Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyelamatan Sistem Kesehatan dari Pandemi

image-profil

Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO untuk Bidang Gender dan Pemuda, pendiri Center for Indonesia Strategic Development Initiatives

image-gnews
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan (kiri), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), dan Pemimpin Teknis Program Darurat WHO Maria van Kerkhove (kanan), selama konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]
Direktur Eksekutif Program Darurat WHO Mike Ryan (kiri), Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), dan Pemimpin Teknis Program Darurat WHO Maria van Kerkhove (kanan), selama konferensi pers terkait virus Corona di Jenewa, Swiss, 6 Februari 2020.[REUTERS]
Iklan

Diah S. Saminarsih
Penasihat Senior Direktur Jenderal WHO untuk Bidang Gender dan Pemuda, pendiri Center for Indonesia Strategic Development Initiatives

Sejak wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) mulai merebak pada awal 2020, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menggarisbawahi bahwa mempertahankan integritas dan ketahanan sistem kesehatan nasional menjadi kunci berhasil-tidaknya pengendalian wabah di tingkat nasional. Ini karena seluruh spektrum aksi yang masuk kategori penyelamatan nyawa manusia dan penyelesaian krisis kesehatan masyarakat berada dalam lingkup sistem kesehatan nasional maupun daerah.

Sistem kesehatan mempunyai tiga komponen utama, yaitu layanan kesehatan primer, layanan kesehatan sekunder, dan layanan kesehatan tersier. Layanan kesehatan primer memegang posisi strategis sebagai titik kontak pertama masyarakat ke sistem kesehatan dalam hal penanganan wabah. Memperkuat layanan kesehatan primer akan memberikan dampak langsung berupa tumbuhnya keinginan masyarakat untuk tetap sehat dan terbangunnya pemahaman bagaimana menjaga kesehatan diri, hal yang menjadi sangat penting sebagai penentu keberhasilan memutus mata rantai penularan virus. Hal ini tidak bisa tercapai bila layanan kesehatan primer tak diperhatikan dan diberdayakan secara optimal.

Mengapa sistem kesehatan sepenting itu harus diselamatkan? Indikator apa saja yang bisa dijadikan pedoman dalam upaya menyelamatkan sistem kesehatan?

Pertama, serbuan wabah secara tiba-tiba, cepat, dan tak terduga harus diakui membuat dunia terkejut. Layaknya gempa bumi yang meruntuhkan bangunan-bangunan pencakar langit, pandemi bisa berakibat runtuhnya sistem kesehatan nasional. Bayangkan segitiga sistem ini kolaps karena beban terlalu besar pada puncaknya, yaitu rumah sakit. Banyaknya orang yang jatuh sakit pada saat bersamaan, dengan tingkat keparahan sedang hingga kritis, bisa membuat rumah sakit kewalahan. Namun segitiga sistem kesehatan tidak hanya berisi komponen rumah sakit. Layanan kesehatan primer adalah komponen lain yang mempunyai peran tak kalah strategis.

Kedua, kenyataannya, wabah terjadi di komunitas, di tengah-tengah masyarakat. Ledakan epidemiologi terjadi di kawasan padat penduduk dan dalam kelompok atau kluster. Tidak mungkin semua orang yang jatuh sakit bergantung pada rumah sakit, yang kapasitasnya terbatas. Mereka yang kondisinya memungkinkan untuk dirawat di rumah atau melakukan isolasi mandiri membutuhkan layanan kesehatan primer yang berdaya. Hal ini mensyaratkan tersedianya tenaga kesehatan terampil dan berkapasitas tinggi yang dilengkapi dengan alat pelindung diri dan teknologi tepat guna di layanan kesehatan primer.

Ketiga, selain menangani wabah, sistem kesehatan tetap harus menghadapi dan memberikan layanan kesehatan untuk penyakit non-wabah. Contohnya, beban TBC di Indonesia kini nomor dua terbesar di dunia dan angka stunting masih tinggi. Layanan kesehatan primer harus mampu memastikan bahwa wabah tidak membuat capaian untuk dua target kesehatan ini kembali menurun.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dengan demikian, layanan kesehatan primer sesungguhnya bisa berfungsi sebagai jangkar yang mempertemukan berbagai pemangku kepentingan teknis pada tingkat nasional di masyarakat. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan secara holistik dan integratif pada layanan kesehatan primer dalam konteks penanganan wabah. Pertama, layanan kesehatan primer sebagai pusat pencarian dan penelusuran kasus Covid-19. Hal ini dilakukan melalui pemindaian populasi risiko tinggi dan pelaksanaan tes masif oleh tenaga kesehatan dari pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), ditambah tenaga dokter internship dan dokter keluarga.

Kedua, sebagai pusat pemantauan kasus positif serta orang dalam pemantauan (ODP) yang melakukan isolasi mandiri. Tenaga kesehatan dan relawan bekerja bersama tenaga kesehatan lainnya di puskesmas sebagai tim yang merawat dan memantau keadaan masyarakat yang sedang menjalani isolasi mandiri.

