Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Karakteristik Gambut dan Pencegahan Kebakaran

Guru Besar Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UGM

Warga berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa 6 Agustus 2019. Presiden Joko Widodo menginstruksikan kesejumlah instansi terkait untuk segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang intensitasnya meningkat dibanding tahun 2018. ANTARA FOTO/Ahmad Rizki Prabu
Warga berupaya memadamkan kebakaran lahan gambut di desa Pulau Semambu, Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Selasa 6 Agustus 2019. Presiden Joko Widodo menginstruksikan kesejumlah instansi terkait untuk segera mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang intensitasnya meningkat dibanding tahun 2018. ANTARA FOTO/Ahmad Rizki Prabu
Iklan

MUSIM kemarau sudah di depan mata. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika seperti dilansir situs resmi lembaga tersebut, separuh wilayah di Indonesia akan memasuki musim kemarau pada Juni ini, dengan puncaknya diprediksi terjadi dua bulan kemudian atau pada Agustus nanti. Badan Nasional Penanggulangan Bencana pun sudah mengeluarkan peringatan kepada seluruh kepala daerah agar waspada terhadap sejumlah ancaman akibat dampak musim kemarau, terutama kebakaran hutan dan lahan.

Menilik data Sipongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, kebakaran hutan dan lahan tahun lalu mencapai 1,6 juta hektare. Kepada media, BNPB menyebut angka itu merupakan yang terparah dalam tiga tahun terakhir. Kendati, luasan kebakaran pada 2019 sudah menyusut dibanding kebakaran pada 2015, yang mencapai 2,6 juta hektare. Dengan mengutip data Bank Dunia, BNPB melansir kerugian akibat bencana kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu mencapai sedikitnya Rp 75 triliun.

Dari total luas kebakaran tahun lalu,  sekitar 494.450 hektare terjadi di lahan dan hutan gambut atau setara sekitar 30 persen. Data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan sepanjang Agustus-September 2019, kebakaran di hutan dan lahan gambut menyumbang emisi atau CO2 yang sangat tinggi, sebanyak 708 megaton. Emisi ini bukan hanya menimbulkan bencana asap di sejumlah daerah, tapi juga merambah ke negara tetangga. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan kebakaran di hutan dan lahan gambut menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Joko Widodo sejak awal, terutama menghadapi musim kemarau 2020 ini.

Pentingnya penanganan kebakaran hutan di lahan gambut menjadi perhatian Presiden Joko Widodo sejak dilantik Oktober 2014. Lima belas bulan berselang, Presiden kemudian membentuk Badan Restorasi Gambut atau BRG. Dalam pidatonya pada Rapat Koordinasi Nasional Pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan Februari 2020 yang dilansir situs Sekretariat Kabinet RI, Presiden mengingatkan kembali salah satu tugas BRG adalah pembasahan masif, terutama di daerah-daerah gambut yang mengalami penurunan muka air drastis saat kemarau.

Dengan karakternya yang khas, gambut bisa menyimpan bara api hingga kedalaman tertentu yang berupa serpihan sisa kayu dengan keberadaan oksigen di ruang pori gambut tersebut. Bara api dapat bertahan selama kondisi lingkungannya memungkinkan, dan bara tersebut dapat menjalar pada gambut yang semakin kering di sekitarnya yang sewaktu-waktu dapat muncul di permukaan. Sebaliknya, jika di bagian bawah gambut masih menyimpan air saat musim kemarau, kebakaran hanya terjadi di bagian permukaan dan relatif mudah dipadamkan. Inilah kenapa penting untuk mempertahankan keberadaan air di dalam lahan gambut dengan berbasis pada Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG).

Guna menunjang kesediaan air yang berkesinambungan di lahan gambut, Badan yang langsung berada di bawah presiden ini sudah membangun sedikitnya 21.000 infrastruktur pembasahan, meliputi sekat kanal dan sumur bor. Tak kalah penting juga upaya menjaga dan melestarikan kubah gambut dan menimbun kanal yang ada di fungsi lindung suatu Kesatuan Hidrologi Gambut.

Melihat pentingnya pencegahan dan penanganan kebakaran di lahan dan hutan gambut, maka setiap pihak perlu memahami karakteristik dan daya sangga ekosistem kawasan ini. Dari sisi proses pembentukannya, ada dua jenis gambut. Pertama adalah gambut Topogen yang bercampur dengan tanah mineral yang berasal dari luapan sungai atau bahan tererosi di atas suatu Kesatuan Hidrologi Gambut, dan biasanya tak tebal. Sedangkan jenis kedua adalah gambut Ombrogen merupakan sisa tumbuhan yang terus menumpuk membentuk kubah di atas gambut Topogen, tidak lagi dipengaruhi luapan sungai dan biasanya tebal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gambut tropis seperti Indonesia identik dengan ampas karena bahan utamanya adalah robohan pohon tua bercampur dengan akar, sedangkan bagian hijauannya lebih mudah mengalami dekomposisi dan larut atau menguap. Untuk gambut Topogen ada campuran berupa sedimentasi mineral.

Apapun jenis gambutnya, ketika lahannya tanpa ditumbuhi pohon atau tanaman lain akan membuat kondisinya cepat kering. Kondisi bera atau terbuka seperti ini membuat air kapiler yang bergerak dari bawah tidak bisa bertahan di pori karena panas di permukaan tanah sehingga cepat menguap. Walhasil, gambut tersebut cepat kering dan mudah terbakar. Sehingga sangat penting untuk tidak membiarkan lahan gambut terbuka tanpa tanaman apapun di atasnya. Akar tanaman juga bisa menjadi penyangga persediaan air di lahan gambut.

