Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Urgensi Kedaulatan Pangan

image-profil

image-gnews
Antrean pengemudi ojek online membeli bahan pangan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dikawasan Pasar Minggu, Jakarta, 22 April 2020. Untuk melakukan pembelian masyarakat diwajiban melaksanakan prokol kesehatan dan membatasi didalam ruangan hanya 30 orang dan dibatasi waktu untuk berbelanja 15 menit lamanya. TEMPO/Nurdiansah
Antrean pengemudi ojek online membeli bahan pangan di Toko Tani Indonesia Center (TTIC) dikawasan Pasar Minggu, Jakarta, 22 April 2020. Untuk melakukan pembelian masyarakat diwajiban melaksanakan prokol kesehatan dan membatasi didalam ruangan hanya 30 orang dan dibatasi waktu untuk berbelanja 15 menit lamanya. TEMPO/Nurdiansah
Iklan

Khudori
Penulis buku Ironi Negeri Beras

Krisis corona memberikan terang bahwa negeri ini krisis antisipasi. Tak tampak sabuk pengaman yang disiapkan oleh penyelenggara negara. Ketika kasus pertama terdeteksi pada 2 Maret 2020, semua terkaget-kaget. Kepanikan merayap di mana-mana, diikuti aksi borong bahan makanan, masker, dan cairan pembersih tangan.

Tidak seperti hewan, menurut David A. Savage dan Benno Torgler (2020), manusia bisa merasakan ancaman pada masa depan, kemudian mempersiapkan diri agar bisa bertahan pada saat genting. Caranya dengan menyimpan makanan dan barang-barang lain setidaknya untuk 14 hari sesuai dengan masa inkubasi corona. Ini respons logis dan rasional. Dalam situasi tidak normal, ada saja pihak yang mencoba mengail di air keruh: memborong atau menimbun untuk mengeruk untung berlebihan. Bagi kelompok ini, berlaku rasionalitas: apabila keuntungan yang didapat lebih besar dari biaya, kejahatan akan dilakukan.

Implikasi serius wabah corona yang memutus (membatasi) lalu lintas perhubungan dan perdagangan antarbangsa juga memberikan terang baru: selama ini kita begitu bergantung pada pangan impor. Betapa kita kedodoran memenuhi kebutuhan gula pasir, yang hari-hari ini sulit ditemui di supermarket. Di pasar tradisional, gula tersedia, tapi harganya naik. Betapa kita tak siap mengantisipasi kelangkaan bawang putih dan bawang bombai. Ketiga komoditas pangan ini kita impor. Bahkan bawang putih dan bawang bombai bisa hampir 100 persen diimpor.

Untuk negara yang mahaluas dengan jumlah penduduk yang besar, amat riskan menggantungkan kebutuhan dasar seperti pangan pada pasar impor. Karantina (lockdown) wilayah, bahkan negara, yang diberlakukan di banyak negara telah membuat lalu lintas barang, termasuk pangan, terhambat, bahkan mustahil. Impor daging kerbau tertutup kala India mengunci negerinya. Impor beras tak mungkin dilakukan kala Vietnam menutup pintu ekspor. Dalam situasi normal, pangan impor yang tersaji di piring kita biasanya menempuh perjalanan ribuan kilometer dari daerah asalnya. Kini perjalanan itu terhambat. Ini bisa terjadi karena logistik, karantina yang ekstra-ketat, hingga penutupan ekspor. Dalam situasi krisis, terasa betapa ketahanan pangan kita saat ini tidaklah memadai.

