaya membangun mindset bahwa setiap murid itu unik dan memiliki kebutuhan yang berbeda. Dengan demikian sudah tidak lagi berlaku prinsip ‘satu untuk semua’ - satu desain pembelajaran berlaku untuk semua murid. 

Kedua, guru memiliki keterampilan dalam melakukan asesmen diagnostik untuk memetakan kebutuhan peserta didik. Sesederhana apa pun instrumen yang digunakan, pasti akan sangat bermanfaat. Ketiga, guru mampu menerapkan berbagai model dalam melakukan personalisasi pembelajaran, di antaranya penyesuaian lingkup materi pembelajaran, penyesuaian proses pembelajaran, penyesuaian produk, penugasan, proyek dan penyesuaian lingkungan pembelajaran. 

Keempat, yang tidak kalah penting adalah melakukan asesmen yang berkelanjutan. Penekanan fungsi asesmen formatif yang digunakan sebagai pemberian umpan balik yang berkelanjutan, semestinya menjadi fokus utama dibanding asesmen sumatif yang sekadar menentukan nilai kuantitatif. 

TaRL juga memerlukan suatu cara mengelompokkan murid berdasar kesamaan-kesamaan kebutuhan spesifik pembelajaran murid, yang disebutkan sebelumnya. Nah, salah satu jebakan personalisasi pembelajaran, yang harus dihindari adalah dikotomi secara berlebihan antara murid yang memiliki kemampuan di bawah rata-rata, kemampuan rata-rata, dan di atas rata-rata pada lingkup materi tertentu. 

Strategi yang sering digunakan guru untuk memudahkan personalisasi pembelajaran adalah pengelompokan siswa berdasarkan tingkat kemampuan tersebut. Namun, perlu kehati-hatian agar tidak kemudian muncul ekses berupa labelling baru, antara murid pandai dan belum pandai. Maka, perlu fleksibilitas dalam pengelompokan murid agar kelas menjadi ekosistem pembelajaran yang saling menguatkan, bukan saling bersaing, apalagi merendahkan. 

Peningkatan kompetensi guru menjadi hal penting untuk keberhasilan personalisasi pembelajaran. Guru dapat mengkaji dan berlatih berbagai teori/strategi/pendekatan yang mendukung personalisasi pembelajaran. Misalnya, penerapan pendekatan multiple intelligences (kecerdasan majemuk)  - Howard Gardner, Project Based Learning, STEAM, Design Thinking, dan pola pikir bertumbuh (Growth Mindset)- yang dapat digunakan untuk membantu para murid membangun keyakinan dan komitmen, bahwa usaha yang dibarengi dengan ketekunan akan mempengaruhi pencapaian tujuan. 

Sebelumnya, praktik baik dalam personalisasi pembelajaran hanya diberlakukan pada pendidikan khusus atau sekolah inklusi, yaitu diterapkannya IEP (Individualized Educational Program) untuk memastikan setiap murid memiliki ‘peta jalan belajar’ yang sesuai dengan kebutuhan. Saat ini, pada jalur pendidikan umum hal itu pun disadari sebagai sebuah keniscayaan. 

Harapannya, para murid akan berada pada ‘rel’ yang benar untuk sampai capaian pembelajaran yang ditetapkan dengan cara yang menyenangkan dan sesuai kebutuhan. Jika demikian, tinggal menunggu waktu saja kita akan menyaksikan murid-murid di Indonesia dapat menemukan versi terbaiknya.

---

Artikel ini merupakan konten kerja sama Tempo dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.