Konsep pengaturan air di lahan gambut prinsipnya bukan mengatur muka air tanahnya melainkan pengaturan pada muka air saluran. Sumber air utama berasal dari kubah gambut sebagai pencadangan air saat musim kemarau karena elevasinya lebih tinggi, dapat juga berasal dari pasang surut sungai pengapit Kesatuan Hidrologi Gambut tersebut, atau konservasi air di saluran serta pemanfaatan air tanah. Oleh karena itu, analisis imbangan air atau water balance menjadi faktor penentu tingkat kebasahan Kesatuan Hidrologi Gambut, terutama pada musim kemarau. Harus juga diwaspadai kondisi defisit air yang dapat menyebabkan muka air tanah turun sampai batas toleransinya sehingga rawan terhadap kebakaran. Penataan saluran juga harus betul-betul diperhatikan untuk menjaga keseimbangan air.

Selain sistem tata air, kunci pengelolaan gambut juga terletak sistem tata kelolanya. Sistem tata kelola ini di antaranya adalah: (a) upaya konservasi terhadap kubah gambut, pembukaan lahan gambut tidak dengan cara pembakaran; (b) pemanfaatan gambut di fungsi budidaya untuk tanaman tahunan yang toleran terhadap muka air tanah yang cukup dangkal (< 0,4m); (c) tidak menanam tanaman yang menyerap air berlebihan. Kubah gambut penting dijaga karena di sini terdapat persediaan air yang secara alami akan turun ke bawah ketika tidak ada hujan atau musim kemarau. Jika sistem tata air dan tata kelolanya bisa dijalankan dengan baik, maka kawasan ekosistem gambut tersebut bisa terhindar dari kebakaran.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

1 hari lalu

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menunjukkan mobil listrik saat diluncurkan sebagai kendaraan dinas Kementerian Perhubungan di Stasiun Gambir, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2020. Kendaraan dinas pejabat Kementerian Perhubungan resmi berganti dari yang berbahan bakar fosil menjadi bahan bakar listrik. ANTARA/Sigid Kurniawan
Anggaran Mubazir Pengadaan Mobil Listrik untuk Pejabat

Mobil listrik untuk pejabat dan operasional Kementerian dan lembaga tidak perlu dan percuma. Bisa menambah kemacetan.


Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

6 hari lalu

Lawan Misinformasi tanpa Centang Biru Twitter

Para peniru dan penebar kabar bohong itu nekat membuat tanda verifikasi yang menyerupai verification badge asli yang dibuat oleh platform media sosial.


Pesta Selebritas di Partai Politik

8 hari lalu

Artis dan presenter Aldi Taher sempat didiagnosa memiliki kanker kelenjar getah bening. Benjolan kanker yang sempat bersarang di leher Aldi Taher telah hilang setelah melakukan rangkaian pengobatan dan kemoterapi. Dok.Tempo/ Agung Pambudhy
Pesta Selebritas di Partai Politik

Jangan hanya melihat popularitas calon legislator, tapi perhatikan rekam jejak mereka secara utuh. Kita sedang memilih mereka yang mampu memperjuangkan hak-hak rakyat dalam lima tahun mendatang


Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

8 hari lalu

Ilustrasi hutan pinus. dok.TEMPO
Menjaga Biodiversitas Meredam Perubahan Iklim

Keanekaragaman hayati mampu menjadi benteng pertahanan perubahan iklim dan mengawal pemerintah dalam upaya menguatkan komitmen melindungi Bumi.


Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

9 hari lalu

TikToker, Bima Yudho Saputro yang viral setelah membuat video berjudul Alasan Lampung Gak Maju-Maju. Foto: TikTok/@Awbimaxreborn
Bima TikToker dan Godaan Obral 'Stempel' Hoaks

Respons kritik dengan verifikasi. Jika kritik di media sosial itu terbukti salah, bantahlah di media yang sama.


Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

11 hari lalu

Bamsoet Diangkat Jadi Wakil Ketua Dewan Kehormatan Asosiasi BP PTSI

Dunia pendidikan di Indonesia masih menyisakan banyak persoalan. Hal ini tercermin dari peringkat pendidikan negara-negara di dunia.


Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa

11 hari lalu

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian RI, Taufiq Bawazier pada acara Kick Off di Beerhall, SCBD, Jakarta Selatan, Senin, 28 November 2022. (Foto: TEMPO/ Kholis Kurnia Wati)
Kemenperin: RI Memiliki Potensi Mengembangkan Perkebunan Tebu di Lahan Rawa


Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

14 hari lalu

Yandri Susanto Ajak Pengurus RT/RW Jaga Persatuan

Yandri memberikan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI di Kecamatan Petir Kabupaten Serang, Banten.


Sesat Klaim Janji Investasi

15 hari lalu

Pekerja beraktivitas di lokasi proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Sesat Klaim Janji Investasi

Komitmen pendanaan transisi energi melalui skema JETP masih terkatung-katung. Pemerintah sebaiknya introspeksi.


Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

15 hari lalu

Hendrik Dikson Sirait
Obituari Hendrik Dikson Sirait, 5 Januari 1972 - 11 Mei 2023

Omong-omong, aku senang melihat fotomu yang ditaruh di depan pusara. Kau tersenyum. Rapi dalam balutan jas dan dasi. Badanmu berisi. Mirip aku jugalah.