Krisis pangan pada 2008 dan 2011 memberikan pelajaran penting: negara-negara eksportir pangan menutup ekspor. Pangan hanya buat kebutuhan domestik. Harga pangan bergerak bak roller coaster. Celakanya, krisis pangan selalu bersentuhan dengan instabilitas politik. Krisis pangan 2008 memantik kekerasan di Pantai Gading, 24 orang mati dalam huru-hara di Kamerun, dan pemerintahan Haiti jatuh. Krisis pangan pada 2011 menciptakan revolusi politik di jazirah Arab. Rezim Ben Ali di Tunisia, Husni Mubarak di Mesir, dan Qadhafi di Libya jatuh karena negara-negara ini menggantungkan 90 persen pangannya pada impor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Krisis pangan yang berulang, apalagi diiringi resesi ekonomi, membuat dunia rentan dalam ketidakpastian. Arsitektur politik global akan didominasi oleh pangan. Pertarungan dalam memenuhi dan mengontrol ketersediaan pangan menjadi penentu gerak bandul geopolitik global. Kondisi ini memaksa setiap negara merancang politik pangan, pertama-tama untuk kepentingan domestik. Sebagai negara importir pangan, pada 2018, sebesar US$ 16,8 miliar, nasib Indonesia sejatinya tak lebih baik dari negara jazirah Arab.

Kini negara-negara importir pangan dan yang terbatas sumber daya lahan dan airnya tapi berlimpah dana menciptakan instrumen pengambilalihan lahan pertanian bernama land grabbing. Bukan hanya negara Teluk, Timur Tengah, Jepang, Cina, Uni Eropa, dan Amerika Utara juga melakukannya. Sasarannya bukan hanya negara berlahan subur, seperti Brasil, Rusia, dan Indonesia, tapi juga negara pertanian miskin, seperti Kamerun dan Etiopia. Cina melakukan produksi pangan dengan sistem outsourcing jauh sebelum krisis pangan lewat 30 kesepakatan. Semua memberikan akses eksklusif kepada Cina untuk memproduksi aneka pangan. Menurut Rabobank, saat ini lebih dari 90 lembaga investasi baru dibentuk khusus untuk berinvestasi langsung di lahan-lahan negara berkembang lewat land grabbing.

Kini, di tengah krisis corona, baru terasa bahwa kita seharusnya mendesain kedaulatan pangan untuk memenuhi kebutuhan primer sesuai dengan amanat konstitusi. Agar berdaulat pangan, pertama-tama petani (dalam arti luas) sebagai pelaku utama produksi pangan harus berdaulat. Ini berbeda dengan definisi kedaulatan pangan dalam Undang-Undang Pangan yang menitikberatkan pada hak negara, bangsa, dan masyarakat untuk menentukan sendiri kebijakan dan sistem pangan sesuai dengan potensi sumber daya lokal. Kedaulatan pangan yang hakiki lebih bicara tentang petani, bukan pangan. Maka, kedaulatan pangan lebih tepat dimaknai sebagai kedaulatan petani atas pangan, dari input, proses produksi, sistem perdagangan, hingga konsumsi.

Dengan kata lain, ketahanan pangan yang berkenaan dengan tujuan dan kedaulatan pangan adalah jalan guna mencapainya (Syahyuti, 2018). Untuk bisa berdaulat pangan, orientasi pertama dan utama adalah petani. Petani harus dimuliakan dengan memberikan peluang seluas-luasnya untuk mengakses aneka sumber daya produktif. Pada saat yang sama, harus pula dikembangkan model produksi yang berkelanjutan, sistem perdagangan yang adil, dan pola konsumsi setempat.

Tujuan semua ini hanya satu: petani sejahtera dan bahagia. Jika petani sejahtera dan bahagia, mereka bakal giat berproduksi. Ketika produktivitas tinggi, pangan bakal melimpah, dan harga-harga akan stabil. Harga yang stabil membuat inflasi terkendali, situasi sosial-politik stabil, dan keresahan sosial terkendali. Ini semua menjadi modal penting bagi keberlanjutan pemerintahan.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

9 hari lalu

Andi Timo Pangerang. Foto: Facebook
Politikus Demokrat Timo Pangerang Diduga Rangkap Jabatan, Ada Indikasi Benturan Kepentingan di LPS

Politikus Partai Demokrat A.P.A Timo Pangerang diduga rangkap jabatan sebagai kader partai dan anggota Badan Supervisi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

15 hari lalu

Ilustrasi begal / penyerangan dengan senjata tajam / klitih / perampokan. Shutterstock
Dua Begal Terekam CCTV Saat Beraksi di Grogol Petamburan, Ditangkap di Kuningan dan Bogor

Unit Reskrim Polsek Grogol Petamburan Jakarta Barat mengungkap motif di balik aksi begal ponsel di warteg wilayah Jelambar Baru, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.


Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

18 hari lalu

Vidi Aldiano mengunggah foto dirinya saat bertolak ke Koh Samui, Thailand untuk menjalani terapi melawan kanker ginjal. Foto: Instagram.
Pantang Menyerah Lawan Kanker Ginjal, Vidi Aldiano: Segala Ikhtiar Dilakukan

Vidi Aldiano mengaku mengalami serangan kecemasan saat transit di Bandara Changi, Singapura sebelum melanjutkan perjalanan ke Thailand untuk terapi.


PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

21 hari lalu

Direktur Retail dan Niaga PLN Edi Srimulyanti saat menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging di PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya (UID Jaya) pada Rabu, 3 Juli 2024.
PLN Gandeng 28 Mitra Kembangkan Infrastruktur Catu Daya Kendaraan Listrik

PT PLN (Persero) melakukan langkah besar dalam memperkuat ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dengan menandatangani 30 set Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 28 mitra badan usaha terkait pengembangan dan penyediaan charging.


Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

26 hari lalu

Film Detective Pikachu merupakan film Pokemon live-action pertama dan dikemas lebih modern.
Deretan Film yang Diadaptasi dari Video Game

Adaptasi film yang diambil dari video game menawarkan pengalaman menarik dan menghibur bagi penonton segala usia.


Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

43 hari lalu

Antisipasi Lonjakan Harga menjelang Idul Adha, Dinas Perdagangan Kota Palembang Adakan Pasar Murah. TEMPO/ Yuni Rohmawati
Disdag Palembang Gelar Pasar Murah, Antisipasi Lonjakan Harga Menjelang Idul Adha

Pemerintah Kota Palembang melalui Dinas Perdagangan (Disdag) menggelar pasar murah menjelang hari Raya Idul Adha 2024


Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

57 hari lalu

Salah satu industri game dunia Sony and XBOX ONE, mengikuti pameran ini. Industri game di Inggris menyumbang GDP terbesar bagi Inggris, dengan total nilai transaksi mencapai  1.72 milyar poundsterling. Birmingham, Inggris, 24 September 2015.  M Bowles / Getty Images
Asosiasi Tagih Janji Pemerintah Soal Penguatan Industri Game Nasional, Isu Pendanaan Paling Krusial

Asosiasi game nasional mendesak realisasi Perpres Nomor 19 tahun 2024 soal pengembangan industri game nasional sebelum rezim berganti.


Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

58 hari lalu

Gajah-gajah saat menyiram wisatawan saat berkunjung ke Tangkahan di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara. Gajah-gajah tersebut digunakan bagi wisatawan untuk trekking keliling kawan ini. Tempo/Soetana Monang Hasibuan
Mengenal Tangkahan, Kawasan Ekowisata dan Konservasi Gajah di Taman Nasional Gunung Leuser Sumut

Tangkahan dijuluki sebagai The Hidden Paradise of North Sumatra, karena letaknya yang tersembunyi dengan keindahan alam yang masih alami,


Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

58 hari lalu

Pekerja tengah menyelesaikan proyek pembangunan rumah subsidi di kawasan Sukawangi, Bekasi, Jawa Barat, Senin, 6 Februari 2023. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. targetkan 182.250 unit KPR FLPP dan Tapera, seiring dengan rasio jumlah kebutuhan rumah (backlog) masih tinggi mencapai 12,75 unit. Tempo/Tony Hartawan
Mengenal Tapera yang Akan Memotong Gaji Pegawai Sebesar 3 Persen

Tapera adalah penyimpanan dana yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu


Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

59 hari lalu

Telaga Merdada terlihat dari atas ketinggian 2.500 meter, di Dieng, Banjarnegara, (4/10). Penghujung musim kemarau di Dataran Tinggi Dieng menyuguhkan pemandangan yang eksotis. Aris Andrianto/Tempo
Dieng Caldera Race Digelar 8-9 Juni 2024, Peserta Diajak Lari Menikmati Keindahan dan Dinginnya Dieng

Pada Juni hingga Agustus, suhu udara di ketinggian Dieng mencapai nol derajat Celcius, bahkan minus.