Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Marah

image-profil

Oleh

image-gnews
Iklan

Putu Setia

@mpujayaprema

Marah adalah sifat dasar manusia. Tapi mengumbar marah sangat bergantung pada situasi dan posisi seseorang. Konon seorang pendeta yang pemarah adalah jauh dari etika kependetaan seperti welas asih dan mengayomi. Begitu pula seorang pemimpin, menurut ajaran etika leluhur Nusantara, apakah itu dari Kekawin Ramayana, Sutasoma, dan banyak lagi yang teksnya masih berbahasa Jawa Kuno.

Orang yang suka marah apalagi dilontarkan di depan umum tidak layak menjadi pemimpin. Tapi situasi membuat banyak pemimpin di masa lalu menyalahi etika kepemimpinan itu. Raja-raja pemarah dan bahkan lebih sadis lagi, membunuh lawannya hanya untuk melanggengkan kekuasaannya.

Mana ada pemimpin yang tidak pernah marah? Namun karakter seseorang membedakan kadar marah itu. Soeharto, presiden yang paling lama berkuasa di negeri ini, beda cara menumpahkan marahnya. Kata “gebug” dia ucapkan di atas pesawat dengan wajah senyum sebagai pelampiasan amarah kepada lawan-lawan politiknya.

Susilo Bambang Yudhoyono, yang tutur katanya amat tertata, juga berkali-kali marah. Dia pernah menghardik seseorang yang tampak tidur tatkala SBY berpidato. Menurut mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan, SBY sering memarahi para menteri, tapi tak pernah dibocorkan keluar karena masalah etika.

Prabowo Subianto, calon presiden yang kini berhasil menduduki jabatan pembantu presiden, menggebrak meja podium karena tak terkendali menahan marah. Kalau presiden dan calon presiden saja begitu, apalagi gubernur dan wali kota. Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok biasa memarahi staf dan warga Jakarta setiap saat. Kata-katanya pun nyaris menyakitkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apalagi seorang wali kota, sebut saja Tri Rismaharini. Jika sedang marah, Wali Kota Surabaya ini sudah sulit disebut seorang pemimpin, jika kita mengacu pada sastra lama tentang etika kepemimpinan. Dia bisa memarahi stafnya dengan kata-kata yang keras nyaris kasar, meski Risma tahu ada yang merekam kemarahannya itu. Risma tak peduli, sama tidak pedulinya ketika dia menangis dan sujud meminta maaf kepada para dokter di Surabaya, baru-baru ini.

Karena itu, kenapa kita harus repot membahas kemarahan Presiden Jokowi kepala para menterinya, yang tidak memiliki naluri krisis dalam menangani wabah Covid-19 ini? Apakah selama ini kita masih terpesona oleh kesan bahwa Jokowi presiden yang pendiam? Presiden yang merakyat, masuk ke gorong-gorong dan naik sepeda motor tril, membagikan sertifikat tanah yang di masa Soeharto tugas semacam itu dikerjakan oleh para lurah. Apalagi Jokowi memarahi para menterinya di sebuah acara intern, rapat kabinet.

Masalahnya adalah kemarahan Jokowi itu jadi tanda tanya besar karena mendompleng kemajuan teknologi. Marah yang disiarkan tertunda. Sudah 10 hari marah, baru dibocorkan ke publik. Ada apa gerangan? Ini menjadi isu liar seperti halnya apa yang dipikirkan Jokowi saat marah: “Saya berpikirnya ke mana-mana...”

Apakah marah yang delay ini untuk mengalihkan isu tertentu? Ekonomi makin terpuruk dan lonjakan jumlah kasus positif corona makin tinggi, rakyat perlu melupakan sejenak masalah itu. Atau, boleh jadi Jokowi heran, setelah dia marah kok menteri yang dimarahi tidak melakukan reaksi, misalnya, mbok sadar lalu mundur. Karena tak ada reaksi apa pun, maka Jokowi berpikir: “Sudahlah siarkan saja kemarahan itu, biar rakyat yang menilai.”

Lantas rakyat pun menilai dengan gegap. Ganti menteri. Bubarkan lembaga yang tak perlu. Jika reaksi rakyat seperti itu, dan Jokowi ternyata tak juga melakukan apa-apa, artinya ini kemarahan pencitraan. Yuk, lupakan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

14 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


23 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.