Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketidakpastian dalam Penggabungan BUMN

image-profil

image-gnews
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 2 Juli 2020. Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar
Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis 2 Juli 2020. Kementerian BUMN meluncurkan logo baru pada Rabu (1/7) yang menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan. ANATAR FOTO/Aprillio Akbar
Iklan

Agus Pakpahan
Ekonom Kelembagaan dan Mantan Ketua Umum Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia

Akhir-akhir ini tersiar kabar bahwa Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan Bulog, PT Perkebunan Nusantara (PTPN), dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) akan digabungkan menjadi satu perusahaan holding. Tujuannya adalah membentuk rantai industri pangan yang terkonsolidasi di BUMN.

Pada 2010, dalam proses penyusunan PTPN holding, saya menyampaikan gagasan bahwa pembentukan PTPN holding memerlukan penerapan prinsip kehati-hatian. Hal ini mengingat adanya tambahan birokrasi korporasi, yaitu institusi holding, yang akan membuat PTPN berubah menjadi anak perusahaan dengan status bukan BUMN. Aset PTPN, yang sebelumnya milik negara, akan menjadi aset perusahaan holding. Perubahan ini akan membuat negara kehilangan aset yang bersumber dari kekayaan negara yang dipisahkan. Prediksi saya ketika itu kelihatannya sekarang semakin besar kemungkinannya untuk terjadi dengan menumpuknya utang PTPN hingga sekitar Rp 42 triliun. Utang ini hanya akan bisa dibayar melalui penjualan aset.

Kemampuan kita dalam mengelola BUMN dapat dikatakan masih lemah. Kerugian yang menyebabkan meledaknya utang adalah salah satu buktinya. Mari kita tengok, misalnya, koperasi petani di Amerika Serikat. Pada 2018, CHS dan Land O’Lakes di Minnesota memperoleh pendapatan masing-masing US$ 32,7 miliar (sekitar Rp 458 triliun) dan US$ 14,9 miliar (sekitar Rp 209 triliun). Pada tahun yang sama, BRI memperoleh pendapatan Rp 111,6 triliun dan Bank Mandiri Rp 85 triliun. Pendapatan kedua bank itu, yang merupakan representasi perusahaan besar dan terpandang di Indonesia, masih kalah jauh bila dibandingkan dengan koperasi petani tersebut.

Pembentukan 14 BUMN perkebunan pada 1996, dari sebelumnya berjumlah 32 perusahaan, pada dasarnya hendak menjadikannya medan latihan agar para CEO BUMN perkebunan tersebut bisa naik kelas menjadi CEO kelas dunia. Rupanya menjadi CEO kelas dunia itu tidaklah mudah dan tidak pula sederhana. Selain itu, perusahaan yang lebih dulu berstruktur holding, seperti RNI dan BUMN pupuk, belum dapat dikatakan sebagai perusahaan berhasil dalam bentuk holding. Jadi, kita belum bisa mengatakan bahwa penggabungan perusahaan menjadi holding akan membuatnya menjadi lebih baik.

Rencana penggabungan BUMN pangan itu sebenarnya merupakan kebijakan yang tak pasti. Suatu kebijakan dikatakan tidak pasti apabila pembuatan kebijakan tersebut belum dilandasi suatu kajian ilmiah yang cukup kokoh. Wishful thinking memang diperlukan. Tapi, apabila pengetahuan belum menjadi landasan utama suatu kebijakan, kebijakan tersebut dapat diperkirakan akan gagal.

