Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tafsir Bebas Kehidupan Sigmund Freud

image-profil

Oleh

image-gnews
Robert Finster dalam Freud (2020)
Robert Finster dalam Freud (2020)
Iklan

Sejauh apa seorang sineas bisa menggunakan lisensi kreativitasnya? Bagi kreator mini-seri Freud, Marvin Kren, Stefan Brunner dan Benjamin Hessler seorang sineas boleh menggunakan lisensi itu seluas-luasnya; sebebas-bebasnya. Ditayangkan di saluran digital Netflix, serial Freud bukanlah sebuah serial biopik apalagi sejarah. Mungkin bisa dikatakan serial ini adalah sebuah versi dari kehidupan Sigmund Freud (1856 –1939) seorang neurolog Austria yang kelak terkemuka di dunia. Di sini kita tak akan menemui Freud yang menjelajahi psikoanalisis yang dianggap sebagai cabang ilmu yang kontroversial; atau bagaimana dia membangun teori Oedipus Complex yang terkenal itu. Di dalam serial ini, kita akan menemukan seorang Freud muda (Robert Finster) di awal kariernya ketika teori-teorinya masih menjadi bahan cemooh para ilmuwan sepuh.

Adegan awal serial inipun memperlihatkan bagaimana Sigmund Freud muda yang mencoba meyakinkan khalayak ilmuwan, betapa hipnosis adalah salah satu metode yang bisa digunakan dalam memahami psikologi manusia. Tentu saja dia ditertawakan, dicemooh dan nyaris dianggap ilmuwan kacangan. Tentu saja Freud saat itu adalah seorang ilmuwan bokek dan pecandu kokain; dalam keadaan butut seperti itu, dia bersikeras bahwa hipnosis adalah sebuah metode penting. Namun kita, penonton, paham bahwa pada awal karir itu, Freud belum menguasai hipnosis dengan fasih. Dia akhirnya menggunakan kemampuan hipnotik seorang perempuan muda Fleur Salomé (Ella Rumpf), seorang medium yang bukan hanya mampu menembus ‘alam bawah sadar’ manusia, tetapi bahkan selalu dimanfaatkan kaum bangsawan untuk ‘membangunkan arwah’ orang mati.
Syahdan seorang puteri bangsawan, Clara menghilang. Dengan bantuan Fleur, maka Freud bersama Inspektur Polisi Alfred Kiss (Georg Friedrich) mencari lokasi si gadis kecil yang ternyata ditemukan dalam keadaan masih hidup, meski kritis dan organ tubuhnya termutilasi.

Sementara itu, ada lagi kasus lain yang melibatkan tewasnya seorang perempuan yang diduga dibunuh di tangan salah satu petinggi tentara. Alfred Kiss, meski semula kurang percaya dengan teknik yang digunakan Freud, akhirnya semakin tergantung pada metode Freud meski dia tetap melakukan investigasi procedural polisi.
Serial ini semula mendapatkan sambutan yang agak dingin karena episode-episode awal penuh dengan keganjilan dunia mistik yang dibenturkan dengan ‘keangkuhan’ kalangan kedokteran medis yang setiap saat mencemooh Freud. Apalagi dengan ritme yang agak lamban dan adegan kekerasan yang ditampilkan cukup rinci, serial ini baru menemukan ‘titik terang’ pada episode 3 dan selanjutnya. Sutradara Marvin Kren, seorang sutradara asal Austria yang sebelumnya lebih dikenal sebagai sineas genre horor tentu saja tak bisa tidak meninggalkan jejaknya, dengan musik yang senantiasa menggelegar pada saat-saat yang mengerikan (dalam hal ini: tubuh yang dimutilasi atau bayang-bayang mayat yang hidup kembali) atau tokoh-tokohnya yang selalu terlihat tegang karena menanti suatu nasib buruh di hadapan mereka.

Di atas episode ke 3, baik skenario dan plot serial ini semakin jelas dan kental sehingga daya tarik cerita tampil dengan asyik. Bahwa ada pangeran yang lantas tertarik untuk bertemu dengan Fleur, dan bagaimana secara perlahan Freud mendapatkan kepercayaan dan otoritas atas teorinya, membuat para penonton yang sabar, akan memperoleh ‘panen’ pada akhir musim tayang pertama.

