Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Pengecut Berangus Kebebasan

Oleh

image-gnews
Iklan

Peretasan telepon seluler, akun media sosial, serta akses layanan digital lain tampaknya kini menjadi modus baru memberangus kebebasan menyampaikan pendapat pada periode kedua pemerintahan Presiden Joko Widodo. Intensitas gangguan terhadap mereka yang bersuara kritis kepada pemerintah terus bertambah belakangan ini, mengindikasikan ada upaya sistematis untuk membungkam mereka yang berseberangan dengan penguasa.

Pada September 2019, telepon seluler sejumlah aktivis di Yogyakarta dibajak untuk mengacaukan koordinasi saat mereka akan menggelar demonstrasi anti-pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi. Delapan bulan kemudian, telepon seluler panitia dan pembicara diskusi Universitas Gadjah Mada tentang pemakzulan presiden juga dibobol. Selain dibanjiri pesan teror, telepon mereka dipakai untuk memesan makanan dari aplikasi online dalam jumlah besar. Cerita yang sama dialami mahasiswa Lampung yang menggelar diskusi tentang rasisme di Papua pada awal Juni lalu.

Tanpa data yang memadai, memang tak mudah menuduh pemerintah berada di belakang aksi pemberangusan itu—meski indikasi ke sana bukan tak ada. Dalam setiap insiden peretasan, misalnya, selalu ada upaya intimidasi, kriminalisasi, dan pengawasan oleh mereka yang mengklaim diri sebagai aparat negara atau terkait dengannya.

Sudah seharusnya pemerintah turun tangan dan tak membiarkan gangguan semacam ini terus terjadi. Konstitusi jelas menyebutkan kewajiban negara menjaga keamanan warganya—tak peduli mereka mendukung kebijakan pemerintah atau mengkritiknya.

Sayangnya, sampai saat ini, pemerintah terkesan lepas tangan. Alih-alih melaknat teror, sejumlah pejabat pemerintah malah meminta korban “jangan cengeng”. Pernyataan yang terkesan meremehkan dampak serangan digital di era serba online ini serempak memenuhi percakapan publik tak lama setelah kasus intimidasi merebak. Seolah-olah bersimpati kepada korban, mereka sesungguhnya sedang menimpakan tangga kepada korban yang sudah jatuh.

Alasannya sederhana. Mengecam teror dan menganjurkan keberanian melawan teror adalah dua sikap berbeda. Menolak melakukan yang pertama tapi mengadvokasi yang kedua tak hanya bisa dipersepsikan sebagai sikap cuci tangan, tapi juga terkesan menutup mata terhadap potensi dampak lebih besar yang bisa terjadi. Dengan kata lain, ketika Presiden Jokowi tak segera mengecam teror ini, tapi mereka yang berada di sekitarnya justru meminta korban tak gentar melawan, sikap Presiden itu sendiri merupakan bentuk kekerasan lain kepada korban.

Membandingkan teror di masa Orde Baru dengan era sekarang juga tak tepat. Mereka yang menepuk dada pernah melawan teror Soeharto tapi membiarkan teror terjadi di era Jokowi adalah mereka yang mendua. Pendapat seorang pejabat publik bahwa teror ini bisa dilakukan oknum aparat negara untuk kepentingan persaingan politik antar-pejabat tak kalah menggelikan. Dalam hal yang terakhir ini, jika benar, kapasitas Presiden mengelola konflik di dalam pemerintahan layak dipertanyakan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Situasi ini makin parah karena aparat penegak hukum terkesan ogah-ogahan menelusuri kasus peretasan aktivis masyarakat sipil. Tak ada pengaduan korban yang ditindaklanjuti hingga penetapan tersangka pelaku. Polisi seolah-olah tak berdaya mengungkap dalang misterius di balik aksi pengecut pembungkaman suara-suara kritis ini.

Presiden Jokowi semestinya menyadari pentingnya kebebasan masyarakat sipil dalam demokrasi. Kebebasan bukanlah aksesori yang menempel, melainkan demokrasi itu sendiri. Ia bukan semata persoalan hak publik untuk didengarkan, tapi juga kebutuhan negara untuk “diluruskan”.