Persoalan terbesar BUMN kita tidak terletak pada struktur. Ibarat main bola, struktur (aturan) permainannya sama saja di seluruh dunia, tapi kemampuan pemain-pemain kita tertinggal dari negara lain. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor. Demikian juga dengan para partisipan dalam BUMN perkebunan. Kita harus mengatasi persoalan pertama, yaitu memperbaiki sumber daya manusia di lingkungan BUMN sebagai kunci untuk meningkatkan kapabilitas BUMN.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengalaman Jepang dalam membangun pusat pertaniannya di Hokkaido pada 1876 dapat kita jadikan cermin. Saat itu, Jepang menyadari bahwa pertanian mereka jauh tertinggal dari Amerika. Pemerintah lalu mengangkat William S. Clark, mantan rektor Massachusetts Agricultural College, sebagai rektor Hokkaido University. Ia datang ke Jepang bersama timnya. Ia membuat semboyan untuk membakar semangat pemuda-pemudi Hokkaido: “Boys be Ambitious”. Hasilnya, Hokkaido sekarang menjadi pusat pertanian Negeri Matahari Terbit.

Contoh lain adalah Belanda. Dewasa ini, luas lahan pertanian Belanda hanya sedikit lebih besar dibanding luas area lahan yang dikuasai BUMN perkebunan. Tapi Belanda memiliki prestasi luar biasa sebagai negara penerima devisa terbesar kedua dunia setelah Amerika dari ekspor hasil pertanian dan pangan.

Saya ingin menggarisbawahi hal-hal yang perlu kita perkuat terlebih dulu dalam BUMN. Pertama, kita harus mendahulukan penyiapan sumber daya manusia sebelum mengambil langkah-langkah besar tapi tingkat ketidakpastiannya tinggi. The man behind the gun. Hal ini merupakan pertimbangan pragmatisme yang sangat penting. Pengalaman enam tahun Holding Perkebunan, RNI, dan Pupuk Holding perlu dijadikan studi kasus untuk mendapatkan pengetahuan yang diperlukan apabila akan dilakukan suatu perubahan struktural baru. Bila perlu kita bisa meniru Jepang. Tak perlu malu dan ragu apabila kita memerlukan dukungan sumber daya manusia dari luar.

Kedua, riset dan pengembangan perlu dijadikan investasi langsung. Lembaga ini diperlakukan sebagai komplemen pengembangan sumber daya manusia. Investasi di bidang ini tidak boleh kurang dari 2,5 persen dari total belanja modal.

Ketiga, banyak hal yang sifatnya eksternal bisa diinternalisasi menjadi bagian integral kegiatan perusahaan, seperti pupuk dan energi biomassa untuk PTPN dan RNI. Bulog juga akan menjadi pujaan petani padi, misalnya, apabila bisa melakukan investasi dalam mengolah semua potensi yang dikandung padi, seperti beras, tepung beras, energi berbahan bakar sekam, dan batu bata tahan api. Setelah kita kuat di bidang ini, sekali dayung, banyak pulau terlampaui. Dengan kapabilitas mengelola organisasi besar yang sudah mampu menghasilkan nilai tinggi (bukan kerugian tinggi), kita sudah memiliki pengetahuan dalam bentuk amalannya, yaitu bisa mengatasi pelbagai sumber ketidakpastian.

 
Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips Berwisata saat Musim Hujan agar Rencana Liburan Tidak Berantakan

5 jam lalu

Ilustrasi gaya liburan (pixabay.com)
Tips Berwisata saat Musim Hujan agar Rencana Liburan Tidak Berantakan

Mulai dari memilih tempat yang tepat sampai jadwal penerbangan, berikut traveling saat musim hujan.


Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyampaikan paparan dihadapan ribuan orang kepala desa dan pengurus Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia di GOR C-Tra Arena, Bandung, Jawa Barat, 23 November 2023. Prabowo Subianto bersama mantan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, menghadiri Rakerda Apdesi Jawa Barat yang dihadiri sekitar 5.000 orang kepala desa dan pengurus pemerintah desa. TEMPO/Prima Mulia
Pemilihan Presiden Tanpa Penyalahgunaan Jabatan

Agar pemilihan presiden dan wakil presiden terhindar dari mudarat kecurangan dan ketidakadilan, semestinya para menteri dan kepala daerah yang menjadi calon melepas jabatan.