Bagi mereka yang cenderung ingin bertahan pada sejarah atau biopik sang tokoh terkemuka ini sebaiknya menghindari serial yang nyaris menggunakan nama Freud sebagai tokoh fiktif belaka. Ingat film Abraham Lincoln: Vampire Hunter (Timur Bekmambetov, 2010) yang menampilkan Presiden AS Abraham Lincoln yang memiliki identitas rahasia sebagai pemburu vampir? Nah serial ini juga menjelajahi tafsir Sigmund Freud sejauh itu. Bedanya tentu saja serial ini tetap meletakkan Freud di dunia neurologi dan psikoanalisa yang kemudian diaduk-aduk dengan pertentangan ilmu medis lawan mistik. Dalam hal ini, sosok Freud akhirnya lebih berfungsi membantu para polisi yang saat itu tengah memburu penjahat yang sulit diguncang (karena rata-rata mereka datang dari kelas atas atau bangsawan).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk saya serial ini tetap menarik, karena secara implisit ada kritik soal kelas dan bagaimana mereka mencoba mengatasi tindak kriminalnya karena merasa diri bagian dari kaum yang tak bisa digugat. Sesekali serial asal negara Eropa – ini produksi Austria dan Jerman—adalah salah satu jeda yang sehat untuk kita dari industri Hollywood dan Korea yang deras.

FREUD

Sutradara : Marvin Kren
Kreator : Marvin Kren, Stefan Brunner, Benjamin Hessler
Pemain : Robert Finster, Ella Rumpf, Georg Friedrich, Brigitte Kren, Anja Kling

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

12 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

13 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

33 hari lalu

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

36 hari lalu

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

36 hari lalu

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.


PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

42 hari lalu

PT Pegadaian Dukung Sertifikasi Halal bagi Pedangang Mie Bakso Yogyakarta

PT Pegadaian berkolaborasi dengan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) serta Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Ashfa Yogyakarta untuk memfasilitasi proses sertifikasi halal.


Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

42 hari lalu

Warga membawa beras dan bantuan presiden pada acara Penyaluran Bantuan Pangan Cadangan Beras Pemerintah di Gudang Bulog, Telukan, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis 1 Februari 2024. Presiden memastikan pemerintah akan menyalurkan bantuan 10 kilogram beras yang akan dibagikan hingga bulan Juni kepada 22 juta masyarakat Penerima Bantuan Pangan (PBP) di seluruh Indonesia. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha
Terkini: Seruan Pemakzulan Jokowi karena Penyelewengan Bansos, Gaji Ketua KPU yang Melanggar Etik Loloskan Gibran

Berita terkini: Seruan pemakzulan Presiden Jokowi karena dugaan penyelewengan Bansos, gaji Ketua KPU yang terbukti langgar etik meloloskan Gibran.


Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

43 hari lalu

Ferdinand
Bagaimana Bongbong Memenangkan Pilpres Filipina

Kemenangan Bongbong, nama beken dari Ferdinand Marcos Jr. sering dikaitkan dengan penggunaan media sosial seperti Tiktok, Instagram dan Facebook secara masif, selain politik gimmick nir substansi berupa joget-joget yang diperagakan Bongbong.


Ini Keputusan Lengkap ICJ Soal Gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

52 hari lalu

Pengunjuk rasa pro-Palestina berfoto di depan Mahkamah Internasional (ICJ) ketika hakim memutuskan tindakan darurat terhadap Israel menyusul tuduhan Afrika Selatan bahwa operasi militer Israel di Gaza adalah genosida yang dipimpin negara, di Den Haag, Belanda, 26 Januari 2024. REUTERS/Piroschka van de Wouw
Ini Keputusan Lengkap ICJ Soal Gugatan Afrika Selatan terhadap Israel

Hakim ICJ mengabulkan sebagian permohonan Afrika Selatan, namun tidak menyerukan gencatan senjata di Gaza.


Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

57 hari lalu

Bamsoet: Implementasikan Nilai Pancasila demi Pemilu Damai

Ajakan mengimplementasikan nilai Pancasila ditegaskan kepada kader Pemuda Pancasila Banjernegara.