Ketiga, pusat koordinasi relawan dalam memberikan pendampingan dan edukasi publik untuk membangun kesadaran akan kesehatan masyarakat, agar secara signifikan menurunkan jumlah kasus baru. Keempat, mengingat bahwa Indonesia masih harus memperbanyak jumlah tes per seribu penduduk (data per 6 Mei lalu baru 0,4 orang per seribu penduduk), layanan kesehatan primer berfungsi sebagai pusat pengumpulan data yang mencakup perhitungan target jumlah tes dalam populasi.

Tuntutan kecepatan dan ketepatan melangkah adalah situasi yang datang bersama pandemi. Memilih mana dan apa yang dilaksanakan lebih dulu menjadi sebuah kemewahan, karena menyelamatkan nyawa manusia tidak memberikan keluangan waktu. Langkah jangka pendek harus dikerjakan berbarengan dengan penentuan langkah strategis yang punya dampak jangka panjang. Sebagai contoh, integrasi data di tingkat masyarakat dibutuhkan bukan hanya untuk mengatasi wabah, tapi juga mempunyai nilai strategis amat tinggi di masa mendatang, terutama saat memasuki era big data, dengan satu data dan keterbukaan data/informasi publik.

Bila sistem kesehatan nasional berhasil diselamatkan, terbuka berbagai kesempatan sebagai bekal menata realitas baru setelah pandemi berakhir nanti. Populasi yang sehat menjadi modal untuk bersaing dalam lanskap baru inovasi kesehatan yang punya potensi ekonomi tinggi, baik itu obat, vaksin, alat kesehatan, maupun digital health.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

2 hari lalu

Sertijab Pj Bupati Musi Banyuasin
Apriyadi Siap Dukung Pj Bupati Muba Sandi Fahlepi

Sandi mengajak semua elemen yang ada di Kabupaten Muba bahu membahu secara berkeadilan, setara dan transparan.


Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

23 hari lalu

Menhub Buka Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi secara resmi membuka Pos Koordinasi (Posko) Pusat Angkutan Lebaran Terpadu 2024 di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan, Jakarta.


25 hari lalu


Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

31 hari lalu

Ilustrasi perang sosial media. / Arsip Tempo: 170917986196,9867262
Hibah untuk Keberlanjutan Media yang Melayani Kepentingan Publik

Tanggung jawab negara dalam memastikan jurnalisme yang berkualitas di Tanah Air perlu ditagih.


AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

35 hari lalu

UKU dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menggelar konferensi pers di The Acre, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
AFPI Sebut Mahasiswa Jadi Salah Satu Peminjam Dana Fintech Lending, untuk Bayar UKT hingga Penelitian

Mahasiswa disebut menjadi salah satu peminjam di fintech lending.


DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

50 hari lalu

Badan Anggaran (Banggar) bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) kembali membahas Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2024 di Ruang Rapat Paripurna, DPRD DKI Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023. Tempo/Mutia Yuantisya
DPRD DKI Jakarta Gelontorkan Rp 3 M untuk Seragam Dinas, Sekwan: Ada Pin Emas

DPRD DKI Jakarta kembali menggelontorkan anggaran miliaran untuk pengadaan baju dinas dan atributnya. Tahun 2024 bahkan anggarannya naik menembus Rp 3 miliar.


Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

51 hari lalu

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberikan pidato politiknya secara virtual pada acara HUT ke-12 Partai Nasdem di NasDem Tower, Jakarta, Sabtu 11 November 2023. HUT tersebut mengambil tema
Pastikan Dukung Hak Angket, NasDem: Menunggu Penghitungan Suara Selesai

NasDem memastikan bakal mendukung digulirkannya hak angket kecurangan pemilu di DPR. Menunggu momen perhitungan suara rampung.


H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

15 Februari 2024

Pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Kelapa Gading, Jakarta, Senin, 5 Januari 2024. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan memastikan persediaan bahan pokok, terutama beras, cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat menjelang Ramadan 1445 Hijriah. TEMPO/Tony Hartawan
H+1 Pemilu, Bulog Salurkan Lagi Bansos Beras

Bayu Krisnamurthi memantau langsung penyaluran bansos beras di Kantor Pos Sukasari, Kota Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 15 Februari 2024.


Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

12 Februari 2024

Penjabat Bupati Banyuasin Sidak Pusat Pelayanan Terpadu Citra Grand City

Hani Syopiar mengapresiasi tenaga kesehatan yang bertugas selama libur panjang.


Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

12 Februari 2024

Cuplikan film Dirty Vote. YouTube
Urgensi Kontranarasi dari Film Dokumenter "Sexy Killer" dan "Dirty Vote"

Layaknya "Sexy Killer", "Dirty Vote" layak diacungi jempol. Substansi yang dihadirkan membuka mata kita tentang kecurangan dan potensi-potensi kecurangan elektoral secara spesifik, yang boleh jadi terlewat oleh kesadaran umum kita.