4 hari lalu


Bapak-isme

8 hari lalu

Ribuan mahasiswa menduduki Gedung MPR/DPR saat unjuk rasa menuntut Soeharto mundur sebagai Presiden RI, Jakarta, Mei 1998. Selain menuntut diturunkannya Soeharto dari Presiden, Mahasiswa juga menuntut turunkan harga sembako, dan cabut dwifungsi ABRI. TEMPO/Rully Kesuma
Bapak-isme

Adakah jalan untuk mencegah kemunduran demokrasi? Panduan dari Bung Hatta perlu dijadikan pedoman


Wajah Kusam Penegakan Hukum

8 hari lalu

Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro (depan) dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan pasca terjaring Operasi Tangkap Tangan KPK, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Kamis, 16 November 2023. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahanan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap 4 orang tersangka baru Kepala Kejaksaan Negeri Bondowoso, Puji Triasmoro dan Kepala seksi Tindak Pidana Khusus Kejari Bondowoso, Alexander Kristian Diliyanto Silaen, dua orang pengendali CV. Wijaya Gumilang, Yossy S. Setiawan dan  Andhika Imam Wijaya, serta mengamankan barang bukti uang tunai sebesar Rp.225 juta dalam tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji dalam rangka pengurusan perkara di Kejaksaan Negeri Bondowoso Jawa Timur. TEMPO/Imam Sukamto
Wajah Kusam Penegakan Hukum

Satu per satu aparat penegak hukum tertangkap kasus korupsi. Nasib penegakan hukum kian buram.


Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

8 hari lalu

Ilustrasi Pemilu. ANTARA
Fanatisme Pemilih Indonesia Dalam Kontestasi Politik

Ada sebuah tantangan besar bagi penyelenggara pemilu dan Pemerintah dalam pengejawantahan demokrasi tersebut yakni fanatisme politik dari sebagian pemilih di Indonesia.


Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

14 hari lalu

Bamsoet Dukung Perlindungan Hak Intelektual Pendidikan

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menjadi penguji ahli disertasi mahasiswa S3 Ilmu Hukum UNPAD yang mengangkat tema tentang Urgensi Pengaturan Penggandaan Karya Tulis Ilmiah di Perguruan Tinggi.


Lika-liku Mahkamah Konstitusi dan Gejala Kemerosotan Sejak 2020

14 hari lalu

Sebagian demonstran di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, yang mendatangi Gedung Mahkamah Konstitusi (MK)  hari ini, Senin 16 Oktober 2023. MK membacakan putusannya atas sejumlah gugatan terhadap batasan usia capres dan cawapres. Tempo/ I Gusti Ayu Putu Puspasari.
Lika-liku Mahkamah Konstitusi dan Gejala Kemerosotan Sejak 2020

Majalah Tempo pada Maret lalu menyebut Mahkamah Konstitusi atau MK mengalami kemerosotan sejak 2020.


Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

15 hari lalu

Ekspresi Presiden Joko Widodo saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penyelenggara Pemilu di Jakarta, Rabu 8 November 2023. Rakornas diikuti sekitar 1.200 penyelenggara pemilu yang terdiri dari dari Ketua KPU dan Ketua Bawaslu provinsi dan kabupaten/kota serta Sekretaris KPU se-Indonesia. TEMPO/Subekti.
Wajah Neo Orba di Ujung Pemerintahan Jokowi

Intimidasi menimpa sejumlah kalangan dan kelompok yang menentang dinasti politik keluarga Jokowi. Meniru tindakan lancung Soeharto.


Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

22 hari lalu

Anggota Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) Jimly Asshiddiqie memimpin rapat rapat MKMK di gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis 26 Oktober 2023. Rapat dengan  agenda klarifikasi kepada pihak-pihak terkait laporan dugaan pelanggaran kode etik hakim konstitusi. TEMPO/Subekti.
Kesempatan MKMK Menjaga Demokrasi

Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi akan membuat putusan penting besok. Kesempatan menyelamatkan demokrasi.