Kebebasan publik mengasumsikan ada gerowong dalam kebijakan negara—betapapun kebijakan itu disusun secara saksama dengan melibatkan lembaga-lembaga demokrasi. Ruang kosong itulah yang harus diisi, dibahas, dan diperdebatkan lewat diskusi publik masyarakat sipil. Memberangus kebebasan publik merupakan laku lajak yang menganggap semua kebijakan pemerintah sudah sempurna hingga tak perlu lagi kritik.

Menutup mata terhadap peretasan, teror, dan pemberangusan merupakan kombinasi sikap pengecut dan antidemokrasi. Memang, operasi anonim meretas dan meneror membuat pelaku menjadi subyek yang samar. Karena itu, Presiden mesti memerintahkan polisi mengusut dan menemukan pelaku. Kementerian Komunikasi dan Informatika dapat meminta operator telepon seluler melacak identitas eksekutor.

Membiarkan kasus teror terkatung-katung hanya akan memperkuat keyakinan orang ramai bahwa pemerintah mengetahui dan diam-diam mensponsori operasi terkutuk tersebut.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

15 hari lalu

Gelaran Wayang Jogja Night Carnival pada 2022. (Dok. Istimewa)
HUT ke-268 Kota Yogyakarta, Ini Sederet Event Selain Wayang Jogja Night Carnival

Event HUT Kota Yogyakarta telah dipersiapkan mulai Oktober hingga Desember 2024 di berbagai titik.


Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

34 hari lalu

DPRD DKI Jakarta mengadakan rapat pimpinan pengusulan nama Penjabat Gubernur (PJ Gubernur), menggantikan Heru Budi Hartono, Jumat, 13 September 2024. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Pertimbangan DPRD Usulkan Tiga Calon Penjabat Gubernur Jakarta tanpa Heru Budi

DPRD mempertimbangkan pilkada sehingga mengusulkan tiga calon penjabat gubernur Jakarta tanpa Heru Budi.


Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

51 hari lalu

Sejumlah pencari kerja mengunjungi pameran bursa kerja Jakarta Job Fair 2024 di Thamrin City, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa, 25 Mei 2024. Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Sudin Nakertransgi) Jakarta Pusat menggelar Jakarta Job Fair yang diikuti oleh 40 perusahaan selama dua hari pada 28-29 Mei 2024. Dok. Pemprov DKI Jakarta
Strategi Pj. Gubernur Heru Menekan Pengangguran di Jakarta

Warga yang mencari lowongan kerja atau pelatihan meningkatkan keahlian dapat melihat informasi di laman milik dinas yang mengurusi ketenagakerjaan.


12 Agustus 2024


BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

10 Agustus 2024

BPOM Sebut Galon Guna Ulang Rawan Terkontaminasi BPA

elaksana Tugas Deputi Bidang Pengawasan Pangan Olahan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Ema Setyawati mengatakan mayoritas kemasan galon air minum yang digunakan masyarakat memiliki potensi terkontaminasi senyawa kimia Bisfenol A atau BPA.


Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

29 Juli 2024

Pesawat N250 karya Presiden RI ketiga, BJ Habibie saat menjabat sebagai Menristek dan Dirut IPTN di PT Dirgantara Indonesia, Bandung, Rabu, 11 September 2019. Pesawat N250 adalah karya monumentalnya yang menerapkan teknologi kendali otomatis fly by wire pertama di dunia. TEMPO/Prima Mulia
Resensi Buku: Pengaruh Asing Dalam Kebijakan Nasional

Sebagai sebuah pembahasan, buku ini berusaha menganalisis faktor-faktor yang memiliki pengaruh dalam kebijakan pengembangan industri pesawat terbang nasional.


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

11 Juli 2024

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

30 Mei 2024

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Pimpin Ambon, Wattimena Berhasil Lantik Sejumlah Raja Defenitif

22 Mei 2024

Pimpin Ambon, Wattimena Berhasil Lantik Sejumlah Raja Defenitif

Pemkot tidak melakukan intervensi dalam proses penetapan raja.


IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

3 Mei 2024

IMI dan RS Premiere Bintaro Kerja Sama di Bidang Layanan Kesehatan

RS Premiere Bintaro menyediakan berbagai fasilitas khusus untuk pemilik KTA IMI.