Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cadangan Devisa di Masa Corona

image-profil

image-gnews
Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto
Iklan

Haryo Kuncoro
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta

Cadangan devisa mendapat sorotan publik saat wabah Covid-19 berjangkit di Indonesia. Intervensi trisula Bank Indonesia (BI) di pasar spot, pasar sekunder surat berharga, dan domestic non-deliverable forward (DNDF) menguras cadangan devisa BI setidaknya Rp 300 triliun.

Seberapa kuat BI konsisten hadir mengawal rupiah di pasar uang? Selama tiga bulan pertama tahun ini saja, cadangan devisa merosot US$ 10 miliar menjadi "hanya" US$ 120 miliar, meski naik sedikit pada April setelah pemerintah menerbitkan obligasi pandemi di pasar finansial luar negeri.

Berharap pemegang devisa ikut "intervensi" di pasar valuta asing belum bisa diandalkan. Dalam sistem devisa bebas, valuta asing lebih banyak dipegang masyarakat luas. Partisipasi mereka melulu soal untung-rugi ketimbang nasionalisme.

Lagi pula, Undang-Undang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar tidak mewajibkan pemilik valuta asing menyerahkannya kepada BI. Peraturan BI Nomor 18/10/PBI/2016 tentang Pemantauan Kegiatan Lalu Lintas Devisa Bank dan Nasabah juga hanya mengatur kewajiban pelaporan.

Maka, hanya cadangan devisa yang dipegang BI-lah yang bisa segera dipergunakan untuk tujuan sterilisasi pasar. Adapun total cadangan devisa dapat dipantau dari neraca pembayaran, cadangan devisa BI yang dilaporkan pada sisi aktiva neraca keuangan BI.

Data mana pun yang dirujuk, besaran cadangan devisa menjadi indikator yang memberi rasa aman bagi pemain asing untuk "masuk". Contoh konkretnya, George Soros memutuskan untuk «keluar» dari Indonesia menjelang krisis moneter 1997/1998 lantaran cadangan devisa BI dipandang sangat rendah.

Persoalannya persis «telur dengan ayam». Stabilitas nilai rupiah mengundang arus masuk devisa ataukah ketersediaan cadangan devisa untuk intervensi pasar yang mendorong stabilitas rupiah. Masing-masing logika memiliki probabilitas yang sama untuk berlaku dengan implikasi yang berbeda.

Logika mana pun yang dianut, akumulasi cadangan devisa menjadi jalan yang paling aman. Pemupukan cadangan devisa sejatinya sudah lama didengungkan. Aliran merkantilisme pada abad ke-16 mengklaim suatu negara akan sejahtera jika mampu mengumpulkan cadangan devisa dalam jumlah yang substansial.

Dengan alur logika ini pula, muncul wacana agar BI menambah cadangan emasnya. Usul tersebut masuk akal. Mengikuti definisi Dana Moneter Internasional (IMF), cadangan devisa mencakup aset dalam mata uang asing yang tersedia setiap saat dan dikendalikan dengan pertimbangan tertentu oleh otoritas moneter (biasanya bank sentral).

Argumen praktis pun mendukung. Pada saat pasar finansial global dilanda pandemi corona, harga logam mulia, yang dianggap sebagai aset berisiko minimum, terus mengalami tren peningkatan. Walhasil, penambahan cadangan emas yang dipegang BI bisa menguntungkan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun beberapa faktor juga perlu dipertimbangkan. Pertimbangan pertama ialah likuiditas. Memegang emas tidak selikuid mata uang asing. BI bisa keteteran jika sewaktu-waktu harus mengeluarkan valuta asing. Penjualan cadangan emas tidak bisa sekejap mengubahnya menjadi valuta asing tunai.

Faktor kedua ialah risiko. Dahulu tidak ada cerita harga emas turun. Sekarang zaman sudah berubah. Harga emas memiliki keterkaitan erat dengan harga aset finansial lain, bahkan dengan harga komoditas. Integrasi pasar finansial dan pasar komoditas perlu diukur sebelum BI menambah cadangan emasnya.

Pertimbangan ketiga ialah skala rentabilitas harus tetap optimal. Penambahan cadangan emas harus mempunyai kemampuan untuk menghasilkan imbal hasil selama periode tertentu. Kegagalan mendatangkan imbal hasil justru akan menggerus cadangan devisa BI.

Dengan ketiga pertimbangan itu, pengelolaan cadangan BI menjadi sedikit berbeda dengan pengelolaan portofolio bagi lembaga keuangan atau investor yang kental dengan nuansa spekulasi. Maka, BI tidak perlu tergoda untuk segera menambah cadangan emas mumpung harganya naik.

Dengan alibi keamanan ini pula, BI tetap perlu menanamkan cadangannya di aset yang aman, semacam obligasi pemerintah yang ber-rating tinggi. Migrasi cadangan devisa ke emas berupa emas batangan atau hak kontraktual atas emas batangan tetap harus terukur karena harganya bisa berfluktuasi.

Kecukupan minimum emas juga penting digarisbawahi. Emas ialah bagian cadangan devisa yang ditujukan BI sebagai penyangga likuiditas dalam mendukung pelaksanaan kebijakan moneter dan/atau pemenuhan kewajiban dalam valuta asing, seperti kebutuhan membayar impor dan utang luar negeri pemerintah.

Imbas dari penerbitan obligasi pandemi bertenor panjang di pasar keuangan global niscaya memberi tekanan tersendiri bagi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di masa mendatang. Belum lagi pembayaran utang luar negeri sektor swasta. Intinya, ketersediaan valuta asing tetap harus menjadi prioritas utama.

Tesis ini secara ilmiah memperoleh justifikasi. Riset Kandil dan Morsy (2014) menyimpulkan ketersediaan cadangan internasional di negara berkembang secara signifikan meningkatkan kredibilitas dan meredakan kekhawatiran tentang pengaruh ekspansi kebijakan fiskal terhadap biaya pinjaman dan bunga utang.

Jadi, pemupukan cadangan devisa tetap harus menjadi prioritas BI tanpa menafikan tujuan lainnya. Berbekal cadangan devisa yang likuid, gejolak eksternal dengan segala dampak negatifnya akan bisa diredam sehingga tugas utama stabilisasi rupiah yang diemban BI lebih mudah terealisasi.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

4 jam lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

21 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


22 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

29 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

33 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

48 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

49 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.